Sirajuddin berkata, “Saya menjelaskan sebuah masalah dengan terperinci, tetapi didalam diri, saya menderita luka”.
Luka itu dirasakan karena seorang penjaga tidak akan membiarkan engkau berbicara. Meskipun tidak dapat melihatnya, secara inderawi, tapi ketika engkau merasa rindu, merasa kasih atau sedang terluka, engkau akan tahu bahwa penjaga yang selalu menjagamu. Sebagai contoh, engkau pergi kedalam air. Engkau merasakan kelembutan, bunga dan tanaman bawah air, tetapi ketika engkau pergi ke sisi lain dikedalaman air, tiba-tiba engkau tergores duri. Maka engkau tahu meskipun tidak melihatnya bahwa sisi yang lain dari kolam itu adalah tempat bunga tumbuh, tempat kenyamanan. Ini dinamakan intuisi dan intuisi lebih nyata dibandingkan dengan pengalaman inderawi. Sebagai contoh, rasa lapar, haus, marah dan kesenangan tidak ada satupun dari hal-hal tersebut yang berwujud, tapi semuanya terasa lebih nyata dibandingkan dengan hal-hal yang berwujud dan terindera. Apabila menutup mata, engkau tidak mampu lagi melihat hal berwujud. Meski demikian, engkau tidak dapat menghalau lapar dari dirimu sendiri dengan tipu muslihat apapun. Sama halnya, panas dan dingin, rasa manis dan rasa pahit pada makanan, semuanya tidak berwujud, tetapi lebih nyata dari pada yang berwujud.
Kenapa engkau menghargai tubuh sedemikian tinggi? Hubungan apa yang engkau miliki dengannya? Engkau mendapatkan makanan tanpanya, terus hidup tanpanya. Saat malam hari, engkau tak memperdulikannya dan pada siang hari engkau disibukkan dengan perhatian pada yang lain. Karena tidak memperhatikannya sesaatpun dan lebih memperhatikan yang lain, mengapa engkau merasa gemetar ketakutan terhadap tubuh? Apa yang menjadi dasar perbandingan antara engkau dan tubuhmu? Engkau berada di lembah dan aku berada ditempat lain”. Tubuh ini adalah penipuan besar, dia berpikir bahwa dirinya mati. Ia memang mati. Katakan, hubungan apa yang engkau miliki dengan tubuh? Ia adalah sihir yang besar. Ketika para penyihir Fir’aun menjadi sadar akan dirinya, mereka mengorbankan tubuhnya. Mereka melihat dirinya memperoleh kehidupan tanpa tubuh ini dan tubuh ini tidak memiliki hubungan dengan mereka. Maka, demikian juga, ketika Ibrahim, Ismail, Nabi dan orang suci menyadari diri, mereka menghentikan perhatian pada tubuh, mereka tak lagi mempedulikan apakah tubuh itu ada atau tidak.
Hallaj, setelah mengambil halusinogen, (semacam zat kimia yang mengakibatkan penggunanya berada antara realitas dan khayalan). Meletakkan kepalanya pada pintu dan menjerit, “Jangan pindahkan pintu! Apabila engkau lakukan, kepalaku akan terjatuh”. Dia berpikir kepalanya terpisah dari tubuhnya dan sedang ditahan pintu. Keadaan kita juga seperti itu, juga keadaan setiap orang. Kita menganggap bahwa kita memiliki hubungan dengan tubuh atau segala hal yang ditopang tubuh kita.
Minggu, 23 Juni 2019
TEMUKANLAH TUHAN MELALUI PELAYAN-PELAYAN-NYA
Penghuni neraka lebih berbahagia di neraka daripada mereka di dunia ini kerena didalam neraka mereka sadar pada Tuhan. Sedangkan di dunia ini mereka tidak sadar. Tidak ada yang lebih manis daripada kesadaran pada Tuhan. Nalar didalam neraka merindukan dunia ini sedemikian rupa hingga mereka mampu melakukan sesuatu agar sadar pada pengejawantahan rahmat, tidak karena dunia ini lebih menyenangkan daripada neraka. Kaum munafik ditempatkan pada lapis terendah neraka karena meskipun iman ditawarkan pada mereka, berkenaan kuatnya ketikdakimanan, mereka tidak melakukan untuk bisa menyadari Tuhan. Kejahilan orang kafir tidak menawarkan iman. Karena ketidakimanannya lemah, mereka akan jadi sadar dengan siksaan lebih sedikit.
ANTARA PENGETAHUAN INDRAWI DAN PENGETAHUAN RELIGIUS
Pengetahuan apapun yang muncul melalui perintah dan pendapatan didalam dunia ini adalah pengetahuan “tubuh”. Pengetahuan yang muncul setelah kematian adalah pengetahuan “religius”. Mengetahui apakah “Aku adalah Tuhan” adalah pengetahuan tubuh, menjadi “Aku adalah Tuhan” adalah pengetahuan religius. Melihat kobaran dan cahaya lampu adalah pengetahuan tubuh, membakar kedalam kobaran atau cahaya lampu adalah pengetahuan religius, segala sesuatu yang “melihat” adalah pengetahuan religius, segala sesuatu yang “mengetahui” adalah pengetahuan tubuh.
Jumat, 21 Juni 2019
ADA SURGA DALAM KERAJAAN JIWA, IA MENGUASAI SURGA DUNIA INI
Setiap pencinta mengalami sakit hati yang tidak dapat disembuhkan oleh obat manapun, tidak dengan tidur atau mengelana atau makan. Rasa sakitnya hanya bisa diobati dengan melihat kekasihnya. “Menemui teman, menyembuhkan penyakit”. Apabila seorang munafik dihubungkan dengan orang beriman, dia akan segera mempengaruhi mereka untuk menjadi orang beriman, sebagaimana Tuhan mengatakan, “Ketika mereka menemui yang beriman, mereka berkata, Kami memang beriman (QS. 2 : 14). Apabila orang munafik dapat demikian terpengaruh, apakah dampak yang akan terjadi pada orang beriman? Pertimbangkan, betapa kain wol berubah jadi karpet berhias karena berhubungan dengan orang pintar. Lihatlah betapa bumi berubah menjadi istana yang indah karena berhubungan dengan orang pintar. Apabila perkumpulan dengan kepintaran memiliki dampak pada benda tidak hidup seperti itu, pikirkan dampak apa yang akan terjadi ketika orang beriman berhubungan dengan yang lain. Benda tidak hidup diangkat kepada jenjang yang lebih berharga sedemikian rupa melalui hubungannya dengan jiwa dan intelek parsial. Apabila seluruhnya adalah bayang-bayang intelek parsial. Apabila seorang manusia dapat menyimpulkan orang lain dari bayangannya, maka, intelek dan akal macam apa yang menghasilkan surga, matahari, bulan, tujuh lapis bumi dan seluruh yang berada diantaranya. Semua benda itu adalah bayang-bayang dari Intelek Universal. Seperti halnya cahaya intelek parsial sesuai dengan bayang-bayang pada seseorang, bayang-bayang Intelek Universal yang adalah benda nyata, tentu sesuai dengannya.
Kamis, 20 Juni 2019
CINTA TAK MELAHIRKAN PENGHAMBAAN
Sejumlah orang mengatakan bahwa cinta meniscayakan penghambaan, tetapi sebenarnya tidaklah demikian, malah, perintah kekasihlah yang meniscayakan pelayanan. Apabila kekasih menginginkan pencinta untuk merendahkan diri, penghambaan akan muncul dari si pencinta. Apabila kekasih tidak menginginkan pembudakan, pencinta akan berhenti dari merendahkan dirinya. Menolak untuk melayani tidak membatalkan cinta. Apabila pencinta tidak melakukan pelayanan, cinta didalam dirinya tetap menginginkannya. Cinta adalah hal yang paling utama, sedangkan pelayanan adalah hal sekunder setelah cinta.
ANTARA AINUDDIN DAN MU’INUDDIN
Mendengar sesuatu terus-menerus sama baiknya dengan melihatnya. Sebagai contoh, ibu atau bapakmu mengatakan padamu bahwa mereka telah melahirkan engkau. Meskipun engkau bukan saksi mata atas peristiwa yang terjadi, karena engkau terus mendengar peristiwa itu berkali-kali dari ibu atau bapakmu, engkau seakan melihat peristiwa itu, ia menjadi kenyataan bagimu. Bahkan seseorang mengatakan bahwa mereka tidak melahirkanmu, engkau tidak akan mendengarkan ucapannya. Contoh yang lainnya, engkau sering mendengar orang menceritakan tentang keberadaan Bhagdad dan Makkah, karena seringnya mendengar cerita itu, engkau seakan telah melihatnya. Bahkan jika mereka bersumpah bahwa kedua kota itu tidak ada, engkau tidak akan mempercayainya. Maka kami tahu ketika telinga mendengar sesuatu terus-menerus, ia akan menyerap pengalaman sebagaimana dia melihat suatu kenyataan.
KEBAIKAN ILAHI ADALAH CINTA ILAHI
Abu Bakar tidak dijadikan rujukan Kaum Muslim karena banyaknya shalat, puasa dan sedekah. Dia dijadikan rujukan dan dihormati karena apa yang ada dalam hatinya.
Yang dimaksudkan dengan hal itu adalah bahwa, keunggulan Abu Bakar dibandingkan orang lain tidak berhubungan dengan shalat dan puasanya, melainkan berhubungan dengan kebaikan Ilahi yang dia nikmati. Dan kebaikan itulah cinta Tuhan.
Yang dimaksudkan dengan hal itu adalah bahwa, keunggulan Abu Bakar dibandingkan orang lain tidak berhubungan dengan shalat dan puasanya, melainkan berhubungan dengan kebaikan Ilahi yang dia nikmati. Dan kebaikan itulah cinta Tuhan.
DIA TERLALU LEMBUT UNTUK DAPAT KAU LIHAT
Seorang pelamun berkata, “engkau menyatakan ada sesuatu diluar lingkaran langit dan bola bumi ini yang dapat aku lihat. Menurut pendapatku, tidak ada apa-apa disana selain hal ini. Apabila memang ada, tunjukkan kepadaku dimanakah tempat itu!”
KAU AKAN MENEMUKAN SUMBER CAHAYA DENGAN MENGIKUTI SINARNYA
Seorang mistik berkata, “Aku pergi ke ruang api sebuah pemandian untuk beristirahat, karena tempat itu telah menjadi tempat perlindungan bagi sejumlah orang suci. Aku melihat kepala tukang api memiliki wakil yang bekerja dengan keras. Kepala itu mengatakan kepadanya untuk melakukan dengan cekatan. Tukang api-pun dengan kecepatan laki-laki yang taat pada perintah itu.
“Ya, dia berkata, ‘jadilah laki-laki yang cekatan di tempatku’”.
“Aku tertawa dan kecemasanku berakhir karena aku melihat seluruh majikan di dunia ini berlaku sama dengan bawahannya yang tidak penting”.
“Ya, dia berkata, ‘jadilah laki-laki yang cekatan di tempatku’”.
“Aku tertawa dan kecemasanku berakhir karena aku melihat seluruh majikan di dunia ini berlaku sama dengan bawahannya yang tidak penting”.
Rabu, 19 Juni 2019
CARILAH GURUMU DAN BERSEMAYAMLAH DALAM KEDAMAIANNYA
Akmaluddin berkata, “Aku mencintai guru kita dan ingin melihatnya. Aku bahkan tidak pernah berpikir tentang dunia selanjutnya karena aku memperoleh kenyamanan seperti itu didalam citra guru kami, bahwa aku mampu melakukan tanpa gagasan dan pikiran seperti itu. Aku menemukan kedamaian didalam keindahan dirinya dan aku memperoleh banyak kenikmatan hakikat dari bentuk atau citranya”.
PIKIRAN ADALAH JARING UNTUK MENANGKAP MANGSA
Pikiranmu sedang tenang. Bagaimana bisa? Karena pikrian adalah hal yang sangat berharga. Pikiran seperti jaring dan jaring harus selalu dalam keadaan baik agar bisa digunakan untuk menangkap mangsa. Apabila pikiran terganggu, berarti jaring koyak dan menjadi tak berguna. Maka, janganlah berlebihan dalam cinta atau benci kepada siapapun, karena kedua hal itu akan membuat jaring terkoyak. Kesederhanaan, dalam perkara ini adalah suatu keniscayaan. Yang kumaksudkan dengan cinta yang tidak boleh berlebihan adalah cinta untuk selain Tuhan. Tapi apabila berbicara tentang cinta kepada Tuhan maka tak ada lagi pembatasan yang ekstrem. Semakin tebal rasa cinta, semakin baik. Ketika cintamu untuk selain Tuhan berlebihan, engkau mengharapkan agar dia selamanya berada dalam keberuntungan yang baik, sebuah kemustahilan wujud karena semua orang tunduk pada perputaran roda nasib. Karena keadaan manusia terus menerus berada dalam perubahan dan engkau berharap agar dia selalu berada dalam keberuntungan baik terus menerus, pikiranmu menjadi terganggu.
CINTAILAH SETIAP ORANG DAN HIDUPLAH DI TAMAN PENUH KEDAMAIAN
Seseorang berkata, “Qadi Izzuddin mengirim salamnya dan selalu berbicara memujimu”.
Semoga ingatan yang baik dari setiap orang yang berbicara baik tentang kita bertahan lama di dunia.
Apabila berbicara baik kepada yang lain, kebaikan akan kembali kepadamu. Kebaikan dan pujian dari yang lain yang engkau katakan, pada hakikatnya adalah untuk dirimu sendiri. Kesejajaran akan terjadi ketika seseorang menanami taman dan tanaman obat disekitar rumahnya. Setiap saat memperhatikan, dia melihat bunga dan tanaman obat. Apabila membiasakan diri berbicara baik kepada orang lain, engkau selalu berada didalam “surga”. Ketika melakukan kebaikan untuk orang lain, engkau akan menjadi temannya. Dan kapanpun berpikir tentang engkau, dia akan memikirkan dirimu sebagai teman dan pikiran seorang teman, terasa mendamaikan sebagaimana bunga di taman. Ketika engkau berbicara buruk kepada orang lain, engkau bisa menjadi buruk didalam pandangannya sehingga kapanpun memikirkanmu dia akan membayangkan ular atau kalajengking atau duri dan tanaman liar berduri. Sekarang, apabila dapat melihat pada bunga di taman siang dan malam, kenapa engkau mesti mengelana didalam potongan kayu atau lubang ular? Cintailah setiap orang hingga engkau, selalu berada didalam bunga-bunga taman. Apabila membenci setiap orang dan membayangkan musuh dimanapun, itu seperti mengembara siang dan malam didalam potongan kayu keras dan lubang ular.
Semoga ingatan yang baik dari setiap orang yang berbicara baik tentang kita bertahan lama di dunia.
Apabila berbicara baik kepada yang lain, kebaikan akan kembali kepadamu. Kebaikan dan pujian dari yang lain yang engkau katakan, pada hakikatnya adalah untuk dirimu sendiri. Kesejajaran akan terjadi ketika seseorang menanami taman dan tanaman obat disekitar rumahnya. Setiap saat memperhatikan, dia melihat bunga dan tanaman obat. Apabila membiasakan diri berbicara baik kepada orang lain, engkau selalu berada didalam “surga”. Ketika melakukan kebaikan untuk orang lain, engkau akan menjadi temannya. Dan kapanpun berpikir tentang engkau, dia akan memikirkan dirimu sebagai teman dan pikiran seorang teman, terasa mendamaikan sebagaimana bunga di taman. Ketika engkau berbicara buruk kepada orang lain, engkau bisa menjadi buruk didalam pandangannya sehingga kapanpun memikirkanmu dia akan membayangkan ular atau kalajengking atau duri dan tanaman liar berduri. Sekarang, apabila dapat melihat pada bunga di taman siang dan malam, kenapa engkau mesti mengelana didalam potongan kayu atau lubang ular? Cintailah setiap orang hingga engkau, selalu berada didalam bunga-bunga taman. Apabila membenci setiap orang dan membayangkan musuh dimanapun, itu seperti mengembara siang dan malam didalam potongan kayu keras dan lubang ular.
Selasa, 18 Juni 2019
IKUTILAH GETARAN YANG SELALU MENGGEDOR-GEDOR HATIMU
Ketika pertama kali mulai menggubah puisi, muncul dorongan yang menyebabkan aku untuk menggubahnya. Pada saat itu terasa sangat efektif. Bahkan sekarang, ketika dorongan telah lesu dan “tenggelam” ia masih efektif. Itu adalah cara Tuhan memelihara sesuatu ketika dia “terbit”, ketika banyak akibat, banyak hikmah dilahirkan. Bahkan ketika tenggelam, pemeliharaan itu tetap bertahan. Julukan Tuhan dari barat dan timur (QS. 26 : 28) berarti bahwa Tuhan memelihara baik motivasi yang terbit dan yang tenggelam.
ENGKAU HANYA GAGASAN, SELEBIHNYA HANYALAH TULANG DAN DAGING
Sebuah pertanyaan telah diajukan berkenaan dengan makna bait puisi ini:
Ah, saudara, sebenarnya engkau hanyalah gagasan,
Selainnya, hanyalah tulang dan daging!
Pertimbangkan makna ini, kata “gagasan” merujuk pada gagasan khusus yang telah kita ungkapkan dengan perkataan gagasan pada maknanya yang paling luas, tetapi didalam kenyataanya itu bukanlah gagasan. Apabila demikian, berarti yang dimaksudkan bukanlah istilah yang dipahami secara umum oleh manusia. Apa yang kita maksudkan dengan kata gagasan adalah pada makna hakikinya. Apabila seseorang ingin penafsiran lebih rendah yang bisa dilakukan orang umum, biarkan dia berkata, “Manusia adalah binatang yang memiliki ucapan rasional”. Kekuatan ucapan rasional adalah “gagasan”, baik tersirat maupun tersurat. Yang tidak memiliki itu, adalah binatang. Maka, memang benar untuk mengatakan bahwa manusia terdiri dari “gagasan” dan selain itu hanyalah tulang dan daging.
Ah, saudara, sebenarnya engkau hanyalah gagasan,
Selainnya, hanyalah tulang dan daging!
Pertimbangkan makna ini, kata “gagasan” merujuk pada gagasan khusus yang telah kita ungkapkan dengan perkataan gagasan pada maknanya yang paling luas, tetapi didalam kenyataanya itu bukanlah gagasan. Apabila demikian, berarti yang dimaksudkan bukanlah istilah yang dipahami secara umum oleh manusia. Apa yang kita maksudkan dengan kata gagasan adalah pada makna hakikinya. Apabila seseorang ingin penafsiran lebih rendah yang bisa dilakukan orang umum, biarkan dia berkata, “Manusia adalah binatang yang memiliki ucapan rasional”. Kekuatan ucapan rasional adalah “gagasan”, baik tersirat maupun tersurat. Yang tidak memiliki itu, adalah binatang. Maka, memang benar untuk mengatakan bahwa manusia terdiri dari “gagasan” dan selain itu hanyalah tulang dan daging.
Senin, 17 Juni 2019
DI DUNIA SANA, TAK ADA DUALITAS
Sebuah pertanyaan dilontarkan berkenaan dengan penafsiran baris puisi ini, “Ketika hasrat mencapai akhirnya, persahabatan berbalik jadi permusuhan sepenuhnya”.
Dibandingkan dengan dunia persahabatan, dunia permusuhan adalah dunia yang sangat sulit dan orang-orang kabur dari dunia permusuhan untuk mencapai dunia persahabatan. Walaupun dunia persahabatan terkait dengan suatu dunia dimana dunia persahabatan dan dunia permusuhan memperoleh keberadaan mereka. Persahabatan dan permusuhan, iman dan kafir, merupakan penyebab adanya dualitas karena kekafiran adalah penolakan dan karena jika satu hal yang ditolak pasti ada seseorang yang menolaknya. Sama halnya, jika ada satu hal diakui, pasti ada seseorang yang mengakuinya. Maka, jelaslah bagi kita bahwa persetujuan dan pertentangan adalah penyebab adanya dualitas. Sementara itu, dunia lain, melampaui kategori iman dan kafir, persahabatan dan permusuhan. Karena persahabatan adalah penyebab dualitas dan karena ada suatu dunia dimana tak ada tempat untuk dualitas, dan karena ada suatu dunia dimana tak ada tempat untuk dualitas dan yang ada hanyalah persetujuan murni, maka ketika seseorang mencapai dunia itu, dia akan melepaskan kategorisasi persahabatan dan permusuhan karena dua hal itu tak ada disana. Ketika seseorang telah mencapai dunia itu, dia terpisahkan dari dualitas. Maka, jika dibandingkan dengan dunia yang telah dicapainya sekarang, dunia yang dia alami sebelumnya, dunia dualitas, cinta dan persahabatan adalah lebih rendah dan rusak. Ketika telah mengetahui hal itu, maka seseorang akan merasa enggan dan tidak lagi berhasrat. Ketika persahabatan Mansur dengan Tuhan telah mencapai batas akhir logika, dia menjadi musuh bagi dirinya dan menghancurkan dirinya. Dia berkata, “Aku adalah yang Nyata,” aku telah meninggal, hanya Tuhan yang tersisa. Untuk mengatakan ini, hanya Tuhan yang ada, benar-benar kerendahhatian dan pembudakan. Adalah congkak dan sombong untuk mengatakan, “Engkau Tuhan, aku pelayan”, karena dengan perkataan ini engkau menyepakati keberadaan dirimu dan dualitas niscaya akan mengikutimu. Ketika engkau berkata, “Dia Tuhan”, dalam ungkapan ini ada pula dualitas. Karena penggunaan orang ketiga “dia”, tidak mungkin kecuali ada orang pertama “aku”. Maka, karena tidak ada hal yang ada selain Tuhan, hanya Dia yang dapat berkata. “Aku adalah Tuhan”, Mansur telah meninggal dunia, maka kata-katanya adalah milik Tuhan.
Dibandingkan dengan dunia persahabatan, dunia permusuhan adalah dunia yang sangat sulit dan orang-orang kabur dari dunia permusuhan untuk mencapai dunia persahabatan. Walaupun dunia persahabatan terkait dengan suatu dunia dimana dunia persahabatan dan dunia permusuhan memperoleh keberadaan mereka. Persahabatan dan permusuhan, iman dan kafir, merupakan penyebab adanya dualitas karena kekafiran adalah penolakan dan karena jika satu hal yang ditolak pasti ada seseorang yang menolaknya. Sama halnya, jika ada satu hal diakui, pasti ada seseorang yang mengakuinya. Maka, jelaslah bagi kita bahwa persetujuan dan pertentangan adalah penyebab adanya dualitas. Sementara itu, dunia lain, melampaui kategori iman dan kafir, persahabatan dan permusuhan. Karena persahabatan adalah penyebab dualitas dan karena ada suatu dunia dimana tak ada tempat untuk dualitas, dan karena ada suatu dunia dimana tak ada tempat untuk dualitas dan yang ada hanyalah persetujuan murni, maka ketika seseorang mencapai dunia itu, dia akan melepaskan kategorisasi persahabatan dan permusuhan karena dua hal itu tak ada disana. Ketika seseorang telah mencapai dunia itu, dia terpisahkan dari dualitas. Maka, jika dibandingkan dengan dunia yang telah dicapainya sekarang, dunia yang dia alami sebelumnya, dunia dualitas, cinta dan persahabatan adalah lebih rendah dan rusak. Ketika telah mengetahui hal itu, maka seseorang akan merasa enggan dan tidak lagi berhasrat. Ketika persahabatan Mansur dengan Tuhan telah mencapai batas akhir logika, dia menjadi musuh bagi dirinya dan menghancurkan dirinya. Dia berkata, “Aku adalah yang Nyata,” aku telah meninggal, hanya Tuhan yang tersisa. Untuk mengatakan ini, hanya Tuhan yang ada, benar-benar kerendahhatian dan pembudakan. Adalah congkak dan sombong untuk mengatakan, “Engkau Tuhan, aku pelayan”, karena dengan perkataan ini engkau menyepakati keberadaan dirimu dan dualitas niscaya akan mengikutimu. Ketika engkau berkata, “Dia Tuhan”, dalam ungkapan ini ada pula dualitas. Karena penggunaan orang ketiga “dia”, tidak mungkin kecuali ada orang pertama “aku”. Maka, karena tidak ada hal yang ada selain Tuhan, hanya Dia yang dapat berkata. “Aku adalah Tuhan”, Mansur telah meninggal dunia, maka kata-katanya adalah milik Tuhan.
Selasa, 11 Juni 2019
MANISNYA GULA HANYA TERASA SETELAH MERASAKAN KEPAHITAN
“Kau tak akan menemukan apa-apa hingga kau mencarinya kecuali kekasih yang tercinta, yang tak akan engkau cari hingga kau temukan”. Bagi manusia, mencari berarti menelusuri sesuatu yang belum ia temukan, ia mencarinya siang dan malam. Adalah suatu hal yang aneh bagi manusia yang telah menemukan sesuatu atau telah mencapainya, kemudian dia melakukan pencarian. Sebab pencarian hanyalah untuk hal baru yang belum pernah ditemukan. Pencarian ini, yakni perbuatan mencari apa yang telah ditemukan, adalah pencarian Tuhan karena Tuhan telah “menemukan” segala sesuatu. Segala sesuatu telah berada dalam ke-Mahakuasaan-Nya. Yang Maha Esa dan Mahamulia berfirman, “JADI” dan segala sesuatu menjadi demikian (QS. 6 : 73). Dia adalah Penemu karena Dia telah menemukan segala sesuatu, meski demikian, Dia adalah Pencari karena dia diketahui sebagai “Pencari, yang Menguasai”. Ini bagaikan mengatakan, “Ah, manusia, sejauh engkau berada didalam pencarian ini, yang sementara dan bersifat manusiawi, engkau berada jauh dari tujuanmu. Apabila pencarianmu sendiri melalui pencarian Tuhan, apabila pencari Tuhan menguasai pencarianmu maka engkau akan jadi pencari melalui pencarian Tuhan.
KARENA TAK ADA YANG LEBIH INDAH DARI-MU, AKU BAWAKAN CERMIN UNTUK-MU
Seseorang mengatakan bahwa kami datang untuk mengetahui masing-masing dari setiap keadaan umat manusia. Tidak satu kotapun dari keadaan dan sifat manusia atau humor panas dan dinginnya yang bisa membuat kami lari. Masih belum dipastikan pada bagian apa darinya yang akan ada selamanya.
Apabila mampu diketahui dengan kata-kata, maka usaha penggunaan seperti itu niscaya tidak diperlukan lagi dan tidak seorangpun perlu pergi menuju derita atau kerja keras seperti itu. Untuk contoh, seseorang datang ke pantai. Setibanya disana, dia tidak melihat apa-apa selian ombak, buaya dan ikan. Dia berkata, “Dimanakah mutiara? Barangkali tidak ada mutiara disana”. Bagaimana mungkin seseorang akan memperoleh mutiara hanya dengan melihat laut? Bahkan apabila dia mengukur laut cangkir demi cangkir ribuan kali, mutiara tidak akan pernah ditemukan. Orang harus jadi penyelam untuk menemukan mutiara dan tidak setiap penyelaman akan menemukan mutiara, hanya orang yang beruntung saja dan orang-orang yang sudah terlatih.
Apabila mampu diketahui dengan kata-kata, maka usaha penggunaan seperti itu niscaya tidak diperlukan lagi dan tidak seorangpun perlu pergi menuju derita atau kerja keras seperti itu. Untuk contoh, seseorang datang ke pantai. Setibanya disana, dia tidak melihat apa-apa selian ombak, buaya dan ikan. Dia berkata, “Dimanakah mutiara? Barangkali tidak ada mutiara disana”. Bagaimana mungkin seseorang akan memperoleh mutiara hanya dengan melihat laut? Bahkan apabila dia mengukur laut cangkir demi cangkir ribuan kali, mutiara tidak akan pernah ditemukan. Orang harus jadi penyelam untuk menemukan mutiara dan tidak setiap penyelaman akan menemukan mutiara, hanya orang yang beruntung saja dan orang-orang yang sudah terlatih.
Senin, 10 Juni 2019
MEMIMPIKAN AIR TIDAK MENGHILANGKAN RASA HAUS
Seseorang memimpin shalat dan membaca, “Orang Arab Gurun lebih keras kepala dengan keingkaran dan kemunafikan mereka” (QS. 9:97). Seorang kepala suku Arab yang hadir saat shalat menampar orang itu dengan keras. Pada rakaat selanjutnya, imam shalat membaca, “Dan orang Arab gurun ada yang beriman kepada Tuhan dan hari akhir” (QS. 9:99). Kepala suku Arab itu berkata, “Tamparan itu mengajarimu suatu pelajaran!”
RASA SYUKUR ADALAH PINTU MENUJU KEBAIKAN
Mengungkapkan terima kasih (rasa syukur) adalah suatu upaya mendekati dan menangkap kebaikan. Ketika mendengar ucapan syukur, engkau seakan bersiap-siap untuk memberi lebih. “Ketika Tuhan mencintai hamba-Nya, Dia membuatnya menderita, apabila dia sabar, Dia akan memilihnya, apabila dia penuh rasa terima kasih, Dia membuat dirinya terpilih”. Sejumlah orang berterima kasih kepada Tuhan karena kutukan-Nya dan sebagian berterima kasih kepada-Nya atas kelembutan-Nya dan keduanya benar. Karena syukur adalah obat yang mengubah kutukan menjadi kelembutan. Manusia berakal sempurna akan penuh berterima kasih karena kekejaman, baik didalam atau diluar keberadaan Tuhan. Manusia seperti itulah yang dipilih Tuhan. Apabila kehendak Tuhan bahwa dia menjadi dasar api neraka, rasa syukur akan menyegerakan maksud-Nya karena keluhan lahiriah adalah penyusutan keluhan batiniah. Nabi Muhammad bersabda “Aku adalah pembunuh yang tertawa”, yakni ketika aku tertawa dihadapan manusia kasar, aku membunuhnya. Apa yang Nabi maksudkan dengan tertawa adalah berterima kasih dan tidak mengeluh.
KOSONGKAN GELASMU DAN ISILAH DENGAN ANGGUR YANG MANIS
Tuhan Yang Mahaterpuja berkehendak atas kebaikan dan kejahatan, tetapi Dia hanya merasa senang oleh kebaikan. Karena Dia mengatakan, “Aku adalah harta yang tersembunyi dan Aku ingin diketahui”. Tidak diragukan lagi bahwa Tuhan berkehendak terhadap perintah positif dan perintah negatif (injungsi). Tetapi perintah positif hanya berlaku ketika orang yang diperintah terhalang secara alamiah terhadap sesuatu yang terlarang baginya untuk mendapatkannya. Orang yang lapar tidak perlu diberitahu lagi untuk memakan manisan dan gul, apabila dia diberi tahu, itu tidak dapat dinamakan perintah, tetapi lebih sebagai perbuatan baik. Perintah negatif (injungsi) juga tidak sah dengan melarang hal yang tidak dihasrati seseorang. Bukanlah perintah yang sah untuk mengatakan, “Jangan memakan batu” atau “Jangan memakan duri”. Apabila hal-hal semacam itu dikatakan, itu tidak dapat dikatakan perintah negatif (injungsi). Maka, agar perintah positif untuk kebaikan dan perintah negatif melawan kejahatan sah, mesti ada jiwa yang menghasrati kejahatan. Menghendaki keberadaan jiwa semacam itu tentu akan menghendaki kejahatan, tetapi Tuhan tidak senang kejahatan. Apabila demikian, Dia tidak akan memerintahkan kebaikan.
MANIS ADALAH KEKASIH, BETAPA MANISNYA KEKASIH
Syeh Ibrahim merupakan seorang Darwisy yang amat berkuasa. Ketika melihatnya, kita seperti diingatkan pada teman-teman kita. Maulana Syamsuddin selalu mengingatnya sebagai seorang yang amat menyenangkan. Dia biasa memanggilnya dengan sebutan “Syeh Brahim Kami”. Panggilan itu mengeratkan hubungan dengannya.
Kebaikan Ilahi adalah satu hal, usaha keras diri sendiri adalah hal lain. Para nabi tidak meraih jenjang kenabian melalui usaha pribadi. Mereka memperroleh pemberian melalui kebaikan Ilahi, tetapi siapapun yang telah mencapai jenjang itu, tentu mereka telah menjalani kehidupan dengan perjuangan yang keras dan kejujuran. Inipun berlaku untuk orang biasa, hingga mereka dapat menyandarkan pada para Nabi dan apa yang mereka katakan. Orang biasa tidak dapat melihat bagian dalam, mereka hanya mampu melihat bagian luar. Dengan mengikuti bagian luar, mereka akan menemukan jalan menuju bagian dalam.
Kebaikan Ilahi adalah satu hal, usaha keras diri sendiri adalah hal lain. Para nabi tidak meraih jenjang kenabian melalui usaha pribadi. Mereka memperroleh pemberian melalui kebaikan Ilahi, tetapi siapapun yang telah mencapai jenjang itu, tentu mereka telah menjalani kehidupan dengan perjuangan yang keras dan kejujuran. Inipun berlaku untuk orang biasa, hingga mereka dapat menyandarkan pada para Nabi dan apa yang mereka katakan. Orang biasa tidak dapat melihat bagian dalam, mereka hanya mampu melihat bagian luar. Dengan mengikuti bagian luar, mereka akan menemukan jalan menuju bagian dalam.
BAHKAN ANJING PUN MEMOHON SAMBIL MENGIBASKAN EKORNYA
“Siapa nama lelaki muda itu?”
“Saifuddin (Pedang Agama)”.
Pedang itu berada didalam sarungnya. Tidak dapat dilihat. “Pedang Agama” adalah yang melaksanakan perang atas nama agama dan yang berjuang semata-mata hanya untuk Tuhan. Dia memahami jalan yang benar dari yang salah dan mengetahui yang murni dari yang palsu. Meski demikian, seseorang mesti melakukan perang pertama-tama dengan diri sendiri dan membuat diri taat. “Mulailah dengan dirimu sendiri”. Seluruh sasaran yang baik mesti dibuat dari diri.
“Saifuddin (Pedang Agama)”.
Pedang itu berada didalam sarungnya. Tidak dapat dilihat. “Pedang Agama” adalah yang melaksanakan perang atas nama agama dan yang berjuang semata-mata hanya untuk Tuhan. Dia memahami jalan yang benar dari yang salah dan mengetahui yang murni dari yang palsu. Meski demikian, seseorang mesti melakukan perang pertama-tama dengan diri sendiri dan membuat diri taat. “Mulailah dengan dirimu sendiri”. Seluruh sasaran yang baik mesti dibuat dari diri.
JADILAH MANGSA TUHAN DAN TERSENYUMLAH
Ketika seseorang memutuskan untuk berjalan kesebuah tempat, dia memiliki pikiran rasional, misalnya, “Apabila aku pergi kesana, kepergianku tentu akan berguna. Aku akan dapat menyelesaikan banyak hal. Urusanku akan jadi teratur, teman-temanku akan senang dan aku akan mengungguli musuhku”. Ini adalah pernyataan. Meski demikian, maksud Tuhan bisa jadi sesuatu yang lain seluruhnya. Demikian banyak strategi dibuat manusia dan demikian banyak usulan dipikirkannya, tetapi tidak satupun yang bisa dicapainya dengan memuaskan. Meski demikian, dia akan terus mengandalkan strateginya dan kebebasannya untuk memilih.
Minggu, 09 Juni 2019
TEMUKANLAH CERMIN YANG TEPAT UNTUK WAJAHMU
Setiap orang mencintai cermin, setiap orang mencintai cermin karena ciri dan kualitasnya yang baik. Tidak sadar atas kenyataan wajahnya sendiri, seseorang lantas menganggap hijab menjadi wajah orang lain dan cermin menjadi cermin bagi wajah orang lain. Bukalah wajahmu hingga engkau dapat menemukan aku adalah cermin bagi wajahmu dan engkau akan tahu bahwa aku adalah sebagus-bagusnya cermin.
Senin, 03 Juni 2019
KATA-KATA BAGAIKAN PENGANTIN PEREMPUAN, PAHAMILAH DENGAN CINTA
Jika dilihat dari luar, sepertinya aku mengabaikan untuk berterima kasih atau mengungkapkan rasa syukur atas kesopnan, kebaikan dan dukungan yang engkau berikan baik secara langsung atau tidak langsung. Hal itu kulakukan bukan karena rasa bangga atau sombong, tidak pula karena tidak tahu membalas kedermawanan orang lain dengan perkataan atau perbuatan. Tetapi karena aku sadar bahwa engkau melakukan hal ini karena iman sejati, ikhlas atas nama Tuhan. Dan kemudian aku membiarkan agar Tuhanlah yang mengungkapkan syukur atas apa-apa yang telah engkau lakukan atas nama-Nya. Apabila aku berterimakasih dan mengetahui rasa kagumku dengan memujimu. Dengan begitu, engkau telah menerima sejumlah ganjaran yang akan diberikan Tuhan kepadamu. Merendahkan hati sendiri, mengungkapkan syukur dan mengagumi orang lain memang kesenangan duniawi. Karena engkau telah mengambil luka di dunia ini untuk menanggung beban atas pengeluaran keuangan dan kedudukan sosial, maka akan lebih baik jika ganjaran tersebut seluruhnya berasal dari Tuhan. Untuk alasan ini aku tidak akan mengungkapkan rasa syukur.
INTELEK PERSIAL SEBAGAI BAGIAN DARI INTELEK UNIVERSAL
Orang yang baru saja datang itu adalah kekasih yang memiliki kerendahan hati. Sifatnya memang demikian. Dia seperti cabang yang memiliki demikian banyak bebuahan hingga menyebabkan cabangnya turun, sementara cabang yang tidak memiliki buah-buahan bagaikan pohon yang menyangga kepalanya tinggi-tinggi. Apabila terlalu banyak bebuahan, cabang akan merunduk karena berat.
MATAHARI AKAN TETAP BERSINAR DAN MENYINARI
Setiap perbaikan dibangun untuk tujuan tertentu. Sebagian dibangun demi mempertunjukkan kemurahan hatinya, sebagian untuk memperoleh kemasyhuran dan sebagian untuk ganjaran surga. Tetapi tujuan benar didalam perbuatan memujakan orang suci, mengagungkan kuburan dan nisan mereka tentulah Tuhan. Orang Suci sendiri tidak membutuhkan pengagungan. Mereka diagungkan didalam dan atas nama mereka sendiri. Apabila satu lampu ingin ditempatkan pada ketinggain, dia ingin begitu karena keinginan yang lain, lampu memancarkan sinar. Tidak peduli tinggi atau rendah, tidak untuk dirinya sendiri. Dia hanya ingin cahayanya menyinari yang lain. Apabila matahari yang diatas langit berada dibawah, ia akan tetap jadi matahari, tetapi dunia akan tetap didalam kegelapan. Dia kemudian ditempatkan diatas, bukan untuk kepentingannya, tetapi untuk kepentingan orang lain. Mudahnya, orang suci lebih penting dari pada kategori “atas” “bawah” dan pengagungan dari orang-orang.
GAGASAN ADALAH DAUN WARNA-WARNI DARI SATU AKAR POHON YANG SAMA
Aku harus pergi ke Toqat karena disana hangat. Di Antaoliapun hangat, tetapi sebagian besar penduduknya adalah orang Yunani. Mereka tidak mengerti bahasa kami, meskipun ada sedikit yang paham. Suatu hari kami berbicara kepada sekelompok orang yang didalamnya ada beberapa orang kafir dan ketika kami berbicara mereka menangis tersedu-sedu dan menuju kekeadaan ekstase. “Apa yang mereka pahami? Apa yang mereka ketahui?” Seseorang bertanya. “Tidak satupun dari ribuan Muslim mampu memahami jenis pembicaraan ini. Apa yang dipahami orang-orang ini hingga mereka meratap seperti itu?” Bukan suatu keniscayaan bagi mereka untuk memahami kata-kata. Mereka memahami inti dari kata-kata itu. Setelah itu, setiap orang akan mengetahui keesaan Tuhan. Dia adalah Pencipta dan Penyangga, Dia mengendalikan segala sesuatu, bahwa segala sesuatu akan kembali kepada Dia. Dan baik hukuman atau pengampunan abadi akan muncul dari Dia. Ketika mendengar kata-kata yang menjabarkan tentang Tuhan, mereka terbenam oleh kegemparan, kerinduan dan hasrat karena sasaran hasrat dan pencarian mereka tampak dalam kata-kata itu. Meskipun caranya bisa jadi berbeda, tetapi tujuannya satu. Tidakkah kalian lihat ada begitu banyak jalan menuju Ka’bah?
AIR KEHIDUPAN BERADA DI TANAH KEGELAPAN
Menjadi satu masalah yang mendasar bagi Ibn Chawusy, bahwa dia mesti menjaga diri dari mempergunjingkan Syeh Salahuddin. Itu harus dilakukan untuk kebaikannya sendiri maupun agar kegelapan yang menyelubunginya akan tersingkapkan. Kenapa Ibn Chawusy berpikir bahwa begitu banyak orang yang meninggalkan rumah, ayah, ibu, keluarga, kerabat serta suku bangsanya dan mengenakan sepatu besi mereka lalu berkelana dari Hindus ke Sindus berharap untuk bisa menemukan manusia yang memiliki aroma dari dunia lain? Betapa banyak manusia telah mati menyesal karena mereka tidak berhasil menemui kenikmatan dengan orang seperti itu? Didalam rumahmu sendiri engkau berhadapan dengan orang seperti itu dan membalikkan punggung kepadanya. Perbuatannya tidak hanya sebuah kemalangan besar, melainkan juga merupakan perbuatan yang sia-sia.
BUNGA TUMBUH DIMUSIM SEMI, SEDIKIT DEMI SEDIKIT
Syarif Paisokhta berkata
Pembuat Rahmat suci itu
Yang mempu melupakan dunia
Dia adalah jiwa sejati.
Dia jiwa yang merdeka
Dia meliputi luasnya pikrianmu
Karena dia tujuan, dia merdeka.
Kata-kata diatas sangat memalukan. Kata-kata itu bukan sanjungan untuk raja tidak pula pujian untuk diri sendiri. Wahai manusia kerdil, kesenangan macam apakah yang diberikan padamu hingga dia mampu berbagi denganmu? Ini bukan cara sahabat yang berbicara, melainkan cara musuh berbicara. Sebab, seorang musuh akan berkata, “Aku tidak berkepentingan padamu. Aku mampu melakukan itu tanpamu”, Perhatikanlah wahai pecinta penuh nafsu, manusia yang ketika berada pada puncak ekstasi kenikmatan akan berkata bahwa kekasihnya mengabaikannya. Dia akan pergi ke penjaga api ruangan pendidih yang berkata, “Sultan tidak mempedulikan aku yang hanya seorang penjaga api. Dia mau melakukannya tanpa bantuan seluruh penjaga api”. Kesenangan macam apa yang dimiliki penjaga api celaka itu atas ketidakpedulian sultan kepadanya? Yang mesti dikatakan penjaga api seharusnya, “Aku berada pada atap tungku pembakaran ketika sultan lewat. Aku menyalaminya dan dia menatap lama kepadaku. Bahkan begitu lewat dia masih memperhatikan aku”. Kata-kata seperti itu akan memberikan kesenangan kepada penjaga api. Pujian semacam apa yang akan diberikan raja bahwa dia tidak mempedulikan penjaga api? Kesenangan macam apa yang diberikan kepada penjaga api?
Pembuat Rahmat suci itu
Yang mempu melupakan dunia
Dia adalah jiwa sejati.
Dia jiwa yang merdeka
Dia meliputi luasnya pikrianmu
Karena dia tujuan, dia merdeka.
Kata-kata diatas sangat memalukan. Kata-kata itu bukan sanjungan untuk raja tidak pula pujian untuk diri sendiri. Wahai manusia kerdil, kesenangan macam apakah yang diberikan padamu hingga dia mampu berbagi denganmu? Ini bukan cara sahabat yang berbicara, melainkan cara musuh berbicara. Sebab, seorang musuh akan berkata, “Aku tidak berkepentingan padamu. Aku mampu melakukan itu tanpamu”, Perhatikanlah wahai pecinta penuh nafsu, manusia yang ketika berada pada puncak ekstasi kenikmatan akan berkata bahwa kekasihnya mengabaikannya. Dia akan pergi ke penjaga api ruangan pendidih yang berkata, “Sultan tidak mempedulikan aku yang hanya seorang penjaga api. Dia mau melakukannya tanpa bantuan seluruh penjaga api”. Kesenangan macam apa yang dimiliki penjaga api celaka itu atas ketidakpedulian sultan kepadanya? Yang mesti dikatakan penjaga api seharusnya, “Aku berada pada atap tungku pembakaran ketika sultan lewat. Aku menyalaminya dan dia menatap lama kepadaku. Bahkan begitu lewat dia masih memperhatikan aku”. Kata-kata seperti itu akan memberikan kesenangan kepada penjaga api. Pujian semacam apa yang akan diberikan raja bahwa dia tidak mempedulikan penjaga api? Kesenangan macam apa yang diberikan kepada penjaga api?
IMAN ADALAH LAYAR PADA PERAHU DIRI MANUSIA
Siang dan malam kalian berjuang memperbaiki sifat perempuan dan memurnikan kekotorannya. Akan lebih baik memurnikan dan memperbaiki dirimu sendiri melalui dia daripada memurnikan dia melalui kalian. Pergilah kepadanya dan menyerahlah pada apapun yang dia katakan, meskipun tampak absurd. Bahkan apabila semangatmu adalah suatu kebajikan, abaikan itu karena sifat baik ini memungkinkan keburukan memasukimu. Untuk alasan inilah Nabi Muhammad bersabda, “Tidak ada (konsep) kependetaan dalam Islam!” Seorang pendeta memencilkan diri dalam kesunyian di pegunungan, menjauhkan diri dari perempuan dan mengabaikan dunia. Tuhan menunjukkan kepada Muhammad sebuah cara yang sederhana untuk memperbaiki dirinya, yaitu menikahi perempuan, menahan kesewenang-wenangan, mendengarkan keabsurdan dan membiarkan mereka menungganginya. Engkau memiliki watak yang terhormat (QS. 68 : 4). Menderita dan menahan kesewenang-wenangan dari orang lain akan membersihkan kekotoran diri sendiri. Sifat kalian akan menjadi baik dengan bersi\kap sabar dan akan menjadi buruk melalui penguasaan dan penyerangan terhadap orang lain. Ketika menyadari hal tersebut, murnikanlah dirimu. Anggaplah mereka sebagai pakaian atau sebagai media yang dengan itu kalian mampu membersihkan dan memurnikan diri. Apabila tidak mampu menaklukkan jiwa badaniah, maka pikirkan dengan nalar dan pertimbanganmu, lalu katakan, “Biarkan aku berpikir bahwa kita belum menikah. Dia adalah perempuan yang penuh kenikmatan. Dia pelacur. Kepadanya aku pergi ketika syahwat menguasai diriku”. Dengan cara inilah engkau akan menghindarkan diri dari kebanggan, iri hati dan kecemburuan kalian.
Minggu, 02 Juni 2019
CARILAH INTI CAHAYA DAN BUKAN BIASNYA
Wacana dibawah ini berkenaan dengan cerita bahwa sejumlah orang pernah berkata kepada Tajuddin Quba’i, “Orang-orang terpelajar ini telah muncul ditengah-tengah kita dan menyebabkan umat kehilangan keimanan mereka dalam agama”.
“Tidak” jawab dia, mereka tidak datang ditengah-tengah kita dan membuat kita tidak lagi beriman. Mereka mampu melakukannya hanya jika, demi Tuhan! Mereka berasal dari tengah-tengah kami”. Sebagai contoh, apabila engkau melilitkan kerah emas pada anjing dan tidak lantas dapat dikatakan anjing pemburu hanya karena kerahnya. Kemampuan berburu adalah bakat sejati pada diri anjing. Tidak peduli apakah kerahnya emas atau wol. Manusia tidak menjadi seorang yang terpelajar karena keindahan turbannya atau mantelnya. Kecendekiaan adalah kebaikan yang berasal dari hakikat dalam diri seseorang. Semua itu tidak membuat perbedaan apakah kebaikan itu dibalut oleh mantel atau dibawah jubah. Pada jaman Nabi Muhammad terdapat sejumlah orang yang berkomplot untuk merencanakan suatu rekayasa pada agama. Mereka merencanakan untuk meruntuhkan iman seseorang dengan cara hanya meniru ibadah. Kemudian mereka memakai pakaian shalat karena mereka tak akan berhasil didalam rencananya jika mereka tidak keluar dari keyakinannya dan menjadi Muslim.
“Tidak” jawab dia, mereka tidak datang ditengah-tengah kita dan membuat kita tidak lagi beriman. Mereka mampu melakukannya hanya jika, demi Tuhan! Mereka berasal dari tengah-tengah kami”. Sebagai contoh, apabila engkau melilitkan kerah emas pada anjing dan tidak lantas dapat dikatakan anjing pemburu hanya karena kerahnya. Kemampuan berburu adalah bakat sejati pada diri anjing. Tidak peduli apakah kerahnya emas atau wol. Manusia tidak menjadi seorang yang terpelajar karena keindahan turbannya atau mantelnya. Kecendekiaan adalah kebaikan yang berasal dari hakikat dalam diri seseorang. Semua itu tidak membuat perbedaan apakah kebaikan itu dibalut oleh mantel atau dibawah jubah. Pada jaman Nabi Muhammad terdapat sejumlah orang yang berkomplot untuk merencanakan suatu rekayasa pada agama. Mereka merencanakan untuk meruntuhkan iman seseorang dengan cara hanya meniru ibadah. Kemudian mereka memakai pakaian shalat karena mereka tak akan berhasil didalam rencananya jika mereka tidak keluar dari keyakinannya dan menjadi Muslim.
BANYAK PEMBACA AL-QUR’AN, NAMUN DIKUTUK AL-QUR’AN
Ibn Muqri membaca Al-Qur’an dengan bacaan yang benar. Dia membaca bentuk Al-Qur’an dengan benar, tetapi dia tidak mendapatkan petunjuk maknanya. Hal ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa ketika dia sampai pada makna, dia menolaknya. Dia membaca tanpa pengetahuan. Dia “buta”. Dia seperti manusia yang memegang musang dengan tangannya. Apabila ditawari yang lebih baik, dia akan menolaknya. Kita kemudian sadar, dia tidak tahu apa-apa tentang musang. Ketika seseorang mengatakan kepadanya bahwa apa yang dia miliki adalah musang, dia memegang binatang itu. Atau seperti seorang anak yang bermain dengan buah kenari, apabila ditawari kenari minyak atau kenari ini, mereka akan menolaknya. Karena bagi mereka kenari adalah sesuatu yang berputar dan membuat suara bising dan dia akan menolak benda lain yang tidak berputar dan membuat suara bising.
MANUSIA ANTARA NASUT DAN LAHUT
Raja muda berkata, “Pada jaman dahulu kaum kafir pernah menyembah berhala. Dan kini melakukan hal yang sama. Mengapa kita menganggap diri kita Muslim sedangkan kita membungkukkan diri dan tunduk keapda bangsa Mongol? Mengapa kita juga memiliki demikian banyak ‘berhala’ lain didalam diri, berhala rakus, nafsu, dendam dan iri? Karena sebagaimana kita taat kepada itu semua, baik pada berhala yang diluar ataupun berhala yang didalam diri, maka kita sama saja seperti orang kafir. Bagaimana mungkin kita menganggap diri kita Muslim?”
ISI CANGKIR LEBIH UTAMA DIBANDING BENTUKNYA
“Yang tercinta” akan selalu terlihat indah bagi yang mencintainya. Tapi pernyataan itu tidak bisa dibalikkan, tidak setiap keindahan akan selalu dicintai. Keindahan merupakan bagian dari “yang tercinta”. “Yang tercinta” adalah bagian yang utama. Jika cinta telah melingkupi “Yang tercinta” maka keindahan akan mengikutinya dan menjadi bagian dari “yang tercinta”. Bagian dari suatu hal tidak dapat dipisahkan dari keseluruhannya. Bagian mesti menyinggung keseluruhan. Ketika Majnun mencintai Layla, kala itu ada banyak gadis yang lebih cantik daripada Layla. Tetapi Majnun tak mencintai mereka. Ketika dikatakan padanya, “Ada banyak gadis yang lebih cantik daripada Layla. Dan biarkan kami memperlihatkannya kepadamu”. Dia akan selalu menjawab, “Aku tidak mencintai Layla karena bentuk luarnya. Layla bukan bentuk luar, dia bagaikan piala yang aku genggam dan dari sana aku meminum anggur. Aku mencintai anggur yang aku minum. Engkau hanya melihat piala dan tidak menyadari keberadaan anggur. Apa gunanya piala emas untukku bila piala itu hanya berisi cuka atau yang lain selain anggur? Bagiku, labu tua pecah berisi anggur akan lebih baik daripada ribuan piala seperti itu”. Orang membutuhkan cinta dan kerinduan untuk membedakan anggur dari cangkir.
SEMUA DARI LAUT, KEMBALILAH KE LAUT
Didalam diri manusia terdapat cinta, luka, gatal, hasrat, bahkan jika dia memiliki ratusan ribu dunia, dia tidak akan beristirahat atau menemukan ketenangan. Orang bekerja dengan bermacam profesi, kerajinan, pekerjaan. Mereka belajar astrologi, kesehatan dan sebagainya, tetapi mereka tidak merasa tenang karena yang mereka cari tidak dapat didtemukan. Kekasih disebut “dil-aram” (yang memberi ketenangan hati), karena hati menemukan ketenangan melalui kekasih. Bagaimana mungkin menemukan kedamaian melalui yang lain? Semakin cepat seseorang bangun dari sadar, jalan yang panjang semakin pendek dan semakin sedikit kehidupan orang yang akan tersia-siakan pada “anak tangga” ini.
DOA, KEHENINGAN YANG PENUH CINTA
Yesus berbicara tentang doa. Doa adalah jalannya, jalan dari Yesus, untuk menyendiri. Jalan Buddha adalah meditasi, jalan Yesus adalah doa. Tapi kualitas dasarnya adalah sama. Yesus berkata, “Heninglah, bahasa tidak diperlukan”.
Bahasa sangat membantu dalam hal sosial. Dalam bahasa universal, bahasa tidak diperlukan. Bahasa adalah fenomena sosial. Hewan tidak memiliki bahasa karena mereka tidak memiliki masyarakat. Manusia memiliki bahasa karena manusia memiliki masyarakat. Manusia adalah hewan sosial. Ketika engkau mulai bergerak diluar masyarakat, bahasa menjadi tidak relevan. Bahasa adalah untuk berhubungan dengan yang lain, dan Tuhan bukan yang lain, Tuhan adalah inti terdalammu. Tidak membutuhkan bahasa apapun.
Bahasa sangat membantu dalam hal sosial. Dalam bahasa universal, bahasa tidak diperlukan. Bahasa adalah fenomena sosial. Hewan tidak memiliki bahasa karena mereka tidak memiliki masyarakat. Manusia memiliki bahasa karena manusia memiliki masyarakat. Manusia adalah hewan sosial. Ketika engkau mulai bergerak diluar masyarakat, bahasa menjadi tidak relevan. Bahasa adalah untuk berhubungan dengan yang lain, dan Tuhan bukan yang lain, Tuhan adalah inti terdalammu. Tidak membutuhkan bahasa apapun.
SETETES AIR DARI SAMUDRA MAHA LUAS
Syeh Ibrahim mengatakan, kapanpun Saifuddin Farrukh melihat seseorang terpukul, dia akan menyibukkan dirinya dengan mengatakan kepada orang lain, sementara itu pemukulan tetap berlangsung. Didalam perilaku ini, tidak seorangpun mampu jadi perantara bagi orang yang sedang dihukum.
Apapun yang engkau lihat didunia ini adalah sebagaimana yang ada didunia sana. Tetapi hal dari dunia sini hanyalah contoh yang diambil dari dunia sana. Apapun didunia sini telah dibawa dari dunia sana. Tidak ada satu halpun, melainkan Kami memiliki gudangnya dan Kami tidak menyamaratakan setiap bagian, semuanya dalam ketentuan yang sudah ditetapkan (QS. 15 : 21).
Apapun yang engkau lihat didunia ini adalah sebagaimana yang ada didunia sana. Tetapi hal dari dunia sini hanyalah contoh yang diambil dari dunia sana. Apapun didunia sini telah dibawa dari dunia sana. Tidak ada satu halpun, melainkan Kami memiliki gudangnya dan Kami tidak menyamaratakan setiap bagian, semuanya dalam ketentuan yang sudah ditetapkan (QS. 15 : 21).
Langganan:
Postingan (Atom)
Yoga-Kundalini Upanishad Bab III
1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...
-
Burung Derkuku diam sejenak, kemudian bertanya lagi seperti ini: Perkutut, masih ada satu masalah yang belum begitu paham dalam pikiranku, y...
-
Sutra 1.1 Penjelasan Yoga. Sutra 1.2 Yoga adalah pengendalian aktifitas mental. Sutra 1.3 Kemudian kesadaran berdiam dalam bentuknya yang es...
-
Ketika seseorang memutuskan untuk berjalan kesebuah tempat, dia memiliki pikiran rasional, misalnya, “Apabila aku pergi kesana, kepergianku ...