Setiap orang mencintai cermin, setiap orang mencintai cermin karena ciri dan kualitasnya yang baik. Tidak sadar atas kenyataan wajahnya sendiri, seseorang lantas menganggap hijab menjadi wajah orang lain dan cermin menjadi cermin bagi wajah orang lain. Bukalah wajahmu hingga engkau dapat menemukan aku adalah cermin bagi wajahmu dan engkau akan tahu bahwa aku adalah sebagus-bagusnya cermin.
Untuk menjawab seseorang yang mengatakan dia menganggap bahwa nabi dan orang suci berjalan pada kepuasan yang salah dan tidak ada sesuatu yang lain dalam diri mereka selain alasan, baginya dapat dikatakan, “Apakah engkau berbicara melalui topimu atau engkau berbicara dari suatu visi? Apabila engkau memiliki visi dan berbicara darinya, maka sesungguhnya visi telah diaktualisasikan dalam diri seseorang. Ia menjadi sesuatu yang paling berharga serta paling agung didalam seluruh eksistensi. Visi juga merupakan batu loncatan ketulusan nabi karena mereka tidak mengakui apapun kecuali visi seseorang. Sementara itu, apa yang engkau miliki hanyalah pengetahuan, buka visi. Demikian juga, visi dapat diejawantahkan hanya melalui sasaran visi tertentu karena untuk melihat, dalam bentuk kata kerja transitif, membutuhkan sesuatu hal yang lain untuk dilihat dan suatu piranti untuk melihat. Hal yang dilihat adalah hal yang dicari dan piranti untuk melihat adalah pencari atau jalan lain yang berada disekitarnya. Karena penolakanmu itu, pencari yang dicari dan perbuatan melihat, telah disepakati sebagai suatu eksistensi (yang ada). Dan hubungan Tuhan-manusia adalah contoh dimana pernyataan negasi menjadi penegasan dari suatu eksistensi”.
Ada seseorang yang mengatakan bahwa beberapa orang menjadi pengikut seorang dimwit dan merasa segan kepadanya. Untuk hal ini aku berkata bahwa, “syeh dimwir” itu tidaklah lebih inferior daripada batu atau berhala, yang para pemujanya merasa segan dan memujinya, menempatkan harapan kepadanya, merindukannya, meminta kepadanya berbagai hal dan menangis untuknya. Batu tidak mengetahui atau merasakan sesuatu halpun, tetapi Tuhan telah membuat sesuatu yang menjadikan orang-orang menyembah batu tersebut, meskipun batu itu sendiri tidak mengetahui apapun.
Diceritakan bahwa ada seorang faqih yang memukul seorang anak. “Kenapa engkau memukulnya?” seseorang bertanya pada sang faqih. “Apa kejahatannya?”
“Engkau tidak tahu apa yang dilakukan bajingan ini! Dia menumpahkan itu semua!”
“Apa yang telah dilakukannya?” Dosa apa yang telah dilakukannya?”
“Dia melarikan diri ketika telah sampai di puncak”.
Yang dimaksudkan oleh sang faqih, bahwa ketika dia sedang memukuli anak itu, imaji anak itu pergi dan merusak saat-saat puncak. Tidak diragukan lagi bahwa cinta faqih adalah untuk citra tubuh mental si anak, tetapi anak itu tidak tahu apapun tentangnya.
Orang-orang itu mencintai citra mentalnya sendiri atas syeh yang tidak berguna. Syeh yang tidak mengetahui apapun tentang keadaan pemisahan, penyatuan dan tentang kenikmatan (ekstase). Jika seperti itu yang terjadi, maka meskipun cinta terhadap imajinasi yang salah dan tidak pada tempatnya, itu bisa mengantarkannya pada keadaan ekstase, kenikmatannya tidak seperti bercinta dengan kekasih sebenarnya, yang sadar terhadap keadaan pencinta. Kenikmatan lelaki yang memeluk tugu batu didalam kegelapan, berpikir bahwa itu adalah kekasihnya dan menangis sambil meratap, tidak seperti kenikmatan orang yang memeluk kekasihnya yang hidup dan sadar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yoga-Kundalini Upanishad Bab III
1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...
-
Burung Derkuku diam sejenak, kemudian bertanya lagi seperti ini: Perkutut, masih ada satu masalah yang belum begitu paham dalam pikiranku, y...
-
Inti ajaran saya yang esensial adalah: tanpa kepercayaan, tanpa dogma, tanpa iman, tanpa agama, tidak ada yang dipinjam (diambil dari ajara...
-
Sutra 1.1 Penjelasan Yoga. Sutra 1.2 Yoga adalah pengendalian aktifitas mental. Sutra 1.3 Kemudian kesadaran berdiam dalam bentuknya yang es...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar