Minggu, 02 Juni 2019

DOA, KEHENINGAN YANG PENUH CINTA

Yesus berbicara tentang doa. Doa adalah jalannya, jalan dari Yesus, untuk menyendiri. Jalan Buddha adalah meditasi, jalan Yesus adalah doa. Tapi kualitas dasarnya adalah sama. Yesus berkata, “Heninglah, bahasa tidak diperlukan”.

Bahasa sangat membantu dalam hal sosial. Dalam bahasa universal, bahasa tidak diperlukan. Bahasa adalah fenomena sosial. Hewan tidak memiliki bahasa karena mereka tidak memiliki masyarakat. Manusia memiliki bahasa karena manusia memiliki masyarakat. Manusia adalah hewan sosial. Ketika engkau mulai bergerak diluar masyarakat, bahasa menjadi tidak relevan. Bahasa adalah untuk berhubungan dengan yang lain, dan Tuhan bukan yang lain, Tuhan adalah inti terdalammu. Tidak membutuhkan bahasa apapun.

Lalu Yesus berkata, “Dan ketika kamu berdoa, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang munafik, karena mereka suka berdoa berdiri di rumah-rumah ibadah dan ditikungan jalan-jalan supaya mereka terlihat oleh manusia. Sesungguhnya aku berkata kepadamu, mereka mendapat pahala mereka”.

Jangan berdoa supaya orang melihat bahwa engkau sedang berdoa, bahwa engkau religius. Jangan berdoa sebagai tontonan, jangan membuatnya menjadi pertunjukkan. Tindakan itu mencemarkan kesucian. Doa harus dalam kesendirian, tidak perlu orang lain tentang hal itu. Tidak perlu. Itu bukan urusan orang lain.

Jika kamu berdoa masuklah kedalam bilikmu. Apa yang dia maksud dengan 'bilik'? Yang Dia maksud menghilangkan semua bahasa dari pikiranmu, semua verbalisasi dari pikiranmu. Saat engkau menghilangkan verbalisasi dari pikiranmu, engkau telah pindah kedunia pribadi sehingga tidak ada orang lain yang dapat pergi kesana. Bahasa dihilangkan,engkau telah menghilangkan seluruh dunia. Bayangkan saja. Jika sejenak tidak ada bahasa didalam dirimu, lalu dimana dirimu?. Engkau tidak lagi disini, tidak lagi didunia ini. Engkau berada didunia yang sama sekali berbeda dengan dunia ini. Bila tidak ada bahasa didalam dirimu, engkau benar-benar pribadi. Bahasa membuat dirimu umum. Tidak ada bahasa yang membuat engkau pribadi.

Inilah yang Yesus maksudkan saat dia mengatakannya, “tetapi jika kamu berdoa masuklah kedalam bilikmu”, tinggalkan semua bahasa dan verbalisasi. Semua komunikasi harus ditinggalkan. Engkau hanya harus berada disana hening, hadir tapi sama sekali bukan vebal, tidak mengatakan apapun.

“Dan ketika kamu menutup pintumu”. Ketika pintu bahasa, secara lisan, pikiran linguistik telah ditutup, berdoalah kepada Bapamu secara rahasia, maka bersukacitalah, bersyukurlah . Lalu sujudlah ke Yang Tidak Diketahui. Lalu menyerah secara total dihadapan misteri. Lalu kemudian ada rasa kagum, rasa takjub. Inilah doa itu. Inilah jalan masuk dari ego menuju ke universal.

Bahasa adalah media untuk berhubungan dengan orang lain dan keheningan adalah medium untuk berhubungan dengan Tuhan karena Tuhan bukanlah yang lain. Hanya dengan keheningan engkau berkomunikasi dengan batinmu sendiri.

Logika adalah jalan didunia, cinta adalah jalan didalam Tuhan. Doa adalah keheningan yang penuh cinta, tidak ada yang lain. Jika engkau bertanya kepadaku apa doa itu, aku akan mengatakan keheningan yang penuh cinta. Hening, tapi benar-benar penuh cinta, melimpah akan cinta. Jika keheningan ada dan cinta tidak ada, maka itu adalah meditasi. Jika keheningan ada disana dan diliputi oleh cinta, harum dengan cinta, maka itu adalah doa, itulah satu-satunya perbedaan. Jika engkau bisa menyirami keheninganmu dengan cinta, itu akan terjadi, menjadi doa. Jika engkau tidak bisa, maka tetap menjadi meditasi. Keduanya mengarah kesana, jadi tidak ada yang lebih tinggi dan lebih rendah, meditasi tidak lebih tinggi, maupun juga doa lebih tinggi.

Ada dua jenis orang didunia, 'pria' dan wanita ', orang-orang kecerdasan dan orang-orang cinta. Yesus termasuk tipe kedua, jalannya adalah jalan cinta. Jalan Buddha adalah jalan kecerdasan. Buddha berkata, Hening saja dan engkau akan melompat dari yang ketiga sampai yang keempat. Yesus berkata, Hening dan penuh cinta, dan engkau akan melompat dari yang ketiga sampai yang keempat. Keduanya adalah jembatan.

Jika cinta itu menarik bagimu, jika engkau merasa bahwa cinta berkesan dihatimu, gagasan itu pas didirimu, maka doa adalah jalanmu. Tapi coba keduanya. Jika engkau bingung, coba keduanya. Apapun yang terasa baik itu baik, karena keduanya sama baiknya dengan yang lain.

Semua kata-kata adalah milik social, Keheningan termasuk yang universal. Dan dalam keheningan transendentalpun lenyap. Pertama-tama bahasa lenyap, lalu keheningan juga. Lalu ada keheningan mutlak saat keheningan juga lenyap. Inilah artinya ketika Yesus mengatakan KERAJAANMU DATANGLAH SEPERTI DI BUMI, SEPERTI DI SURGA. Dia menyerah secara total dalam cinta yang dalam, dalam keheningan.

Dan ingat, ini bukan kata-kata yang harus diulang. Orang-orang Kristen telah salah paham dengan Yesus. Itu bukan kata-kata yang harus diulang, itu adalah perasaan yang harus dihidupi. Bukan kata-kata yang harus diulang, tapi perasaan yang harus dirasakan.

KERAJAANMU DATANGLAH ... Sekarang ini bisa jadi sebuah kata di dalam dirimu, engkau dapat mengulanginya atau ini bisa dirasakan didalam dirimu, KERAJAANMU DATANGLAH. Tidak ada satu katapun yang diucapkan didalam tapi inilah perasaanmu. Tanganmu diangkat untuk menerima kerajaan, engkau menyerah dengan total, hatimu terbuka. Engkau siap untuk Tuhan turun kedalam dirimu.

Apakah engkau melihat perbedaannya? Jangan ulangi kata-kata itu. Biarkan itu menjadi perasaan, dan kemudian akan masuk lebih dalam dan kemudian itu akan benar-benar menjadi doa.

-Osho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...