Pikiranmu sedang tenang. Bagaimana bisa? Karena pikrian adalah hal yang sangat berharga. Pikiran seperti jaring dan jaring harus selalu dalam keadaan baik agar bisa digunakan untuk menangkap mangsa. Apabila pikiran terganggu, berarti jaring koyak dan menjadi tak berguna. Maka, janganlah berlebihan dalam cinta atau benci kepada siapapun, karena kedua hal itu akan membuat jaring terkoyak. Kesederhanaan, dalam perkara ini adalah suatu keniscayaan. Yang kumaksudkan dengan cinta yang tidak boleh berlebihan adalah cinta untuk selain Tuhan. Tapi apabila berbicara tentang cinta kepada Tuhan maka tak ada lagi pembatasan yang ekstrem. Semakin tebal rasa cinta, semakin baik. Ketika cintamu untuk selain Tuhan berlebihan, engkau mengharapkan agar dia selamanya berada dalam keberuntungan yang baik, sebuah kemustahilan wujud karena semua orang tunduk pada perputaran roda nasib. Karena keadaan manusia terus menerus berada dalam perubahan dan engkau berharap agar dia selalu berada dalam keberuntungan baik terus menerus, pikiranmu menjadi terganggu.
Ketika permusuhanmu dengan seseorang terlalu berlebihan, engkau mengharapkan agar musuhmu selamanya bernasib sial dan buruk. Padahal roda kehidupan terus berputar dan demikian pula keadaan musuhmu, kadang-kadang dia beruntung, kadang pula dia sial. Karena tidak mungkin musuhmu selamanya sial, pikiranmu menjadi terganggu.
Pada sisi lain, cinta kepada pencipta menjadi bagian tetap (terus bersemayam) didalam dunia dan seluruh manusia, Zoroastrian, Yahudi, Nasrani, seluruh makhluk. Bagaimana mungkins seseorang tidak mencintai penciptanya? Meskipun cinta seperti itu terus bersemayam, penghalang tertentu menjaganya dibelakang hijab. Apabila penghalang itu diangkat, cinta akan muncul kepermukaaan.
Mengapa hanya membincangkan hal-hal yang ada (exist)? Hal non-wujud (non-entities) juga selalu dalam pengharapan untuk muncul dialam wujud. Non-wujud itu bagaikan empat orang duduk didepan raja, masing-masing berharap dan menduga raja akan memberi mereka sebuah kedudukan. Setiap orang malu satu sama lain karena pengabulan raja atas pengharapannya akan meniadakan yang lain. Karena non-wujud berdiri digaris pengharapan atas Tuhan dan berharap bahwa keberadaan masing-masing akan mendahului yang lainnya, mereka merasa malu didalam keberadaannya. Apabila Non-wujud seperti itu, lalu bagaimanakah keberadaan benda yang ada (exist)? Ia muncul tanpa kejutan bahwa tidak ada satupun yang tidak merayakan pujian kepada-Nya (QS:44), meskipun mengejutkan, tidak ada satupun yang “bukan benda” yang tidak memuji-Nya.
Orang kafir dan yang beriman mencari-Mu.
Mereka berkata, “Dia yang sendiri, Dia tidak memiliki teman”.
Pondasi rumah ini jelek dan mudah roboh. Dukungan utama dunia ini, sebagaimana seluruh tubuh, juga jelek dan mudah roboh. Bahkan tubuh ini tumbuh dengan pertumbuhan yang tak berarti. Ketidakpedulian adalah kekafiran dan agama, karena penolakannya terhadap kekafiran, tidak mungkin ada tanpa keberadaan kekafiran. Maka, wilayah kekafiran, ada sebelum adanya penolakan terhadap kekafiran itu sendiri. Karena yang satu takkan ada tanpa adanya yang lain. Keduanya adalah satu hal tidak dapat dipisahkan. Pencipta keduanya juga satu karena apabila pencipta kedua hal itu tidak satu, keduanya akan dapat dipisahkan, pencipta yang berbeda akan menciptakan setiap satu dari keduanya dan kedua hal itu akan dapat dipisahkan. Karena Pencipta adalah satu, Dia sendiri, tanpa rekanan.
Mereka mengatakan, “Sayid Burhanuddin berbicara sangat baik, tetapi dia terlalu sering mengutip syair Sana’i”.
Hal itu seperti mengatakan bahwa matahari itu baik tetapi terlalu banyak memberikan cahaya. Apakah hal itu sebuah kesalahan? Mengutip kata-kata Sana’i adalah seperti menyinari cahaya pada suatu wacana. Matahari menyorotkan cahayanya pada benda, orang dapat melihat banyak benda dalam cahaya matahari. Maksud dari cahaya matahari adalah melemparkan cahaya pada sesuatu. Meskipun demikian, matahari pada langit ini melemparkan cahaya pada benda yang tidak berguna, matahari di langit adalah kiasan bagi matahari sejati. Engkaupun, sesuai dengan proporsi intelek bagianmu, pastikanlah hatimu menghadap matahari sejati dan mencari cahaya pengetahuannya agar bisa melihat sesuatu yang tidak terpahami dan agar engkau bisa meningkatkan pengetahuanmu. Engkau memiliki pengharapan atas pemahaman dan pengertian sesuatu dari setiap guru dan dari teman. Maka kami menyadari matahari adalah sesuatu yang lain, bukan matahari fisikal, matahari itu merupakan suatu pewahyuan hakikat dan kebenaran. Kamipun menyadari bahwa pengetahuan, kecil, tempat engkau berlindung dan mendapatkan manfaat adalah hal yang sekunder dibandingkan dengan pengetahuan agung tempat pengetahuan, kecilmu hanya menjadi “dinar” dari matahari agung-Nya, “Sinar” ini memanggilmu menuju matahari asli pengetahuan agung. Inilah mereka yang dipanggil dari tempat jauh (QS. 41:44).
Engkau mencoba menarik pengetahuan itu kepadamu. Memang mustahil bagiku untuk menyesuaikan disana dan sukar bagimu untuk tiba kesini, “Aku tidak akan sesuai disana dan akan memakan waktu lama bagimu daatang kesini. Mustahil bagiku cocok disana. Dan sukar bagimu datang kesini”. Rasanya memang mustahil untuk melakukan sesuatu yang mustahil, tetapi tidak mustahil untuk melakukan sesuatu yang sukar. Maka, meskipun sukar, berusahalah dengan keras mencapai pengetahuan agung itu, tetapi jangan berharap bisa menguasainya disini karena hal itu mustahil. Sama halnya, dari cinta mereka pada kekayaan Tuhan, orang kaya mengumpulkan uang melalui “cahaya” kemakmuran. “Cahaya” kemakmuran ini berkata, “Aku memanggilmu dari kemakmuran agung itu. Kenapa engkau mencoba menarikku ketempat yang tidak cukup untukku? Datanglah agak mendekat menuju kemakmuran ini!”
Singkatnya, hal utama terletak pada akhirnya dan semoga itu layak dipuji. Yang layak puji diakhir itu bagaikan pohon yang akarnya kuat menegakkan di taman spiritual dan yang cabang dan buahnya tergantung ditempat lain. Ketika buah jatuh, pada akhirnya harus diambil kembali ke taman tempat akarnya berada. Didalam contoh lain, terdapat pengagungan dan berteriak “puji tuhan” didalam bentuk luar. Tetapi karena akarnya berada didunia ini, seluruh buahnya juga dibawah didunia ini. Apabila kedua tanaman itu berada di taman dunia lain, maka itulah yang dimaksud dengan cahaya diatas cahaya (QS. 24:35).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yoga-Kundalini Upanishad Bab III
1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...
-
Burung Derkuku diam sejenak, kemudian bertanya lagi seperti ini: Perkutut, masih ada satu masalah yang belum begitu paham dalam pikiranku, y...
-
Inti ajaran saya yang esensial adalah: tanpa kepercayaan, tanpa dogma, tanpa iman, tanpa agama, tidak ada yang dipinjam (diambil dari ajara...
-
Sutra 1.1 Penjelasan Yoga. Sutra 1.2 Yoga adalah pengendalian aktifitas mental. Sutra 1.3 Kemudian kesadaran berdiam dalam bentuknya yang es...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar