Rabu, 19 Juni 2019

CARILAH GURUMU DAN BERSEMAYAMLAH DALAM KEDAMAIANNYA

Akmaluddin berkata, “Aku mencintai guru kita dan ingin melihatnya. Aku bahkan tidak pernah berpikir tentang dunia selanjutnya karena aku memperoleh kenyamanan seperti itu didalam citra guru kami, bahwa aku mampu melakukan tanpa gagasan dan pikiran seperti itu. Aku menemukan kedamaian didalam keindahan dirinya dan aku memperoleh banyak kenikmatan hakikat dari bentuk atau citranya”.

Meskipun dia tidak berpikir tentang kehidupan selanjutnya atau Tuhan, semuanya telah bersemayam didalam citra ini dan kemudian terus menerus diingat.

Seorang gadis penari cantik tengah bermain kastanet untuk Khalifah. Khalifah berkata, “Seniman berada ditanganmu”.

“Tidak,” jawab penari itu, “seni itu berada dikakiku, wahai khalifah. Adanya keistimewaan pada tanganku karena adanya keistimewaan kaki yang bersamayam disana”.

Meskipun murid barangkali tidak berpikir tentang kehidupan selanjutnya dengan seluruh rinciannya, kenikmatan melihat gurunya dan ketakutannya untuk terpisah darinya membuatnya memahami seluruh rincian itu. Bersemayam didalam dirinya sebagaimana ia berada didalam orang yang mencintai dan menyayangi anak atau kakak tanpa memikirkan hubungan anak atau saudara, harapan atau kepercayaan, kasih sayang keluarga, rasa iba, akibat dari hubungan atau karena seluruh manfaat apapun yang diharapkan seseorang atas hubungan itu. Seluruh rincian ini bersemayam dalam derajat kebetulan dan hormat seperti udara yang berada pada kayu, meskipun kayu barangkali berada dibawah bumi atau dibawah air.

Karena udara sangat vital untuk menyalakan api, apabila udara tidak bersemayam didalam kayu, api tidak akan memiliki pengaruh padanya. Tidakkah engkau pahami ketika meniup kayu itu, api api muncul menghidupkan? Bahkan apabila kayu berada dibawah bumi atau dibawah air, udara bersemayam didalamnya. Apabila tidak demikian, kayu tidak akan mengambang. Kata yang engkau ucapkan sama halnya demikian, meskipun banyak hal berhubungan dengan kata-kata, kecerdasan, otak, mulut, bibir, langit-langit mulut, lidah seluruh bagian yang mengendalikan tubuh, unsur, sikap, minat dan ribuan penyebab kedua yang padanya kata-kata bergantung dan seterusnya hingga engkau mencapai dunia sifat dan kemudian hakikat diri. Meski tidak satupun dari hal-hal itu tersurat didalam kata-katamu, semuanya bersemayam didalam apa-apa yang engkau katakan, sebagaimana telah disebut sebelumnya.

Lima atau enam kali sehari manusia mengalami kekecewaan dan luka yang tidak disengaja. Tentu saja hal-hal itu tidak muncul darinya, semua itu pasti datang dari yang selainnya maka dia adalah sasaran yang lain itu. Yang lain mengawasinya dan memberinya luka setelah terjadi perbuatan buruk. Apabila disana tidak ada pengawas, bagaimana mungkin dia bisa lukai begitu saja? Meskipun dilanda seluruh kekecawaan itu, sikap manusia tidak mengetahui dengan pasti siapakah dia yang melakukan perintah yang lain. “Tuhan menciptakan manusia didalam citranya sendiri.” Karakteristik Ilahiahmu – yang merupakan kebalikan karakteristik penghambaan – sangat menyenangkanmu. Manusia kerap di pukul pada kepalanya, tetapi dia tidak membiarkan pergantian itu secara gigih dan dengan segera melupakan kekecewaan itu. Tetapi hal itu tidak bermanfaat bagi dirinya. Sampai waktu tertentu ketika dia membuat pergantian miliknya sendiri, dia tidak akan lari dengan pukulan keras semacam itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...