“Siapa nama lelaki muda itu?”
“Saifuddin (Pedang Agama)”.
Pedang itu berada didalam sarungnya. Tidak dapat dilihat. “Pedang Agama” adalah yang melaksanakan perang atas nama agama dan yang berjuang semata-mata hanya untuk Tuhan. Dia memahami jalan yang benar dari yang salah dan mengetahui yang murni dari yang palsu. Meski demikian, seseorang mesti melakukan perang pertama-tama dengan diri sendiri dan membuat diri taat. “Mulailah dengan dirimu sendiri”. Seluruh sasaran yang baik mesti dibuat dari diri.
Meskipun demikian, engkau adalah manusia. Engkau memiliki tangan dan kaki, telinga, indera, mata dan mulut. Nabi dan orang suci, memiliki keberuntungan baik dan bisa mencapai tujuan, begitu juga manusia. Manusia yang sama-sama memiliki telinga, nalar, lidah, tangan dan kaki seperti aku. Bagaimana bisa terjadi bahwa pintu itu terbuka hanya untuk mereka dan tidak untukku? Engkau mesti memukul telingamu dan melakukan perang siang dan malam dengan diri dan menanyai dirimu sendiri, “Apa yang sudah engkau lakukan? Perbuatan apa yang telah engkau perbuat hingga engkau tidak dapat diterima?” Lakukan sesuatu agar engkau menjadi “pedang Tuhan” atau “lidah kebenaran”.
Sebagai contoh, ada sepuluh orang yang ingin masuk kedalam sebuah rumah. Sembilan dari mereka diizinkan, sedangkan satu orang sisanya ditolak masuk dan ditinggalkan diluar. Tentu orang yang satu ini akan merasa kesal, dia akan meratap dan berkata, “Apa yang sudah aku lakukan hingga tidak diizinkan masuk? Kesalahan apa yang telah aku perbuat?” dia tentu menaruh kesalahan pada dirinya dan menyadari kekurangannya. Dia tidak akan mengatakan, “Tuhan telah melakukan hal ini kepaku. Apa yang dapat aku lakukan untuk ini? Ini adalah kehendak-Nya. Apabila Dia berkehendak, Dia tentu membiarkan aku masuk”. Dengan mengutuk Tuhan dan menggunakan pedang melawan Dia, pedang itu akan jadi “pedang melawan Tuhan”, bukan “pedang dari Tuhan”.
Tuhan melampaui kategori persamaan-persamaan dan hubungan-hubungan. Dia tidak memperanakkan, tidak pula diperanakkan (QS. 112:3). Tidak seorangpun akan memperoleh izin untuk menemui-Nya kecuali melalui penghambaan. Tuhan tidak menginginkan apapun, tetapi engkau membutuhkan-Nya (QS. 47:38). Memang tidak mungkin untuk mengatakan bahwa seseorang yang mendapat jaminan untuk masuk menuju Tuhan, lebih dekat hubungannya dengan Tuhan atau berkenalan lebih baik dibanding dirimu. Jalan masuknya lebih mudah hanya karena penghambaan yang dia lakukan.
Tuhan adalah pemberi mutlak. Dia memenuhi permukaan laut dengan mutiara. Dia memakaikan duri pada kulit mawar. Dia membekali hidup dan ruh kepada sekepal debu tanpa alasan yang tersembunyi dan tanpa preseden. Seluruh bagian dari dunia ini mengandung-Nya.
Ketika seseorang mendengar di kota tertentu terdapat orang dermawan yang memperkejakan orang-orang dengan bermurah hati, dia tentu akan pergi kesana dengan harapan memperoleh bagian atas kemurahhatiannya. Karena kemurahhatian Tuhan sangatlah terkenal, karena seluruh dunia sadar pada rahmat dan kebaikan-Nya, kenapa tidak engkau meminta dari-Nya pakaian dan dompet kehormatan? Daripada engkau hanya duduk seperti orang dungu dan berpikir bahwa apabila Dia menginginkan, tentu Dia akan memberimu sesuatu.
Engkau tidak membuat permohonan, sedangkan seekor anjing yang tidak memiliki kecerdasan rasional ataupun pemahaman, akan datang kepadamu ketika lapar dan mengibaskan ekornya seolah berkata, “beri aku sesuatu untuk dimakan. Aku tidak memiliki sesuatupun untuk dimakan, tetapi engkau memilikinya”. Kearifan seperti itulah yang dimilikinya. Engkau tidak lebih kurang dari anjing yang tidak puas duduk didalam timbunan debu dan berkata, “Apabila Dia ingin, Dia akan memberiku sesuatu utnuk kumakan”. Tidak, anjing akan memohon dan mengibaskan ekornya. Engkaupun harus “mengibaskan ekormu” dan memohon kepada Tuhan, karena didepan seorang penderma, pasti ada yang dibutuhkannya. Apabila engkau tidak diberkahi dengan nasib baik, carilah keberuntunganmu darinya yang memiliki kemakmuran. Tuhan luar biasa dekat kepadamu. Apapun gagasan atau konseptualisasi tentang Dia yang engkau miliki, Dia akan seperti itu, karena memang Dia yang membawa konsep itu atau gagasan kedalam dirimu dan menahannya untuk engkau lihat. Meski demikian, Dia juga dekat kepadamu, agar kau bisa melihat-Nya. Kenapa hal ini mesti tampak aneh? Pada setiap tindakanmu, pikiranmu tidak hanya selalu mengiringimu, tetapi juga menjadi pemicu setiap tindakanmu, maka engkau tidak dapat melihat pikiranmu. Meskipun engkau mampu melihatnya melalu dampaknya, engkau tidak akan pernah dapat melihat hakikatnya.
Sebagai contoh, ketika seorang lelaki pergi didalam kamar mandi, kehangatan api selalu bersamanya, meskipun ia dihangati oleh efek dari uap api, dia tidak dapat melihatnya. Ketika keluar dan benar-benar melihat api, dia sadar bahwa dirinya dihangatkan oleh api, bahwa uap ruang mandi berasal dari api. Diri manusia adalah “ruang mandi” yang mengagumkan. Didalam dirinya ada “uap” pikiran, ruh dan jiwa. Hanya ketika engkau keluar dari ruang mandi ini dan pergi ke dunia lain engkau akan benar-benar melihat hakikat pikiran. Engkau akan menyaksikan hakikat jiwa dan hakikat ruh. Engkau akan sadar bahwa kepintaranmu disebabkan “uap” pikiran, bahwa godaan dan tipu daya disebabkan jiwa rendah dan bahwa tenaga hidup disebabkan ruh. Engkau akan melihat panjang lebar hakikat masing-masing. Meskipun demikian, sejauh tetap berada didalam “ruang mandi”, engkau tidak dapat melihat “api” secara inderawi, hanya melalui dampak api. Itu akan seperti mengambil seseorang yang belum pernah melihat air dan melemparkan dia dengan mata tertutup kedalam air. Dia merasa sesuatu yang basah dan lembut melawan tubuhnya, tetapi tidak tahu apakah itu. Ketika tutup matanya dibuka, dia sadar bahwa itu adalah air. Sebelumnya dia tahu itu melalui dampaknya, tetapi sekarang melihat hakikatnya. Maka memohon Tuhan dan buatlah permintaanmu pada-Nya. Tuhan berkata, “Panggilah Aku dan Aku akan mendengarkan permintaanmu! (QS.40:60).
Kami tengah berada di Samarkand dan Khawarazm, Shah telah terkepung di kota, mereka sedang melakukan peperangan dengan segenap kekuatannya. Didaerah tempat kita berdiam, ada seorang perempuan yang luar biasa cantik. Kecantikannya tidak ada bandingannya di kota itu. Aku mendenagr dia berkata, “Ya Tuhan, bagaimana mungkin Engkau tidak akan pernah membiarkan aku jatuh ketangan tirani? Aku tahu Engkau tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi. Aku menyerahkan diriku dalam perlindungan-Mu”. Ketika kota telah dijarah dan orang-orang tertawan, bahkan pelayan-pelayan perempuan itu dijadikan tawanan, perempuan itu sendiri tidak tersentuh bahanya sedikitpun. Meskipun ia memiliki kecantikan yang luar biasa, tidak seorangpun melihat padanya.
Lantas engkau sadar bahwa siapapun yang mempercayakan dirinya kepada Tuhan akan aman dari semua kejahatan. Pada pengadilan Tuhan tidak ada permintaan satu orangpun yang menjadi sia-sia.
Seorang darwisy mengajari anaknya untuk meminta kepada Tuhan apapun yang diinginkannya. Kapanpun anak itu menangis dan meminta Tuhan untuk meminta sesuatu, orang tuanya akan memberikan apa yang dimintanya. Hal itu terjadi selama beberapa tahun. Suatu hari anak kecil itu sedang berada sendiri didalam rumah dan dia menginginkan bubur. Sebagaimana biasanya, dia berkata, “Aku ingin bubur”. Tiba-tiba satu mangkok bubur muncul dari kerajaan tak terlihat dan anak itu memakan jatahnya. Ketika ayah dan ibunya kembali dan bertanya apakah dia menginginkan sesuatu untuk dimakan, dia berkata, “Aku telah meminta bubur dan aku telah memakannya”.
“Terpujilah Tuhan!” kata ayahnya, “Engkau telah mencapai jenjang ini, iman dan kepercayaanmu pada Tuhan telah tumbuh demikian kuat!”
Ketika Maryam lahir, ibunya bersumpah kepada Tuhan bahwa dia akan memberikan Maryam semata-mata hanya untuk melayani rumah ibadah. Maka dia melaporkan perwalian anak itu dan menempatkannya di mihrab masjid. Karena Zakaria dan orang banyak lainnya ingin menjadi pengawalnya, sebuah pertengkaran terjadi. Untuk menyelesaikan pertengkaran, pada saat itu merupakan adat setiap orang melemparkan tongkat kedalam air. Orang yang tongkatnya tetap di permukaan air akan menjadi pemenangnya. Demikianlah kejadiannya, Zakaria melemparkan tongkatnya dan dia memenangkan undian tersebut. Orang-orang akhirnya berkata bahwa hak Zakaria untuk menjadi pengawal Maryam. Setiap hari ketika dia membawa makanan untuk Maryam di sebuah sudut rumah ibadah, dia menemukan makanan yang sama dengan yang dia bawa telah tersedia disana.
“Maryam,” kata Zakaria, “meski bagaimanapun, aku adalah penjagamu. Darimana engkau memperoleh makanan ini?”
Dia menjawab, “Ketika aku membutuhkan makanan, Tuhan mengirimi aku apa-apa yang aku inginkan. Kedermawanan dan kasih sayang-Nya tanpa batas. Siapapun bersandar pada-Nya tidak akan tersesat”.
“Ya Tuhan”, kata Zakaria, “karena Engkau akan mengabulkan seluruh permintaan, akupun memiliki hasrat. Beri aku anak yang akan menjadi teman untuk-Mu. Biarkan dia akrab dengan-Mu tanpa aku harus memaksanya dan membiarkan dia memusatkan dirinya dengan ketaatan kepada-Mu”. Dan Tuhan membawa Yohanes kedalam kehidupan Zakaria. Yohanes datang setelah ayahnya menjadi semakin lemah termakan usia dan begitu juga ibunya, yang tiada mampu memberikan kelahiran pada usia muda, tiba-tiba mengalami menstruasi dan mengandung.
Engkau akan menyadari bahwa semua itu adalah dalih (pretext) dihadapan kekuasaan Tuhan, bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan dan Dia adalah pembuat keputusan yang mutlak. Orang beriman mengetahui siapa dibelakang dinding ini yang memberi tahu kita setiap keadaan dan siapa yang melihat kita, bahkan sekalipun kita tidak melihat Dia. Hal seperti ini telah menjadi kepastian bagi orang yang beriman, sebaliknya pada orang yang tidak beriman akan berkata, “Tidak, semua ini hanyalah dongeng!” Harinya akan datang ketika telinganya dipukul, dia akan menyesal dan berkata, “Ah, aku salah telah mengatakan itu. Aku salah. Segala sesuatu adalah Dia, tetapi aku mengingkari”.
Sebagai contoh, engkau tahu bahwa aku berada dibelakang dinding ketika engkau bermain rebeck (semacam mandolin). Pastilah apabila engkau pemain rebeck, engkau akan tetap bermain tanpa berhenti. Orang yang shalat tidak berarti dia mesti berdiri, rukuk, sujud sepanjang hari. Sasarannya adalah keadaan yang mengejawantah selama shalat mesti menahan engkau terus-menerus, baik tertidur atau terjaga, baik ketika membaca atau menulis. Didalam keadaan apapun engkau tidak boleh kosong dari mengingat Tuhan. Engkau mesti menjadi orang dari mereka yang dengan hati-hati awas terhadap shalat mereka (QS. 70:23).
Maka, seluruh pembicaraan, diam, makan, tidur, kutukan dan kesabaran, seluruh sifat ini adalah putaran batu giling. Putaran tersebut terjadi tentu diakibatkan oleh air karena apabila mencoba sendiri tanpa air, dia tidak akan berputar. Maka apabila batu giling berpikir putarannya karena dirinya sendiri, itu benar-benar bodoh dan tidak tahu apa-apa. Berteriaklah kepada Tuhan, “Ya Tuhan, selain dari perjalanan dan perputaran aku ini, beri aku yang lainnya, putaran spiritual, karena seluruh kebutuhan dapat Engkau penuhi. Dan karena kedermawanan serta kasih sayang-Mu meliputi segala hal yang ada”. Mintalah Dia setiap saat karena mengingat Dia adalah kekuatan”. Itu adalah sayap bagi burung ruh. Apabila tujuan itu terpenuhi seluruhnya, itu akan jadi cahaya diatas cahaya (QS. 24:35).
Apabila enkau mengingat Tuhan, sedikit demi sedikit batinmu akan tersinari dan engkau akan memperoleh kebebasan dari dunia. Apabila burung mencoba terbang ke surga, barangkali dia tidak akan pernah mencapainya. Tetapi ia masih terbang semakin menjauhi bumi setiap saat dan terbang lebih tinggi daripada burung yang lainnya.
Apabila engkau memiliki kesturi didalam kotak dengan leher pendek, engkau letakkan jemarimu kedalamnya. Engkau tidak dapat mendapatkan kesturi keluar, tetapi meski demikian jemarimu menjadi wangi dan indera penciumanmu terpuaskan. Mengingat Tuhan, adalah seperti hal itu. Meskipun engkau tidak mampu mencapai hakikatnya, mengingat Dia akan berdampak banyak dan semoga manfaat yang agung berlipat ganda.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yoga-Kundalini Upanishad Bab III
1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...
-
Burung Derkuku diam sejenak, kemudian bertanya lagi seperti ini: Perkutut, masih ada satu masalah yang belum begitu paham dalam pikiranku, y...
-
Inti ajaran saya yang esensial adalah: tanpa kepercayaan, tanpa dogma, tanpa iman, tanpa agama, tidak ada yang dipinjam (diambil dari ajara...
-
Sutra 1.1 Penjelasan Yoga. Sutra 1.2 Yoga adalah pengendalian aktifitas mental. Sutra 1.3 Kemudian kesadaran berdiam dalam bentuknya yang es...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar