Sabtu, 29 April 2023

Sutra 1, Samādhi Pāda (Meditative)

Sutra 1.1
Penjelasan Yoga.

Sutra 1.2
Yoga adalah pengendalian aktifitas mental.

Sutra 1.3
Kemudian kesadaran berdiam dalam bentuknya yang esensial.

Sutra 1.4
Dilain waktu, kesadaran mengambil bentuk aktivitas mental.

Sutra 1.5
Ada lima jenis aktivitas mental dan aktivitas tersebut bisa merugikan atau mendukung latihan yoga.

Sutra 1.6
Mereka adalah pengetahuan yang benar, kesalahpahaman, imajinasi, tidur dan ingatan.

Sutra 1.7
Pengetahuan yang benar didasarkan pada persepsi, kesimpulan dan kesaksian.

Sutra 1.8
Miskonsepsi adalah pengetahuan yang salah yang tidak didasarkan pada penampakan sebenarnya dari sesuatu.

Sutra 1.9
Imajinasi mengikuti pengetahuan verbal yang tidak memiliki objek nyata.

Sutra 1.10
Tidur adalah aktivitas mental yang didasarkan pada tidak adanya konten mental lainnya.

Sutra 1.11
Memori adalah retensi objek yang dialami.

Sutra 1.12
Pengekangan aktivitas mental ini dicapai melalui latihan dan kebosanan.

Sutra 1.13
Latihan adalah pengerahan untuk mencapai kemantapan dalam keadaan pengendalian.

Sutra 1.14
Tetapi praktik ini menjadi kokoh hanya setelah dilatih tanpa terputus dan dengan pengabdian untuk waktu yang lama.

Sutra 1.15
Kebosanan adalah pengetahuan penguasaan seseorang yang tidak haus akan objek-objek yang dilihat atau didengar.

Sutra 1.16
Keadaan kebosanan tertinggi adalah tidak haus akan guna yang muncul dari persepsi Purusha.

Sutra 1.17
Samadhi yang disertai dengan vitarka, vichara, ananda atau asmita adalah samprajnata.

Sutra 1.18
Yang lainnya, asamprajnata samadhi, mengikuti yang pertama pada praktik gagasan penghentian dan hanya memiliki samskara sebagai residuum.

Sutra 1.19
Samadhi samprajnata dari mereka yang telah melebur menjadi prakriti dan mereka yang tanpa tubuh disebabkan oleh gagasan penjelmaan.

Sutra 1.20
Samadhi asamamprajnata dari yang lain didahului oleh keyakinan, usaha, perhatian penuh, samprajnata samadhi dan wawasan mistik.

Sutra 1.21
Asamprajnata samadhi dekat dengan mereka yang berkomitmen kuat pada latihan yoga mereka.

Sutra 1.22
Bahkan diantaranya, ada pembedaan lebih lanjut dari komitmen yang kuat kedalam derajat sederhana, sedang dan ekstrim.

Sutra 1.23
Atau asamamprajnata samadhi dekat melalui pengabdian kepada Ishvara.

Sutra 1.24
Ishvara adalah purusha khusus karena dia tidak terpengaruh oleh klesha, karma dan buahnya dan oleh samskara yang tersimpan.

Sutra 1.25
Didalam Dia benih kemahatahuan tidak tertandingi.

Sutra 1.26
Ishvara juga merupakan guru bagi mereka yang hidup lebih awal berdasarkan kesinambungan duniawi-Nya.

Sutra 1.27
Simbolnya adalah pranava.

Sutra 1.28
Lakukan japa pranava sambil merenungkan maknanya.

Sutra 1.29
Dari situlah pencapaian kesadaran batin dan juga lenyapnya rintangan-rintangan.

Sutra 1.30
Penyakit, sikap apatis, keragu-raguan, kecerobohan, kemalasan, pemanjaan indria, pandangan salah, tidak tercapainya tahapan yoga dan ketidakstabilan dalam tahapan ini adalah gangguan pada pikiran dan merupakan rintangan.

Sutra 1.31
Kesedihan, keputusasaan, anggota tubuh yang gemetar dan tarikan napas serta hembusan napas yang biasa menyertai gangguan ini.

Sutra 1.32
Untuk menangkal gangguan ini, seseorang harus berlatih berkonsentrasi pada satu subjek.

Sutra 1.33
Proyeksi keramahan, welas asih, kegembiraan dan keseimbangan batin masing-masing terhadap yang gembira, sedih, berjasa dan tidak berjasa menenangkan pikiran.

Sutra 1.34
Atau dengan menghembuskan dan menahan nafas.

Sutra 1.35
Atau fokus pada objek indria muncul dan ini menyebabkan kemantapan pikiran.

Sutra 1.36
Atau ketika mengalami pikiran-pikiran yang tanpa kesedihan dan mencerahkan.

Sutra 1.37
Atau ketika pikiran memiliki objek yang bebas dari keinginan.

Sutra 1.38
Atau ketika pikiran beristirahat pada kebijaksanaan yang muncul dari mimpi dan tidur.

Sutra 1.39
Atau melalui meditasi kecenderungan seseorang.

Sutra 1.40
Penguasaannya terbentang dari yang paling kecil hingga yang terbesar.

Sutra 1.41
Ketika aktivitas mental telah menyusut, kemantapan pikiran dan penyatuan dengan objek meditasi, seperti kristal murni, apakah itu yang menggenggam, yang menggenggam atau yang digenggam, disebut samapatti.

Sutra 1.42
Samapatti yang didalamnya terdapat campuran nama benda kasar, benda itu sendiri dan pengetahuan konseptual dari benda itu disebut savitarka.

Sutra 1.43
Pada pemurnian ingatan yang seolah-olah telah menjadi kosong dari esensinya dan ketika objek itu sendiri bersinar, samapatti itu disebut nirvitarka.

Sutra 1.44
Dengan cara yang sama, samapatti dari objek halus digambarkan sebagai savichara dan nirvichara.

Sutra 1.45
Dan objek-objek halus berakhir pada yang tidak terbedakan.

Sutra 1.46
Ini adalah samadhi yang memiliki objek.

Sutra 1.47
Ketika ada kejernihan dalam nirvichara samadhi, ada kejernihan batin.

Sutra 1.48
Dalam keadaan itu, pandangan terang mistik mengandung kebenaran.

Sutra 1.49
Cakupan wawasan mistik ini berbeda dari wawasan yang diperoleh dari Kitab Suci dan kesimpulan karena tujuannya yang khusus.

Sutra 1.50
Samskara yang lahir dari wawasan mistik itu menghalangi samskara lainnya.

Sutra 1.51
Ketika hal-hal ini terkendali, seluruh pikiran terkendali dan samadhi menjadi tanpa objek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...