Hiduplah secara alamiah. Hiduplah dengan damai. Hiduplah di dalam hati. Berikan sedikit waktu untuk dirimu sendiri, menyendiri, diam, hanya menonton adegan batinmu. Perlahan, pikiran lenyap. Pelan-pelan suatu hari nanti pikiran menjadi begitu tenang, begitu sunyi seolah-olah pikiran itu tidak ada. Hanya keheningan ini ... saat ini terjadi engkau tidak ada di sini, seolah-olah seluruh Balai Buddha ini kosong.
Dalam keheningan di dalam dirimu ini, engkau akan menemukan dimensi kehidupan baru. Dalam dimensi ini, keserakahan tidak ada, seks tidak ada, kemarahan tidak ada, kekerasan tidak ada. Ini bukan karena usahamu; ini adalah dimensi baru di luar pikiran di mana cinta mewujud, murni, tidak tercemar oleh dorongan biologis apa pun; di mana welas asih ada tanpa alasan - bukan untuk mendapatkan pahala di surga - karena welas asih adalah pahala bagi dirinya sendiri.
Ada kerinduan yang dalam untuk membagikan semua harta yang telah engkau temukan di dalam dirimu, dan berteriak dari atap rumah kepada orang lain, "Engkau tidak miskin! Surga ada di dalam dirimu. Engkau tidak perlu menjadi pengemis, engkau terlahir sebagai kaisar."
Engkau hanya perlu menemukan kerajaanmu, dan kerajaanmu bukan berada di dunia luar; kerajaanmu ada di dalam dirimu sendiri, selalu ada di sana, menunggumu untuk pulang. Cinta akan datang dengan begitu berlimpah - begitu banyak sehingga engkau tidak dapat menampungnya. Engkau akan menemukan cinta itu meluap-luap di dalam dirimu, menyebar ke segala arah.
Temukan saja kemegahan yang tersembunyi di dalam dirimu. Hidup hanya bisa dimaknai sebagai sebuah lagu, lagu kegembiraan. Hidup hanya bisa bermakna sebagai sebuah tarian, perayaan, sukacita terus menerus. Yang harus engkau pelajari hanyalah gaya hidup yang menyetujui kehidupan. Aku hanya menyebut orang itu religius jika ia menyetujui kehidupan. Semua orang yang hidup dalam kenegatifan mungkin mengira mereka religius; mereka tidaklah religius. Kesedihan mereka menunjukkan bahwa mereka tidak religius. Keseriusan mereka menunjukkan bahwa mereka tidak benar-benar religius.
Seorang manusia yang benar-benar religius akan memiliki selera humor. Ini semua adalah alam semesta kita, rumah kita. Kita bukan yatim piatu. Bumi adalah ibu kita. Langit adalah ayah kita. Seluruh alam semesta yang luas ini untuk kita, dan diri kita ada untuk alam semesta. Tidak ada keterpisahan antara kita dan keutuhan. Kita secara organik bergabung dengannya, kita adalah bagian dari satu orkestra.
Untuk bisa merasakan irama musik kehidupan ini adalah satu-satunya agama yang dapat Aku terima sebagai agama yang otentik, sebagai agama yang valid. Agama ini tidak memiliki kitab suci, tidak perlu. Ia tidak memiliki patung Tuhan, karena tidak percaya pada hipotesis apa pun. Tidak ada yang bisa disembah, hanya perlu diam, dan dari keheningan itu muncul rasa syukur, doa, dan seluruh keberadaan berubah menjadi keilahian. Tidak ada Tuhan sebagai pribadi. Tuhan tersebar di mana-mana: di pepohonan, di burung, di hewan, di manusia, di mereka yang bijak, di mereka yang tidak bijak. Semua yang hidup tidak lain adalah keilahian yang siap membuka sayapnya, siap terbang menuju kebebasan, kebebasan kesadaran tertinggi. Ya, engkau akan mencintai dirimu sendiri dan engkau juga akan mencintai seluruh keberadaan.
-OSHO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar