Penderitaan adalah kondisi ketidaksadaran. Kita sengsara karena kita tidak menyadari apa yang kita lakukan, tidak menyadari apa yang kita pikirkan, tidak menyadari apa yang kita rasakan - jadi kita terus-menerus bertentangan dengan diri kita sendiri. Tubuh berjalan ke satu arah, pikiran berjalan ke arah yang lain. Perasaan pun ada di tempat lain. Kita terus menerus berantakan, kita menjadi semakin terpecah-pecah. Itulah kesengsaraan - kita kehilangan integrasi, kita kehilangan kebersatuan. Kita menjadi benar-benar tanpa inti, hanya sebuah tepian. Dan tentu saja kehidupan yang tidak harmonis terasa menyengsarakan, tragis, menjadi beban yang harus dijalani, menjadi penderitaan. Paling-paling, seseorang dapat membuat penderitaan ini menjadi sedikit kurang menyakitkan. Dan tersedia seribu satu jenis obat penghilang rasa sakit.
Manusia selalu hidup dalam penderitaan. Hanya ada dua jalan keluar: Mereka dapat menjadi meditator - orang yang waspada, sadar, terjaga... Jalan ini adalah jalan yang sulit. Perlu nyali. Atau cara lain yang lebih murah, yaitu menemukan sesuatu yang bisa membuatmu menjadi lebih tidak sadar akan dirimu, sehingga engkau tidak bisa merasakan penderitaan. Temukan sesuatu yang membuatmu benar-benar tidak sensitif, beberapa hal yang membuatmu mabuk, obat penghilang rasa sakit yang membuat engkau begitu tidak sadar sehingga engkau dapat melarikan diri ke dalam ketidaksadaran dan melupakan semua kecemasan, kesedihan, kesia-siaanmu.
Cara kedua ini bukanlah cara yang benar. Cara kedua hanya membuat engkau merasakan penderitaan terasa sedikit lebih nyaman, sedikit lebih bisa ditoleransi, sedikit lebih menyenangkan. Tapi itu tidak membantu - cara itu tidak mengubahmu. Satu-satunya transformasi adalah melalui meditasi, karena meditasi adalah satu-satunya metode yang membuatmu sadar. Bagiku, meditasi adalah satu-satunya agama yang benar. Yang lainnya hanya permainan sulap belaka. Dan ada berbagai merek obat bius lain, tetapi mereka hanya merek yang berbeda. Wadah berbeda tetapi isinya sama: mereka semua membantumu menemukan beberapa cara untuk menyesuaikan diri dengan penderitaanmu.
Seluruh upayaku di sini adalah untuk membawamu melampaui penderitaan. Tidak perlu menyesuaikan diri dengan penderitaan; ada kemungkinan untuk sepenuhnya bebas dari penderitaan. Tetapi jalannya akan sedikit sulit; jalannya penuh tantangan.
Engkau harus menyadari tubuhmu dan apa yang kau lakukan dengannya...
Suatu hari Buddha memberikan ceramah paginya, dan raja datang untuk mendengarkannya. Dia duduk tepat di depan Buddha dan terus menggerakkan jempol kakinya. Buddha berhenti berbicara dan memandang jari kaki raja. Ketika Buddha melihat jari kakinya, raja langsung berhenti menggerakkannya. Buddha mulai berbicara lagi, dan raja mulai menggerakkan jari kakinya lagi. Kemudian Buddha bertanya kepadanya, "Mengapa engkau melakukan itu?"
Raja berkata, "Hanya ketika Engkau berhenti berbicara dan melihat jari kakiku, aku menyadari apa yang kulakukan; kalau tidak, aku sama sekali tidak sadar."
Buddha berkata, "Itu jari kakimu dan engkau tidak sadar. Engkau bahkan bisa membunuh seseorang dan engkau mungkin tidak sadar!"
Dan persis seperti itulah cara orang-orang dibunuh dan si pembunuh tidak sadar. Mereka sangat marah, mereka sangat marah pada saat melakukan pembunuhan itu, mereka dirasuki oleh kemarahan mereka. Dan ketika engkau marah, tubuhmu mengeluarkan sejenis racun memabukkan, darahmu menjadi memabukkan. Berada dalam kemarahan berarti berada dalam kegilaan sementara. Dan orang tersebut akan sepenuhnya lupa karena dia sama sekali tidak sadar. Dan begitu jugalah orang-orang yang jatuh cinta, orang-orang yang saling bunuh, bunuh diri, melakukan segala macam hal.
Langkah pertama dalam kesadaran adalah sadar akan tubuhmu. Perlahan, seseorang menjadi waspada akan setiap kebiasaannya, setiap gerakannya. Dan ketika engkau menjadi sadar, keajaiban mulai terjadi: banyak hal yang biasa kau lakukan sebelumnya menghilang begitu saja. Tubuhmu menjadi lebih rileks, tubuhmu menjadi lebih selaras, kedamaian yang mendalam mulai beredar di tubuhmu, musik halus berdenyut di dalam tubuhmu.
Kemudian mulailah menyadari pikiranmu. Pikiran lebih halus daripada tubuh dan tentu saja lebih berbahaya juga. Dan ketika engkau menyadari pikiranmu, engkau akan terkejut dengan apa yang terjadi di dalam dirimu. Jika engkau menuliskan apa yang terjadi, engkau tidak akan percaya - "Inikah yang terjadi di dalam diriku?" Selama sepuluh menit menulislah. Kunci pintu dan jendelanya agar tidak ada yang bisa masuk, dan nyalakan api supaya engkau bisa melemparkan tulisanmu ke dalam api - jadi tidak akan ada yang tahu kecuali dirimu, sehingga engkau bisa benar-benar jujur; teruslah menulis apa pun yang muncul di dalam pikiranmu. Jangan menafsirkannya, jangan mengubahnya, jangan mengeditnya. Tuliskan saja di atas kertas dengan telanjang, apa adanya.
Dan setelah sepuluh menit - engkau akan melihat pikiran yang gila di dalam dirimu! Kita tidak menyadarinya karena seluruh kegilaan ini berjalan seperti arus bawah. Kegilaan ini mempengaruhi segala sesuatu yang penting dalam hidupmu. Mempengaruhi apa pun yang kau lakukan; mempengaruhi apa pun yang tidak kau lakukan; mempengaruhi segalanya. Dan keseluruhannya akan menjadi hidupmu!
Jadi orang gila ini harus diubah. Dan keajaiban kesadaran adalah bahwa engkau tidak perlu melakukan apapun kecuali sadar. Fenomena terbesar dari sebuah penyaksian adalah perubahan. Perlahan, orang gila itu menghilang. Pelan-pelan, pikiran mulai jatuh ke dalam pola tertentu: tidak ada lagi kekacauan, pikiran menjadi lebih utuh. Dan sekali lagi, kedamaian yang lebih dalam menang.
Dan ketika tubuh dan pikiranmu merasakan kedamaian, engkau akan melihat bahwa mereka selaras satu sama lain, seperti ada jembatan. Sekarang mereka tidak berlari ke arah yang berbeda, mereka tidak mengendarai kuda yang berbeda. Untuk pertama kalinya ada kesepakatan, dan kesepakatan itu sangat membantu untuk mengerjakan langkah ketiga —yaitu, menyadari perasaan, emosi, dan suasana hatimu. Ini adalah lapisan paling halus dan paling sulit, tetapi jika engkau bisa menyadari pikiran, maka menyadari emosi hanya satu langkah lagi. Diperlukan sedikit kesadaran yang lebih intens saat engkau mulai merefleksikan suasana hati, emosi, dan perasaanmu.
Begitu engkau menyadari ketiganya, mereka semua bergabung menjadi satu fenomena. Dan ketika ketiganya bersatu, berfungsi bersama dengan sempurna, bersenandung bersama, engkau dapat merasakan musiknya - mereka telah memainkan orkestra - maka yang keempat terjadi. Yang ini tidak bisa kau lakukan – yang keempat terjadi atas kemauannya sendiri, ini adalah hadiah dari keseluruhan latihan. Ini adalah hadiah bagi mereka yang telah melakukan ketiganya.
Dan yang keempat adalah kesadaran tertinggi yang membuat seseorang terbangun. Seseorang menjadi sadar akan kesadarannya -inilah yang keempat. Inilah yang membuat seseorang menjadi buddha, yang telah terbangun. Dan hanya dalam pencerahan itu seseorang bisa mengetahui apa itu bliss. Tubuh merasakan kesenangan, pikiran merasakan kebahagiaan, hati merasakan sukacita, yang keempat merasakan bliss. Bliss adalah tujuannya, dan kesadaran adalah jalan menujunya.
-OSHO
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yoga-Kundalini Upanishad Bab III
1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...
-
KATA PENGANTAR Ini adalah buku kedua dari seri buku “Kundalini” yang saya tulis. Buku ini dimaksudkan sebagai buku petunjuk bagi orang-orang...
-
KATA PENGANTAR Petunjuk latihan ini dibuat dengan tujuan memberikan kesempatan pada orang-orang yang berminat untuk menguasai bioenergi (qi/...
-
Penghuni neraka lebih berbahagia di neraka daripada mereka di dunia ini kerena didalam neraka mereka sadar pada Tuhan. Sedangkan di dunia in...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar