Minggu, 10 November 2019

DARI BAKA MENUJU FANA (MENJADI INDIVIDU MENUJU KETIADAAN)

Individualitas muncul hanya ketika engkau menjadi sangat jernih, ketika engkau mencapai bentuk asli dari keberadaanmu, ketika engkau melakukan kepedulianmu, ketika engkau tidak peduli apa yang orang lain katakan, ketika engkau siap untuk mengorbankan seluruh hidupmu untuk kebebasanmu, ketika kebebasan menjadi nilai tertinggi untukmu dan tidak ada hal lain yang penting maka engkau menjadi BAKA, individu. Dan ini adalah paradoksnya: hanya individu yang bisa masuk ke FANA, kedalam peleburan total, kedalam penghilangan total itu.

Pertama-tama engkau harus ada, hanya dengan begitu engkau bisa menghilang. Jika engkau tidak ada, lalu apa yang akan menghilang? Pertama-tama, engkau harus melepaskan diri dari kerumunan, baru setelah itu engkau dapat melompat. Jadi ini adalah paradoksnya: manusia didalam keadaan BAKA bisa masuk kedalam keadaan FANA.

Manusia dari kerumunan tidak dapat pergi ke FANA karena dia tidak tahu siapa dirinya. Dia belum memiliki alamat, dia belum memiliki nama, dia belum memiliki identitas. Dia hanya sebuah angka. Dia bisa diganti dengan sangat mudah. Dia hanya bagian dari jenis pekerjaan tertentu. Dia adalah sebuah fungsi. Sebagai contoh, ia mungkin seorang insinyur. Jika dia meninggal, engkau dapat menempatkan insinyur lain disana dan tidak ada yang akan merindukannya. Dia adalah bagian yang dapat diganti, dia adalah sebuah fungsi.

Tetapi manusia dari BAKA bukanlah suatu fungsi, ia memiliki kualitas yang sama sekali berbeda dalam dirinya. Dia akan dirindukan selamanya. Begitu dia pergi, engkau tidak bisa menggantikannya. Engkau tidak dapat menggantikan Yesus. Engkau dapat mengganti paus Vatikan, berkali-kali kita telah menggantinya. Manusia seperti Yesus ada sebagai individu yang unik, yaitu keadaan BAKA. Dan ia adalah satu-satunya orang yang mampu masuk ke FANA. Ini terlihat kontradiktif, karena FANA berarti kehilangan semua definisimu, kehilangan semua keberadaanmu.

Tetapi pertama-tama engkau harus memiliki keberadaan supaya kehilangan keberadaan itu. Bagaimana engkau bisa kehilangan keberadaan itu jika engkau tidak memilikinya? Bagaimana engkau bisa meninggalkannya jika engkau tidak memilikinya? Jadi paradoksnya sangat jelas. Ada hukum yang sangat universal dibelakangnya. Pertama, engkau harus memiliki sesuatu untuk meninggalkannya. Pertama menjadi satu kesatuan. DENGAN MENJADI SATU KESATUAN KEMUDIAN KEHENINGAN. Pertama menjadi satu kesatuan, menjadi BAKA, dan kemudian engkau bisa masuk ke FANA.

Engkau adalah individu yang unik, sangat orisinal, sangat murni, sangat nyata. Engkau seperti puncak berdiri melawan langit, atau seperti bintang dimalam yang gelap, begitu jelas, begitu terpisah, begitu individual. Itulah arti dari BAKA, individu.

Hanya individu yang bisa masuk ke FANA, kedalam peleburan total, kedalam penghilangan total itu.

- Osho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...