Selasa, 23 Juli 2019

SIAPAKAH SEBENARNYA AKU?

1. Siapakah yang tidak menginginkan kemerdekaan atau kemandirian yang sempurna? Diantara beribu-ribu mungkin hanya satu. Dan diantara beribu-ribu manusia yang menginginkan untuk bisa mandiri dengan sempurna, barangkali saja hanya satu yang bisa mencapai kepada kenyataan yang sejati tentangKu.

2. Ketahuilah bahwa semua yang wujud itu tidak terpisah denganKu, yang menjadi awal-mula dari segala yang ada. Dunia luas ini, Aku yang melahirkannya, dan kehancurannya, akan kembali lagi kepadaKu.

3. Tidak ada sesuatupun yang lebih luhur dibanding Aku. Segala yang ada ini semua dalam pengaruhKu, bagaikan mutiara-mutira yang dirangkai menggunakan benang sutra.

4. Aku adalah inti air, penerang matahari dan bulan, Aum, sabda suci didalam Kitab-Kitab Wedha, getarnya suasana (Ether) dan kekuatan manusia.

5. Bumi yang segar dan harum, gahaya api yang menyala, Hidup yang menghidupi semua makhluk, keteguhan bagi yang melakukan tapa.

6. Ketahuilah, Aku asal mula semua makhluk yang tidak terkena kerusakan, wahai Parta, Aku ini juga budi milik para yang telah terbuka penalarannya dan cahaya segala hal yang bersinar.

7. Kesaktian para sakti, yang telah hampa dari hawa nafsu dan pengharapan. Kemudian Aku ini juga keinginan diri yang tidak merusak aturan dari kasih sayang dan cinta.

8. Seseorang yang belum terbuka budinya, berpendapat bahwa Aku, yang tanpa awal dan tanpa akhir, tidak bisa dilihat menggunakan mata biasa, itu pernah menjelma menjadi manusia. Adanya anggapan yang seperti itu, karena seseorang itu belum tahu tentang DzatKu yang sejati, kekal dan tidak ada sesuatupun yang menyamainya.

9. Sangat jarang yang bisa melihatKu, karena tertutup oleh tipuan maya. Orang yang bodoh dan dungu, tidak akan mengetahui Aku, karena Aku itu kekal, adanya tanpa dilahirkan.

10. Aku mengetahui semua makhluk pada jaman dahulu, pada jaman sekarang, dan pada jaman dimasa yang akan datang. Namun semua makhluk wahai Arjuna, tidak ada yang bisa melihatKu.

11. Arjuna bertanya, “Wahai Sri Kresna!, Siapakah Brahma dan siapakah Adiyatma itu?” Serta apakah yang disebut Karma, Adibuta dan juga Adidaiwa?

12. Dan apakah yang dimaksud Adiyaksa bagi makhluk manusia yang masih hidup dengan raganya, dan bagaimanakah caranya agar manusia bisa mengetahui Engkau, ketika manusia itu telah sampai waktu kematiannya?

13. Yang Maha Mulia, menjelaskan,”Brahma itu luhur diatas yang luhur, yang tidak terkena kerusakan, Adiyatma itu keberadaanKu didalam sanubari manusia. Sedangkan karma itu, daya gerak kekuasaan Hyang Brahma yang menumbuhkan tergelarnya semua alam ini.

14. Adibuta itu segala sesuatu yang terkena rusak dan selalu mengalami perubahan dan Adidaiwa itu, sama saja dengan Purusa, yaitu penyeimbang dari Prakitri. Yang disebut Adiyaksa itu, penjelmaanKu didunia ini.

15. Dan ketika manusia telah sampai pada ajalnya, kemudian memusatkan cipta dan pikirannya kepadaKu, dan kemudian meninggal dunia, itu akan menyatu denganKu. Itu sudah bisa dipastikan.

16. Apa yang menjadi perhatian manusia pada saat ajalnya, setelah jiwa manusia itu meninggalkan raganya, maka arahnya adalah kepada yang menjadi perhatiannya, kesitulah arahnya, karena terbawa oleh kehendak keinginan dirinya sendiri, yaitu hasrat hatinya sendiri.

17. Maka dari itu, selama melakukan pertempuran, pusatkanlah cipta dan pikiranmu hanya kepadaKu, pastilah dirimu akan sampai kepadaKu. Janganlah ada rasa kuatir lagi, hal itu pasti akan terjadi.

18. Maka, biasakanlah melakukan Tafakur olah Samadi. Sangan sampai pikiranmu terpecah. Dengan cara yang kuat dan rutin dalam dirimu melakukan Yoga dan membiasakan diri bersamadi, tafakur, kamu pasti akan bisa mencapai Keluhuran Purusa.

19. Namun, bagi yang pikirannya dalam keadaan selalu mengingatKu, dan selalu memujiKu, dan orang-orang yang selalu berusaha dalam keadaan keseimbangan jiwa (ketentramannya), makan akan mendapatkan penjagaan dariKu.

20. Walaupun manusia itu meyakini dan beriman kepada Tuhan-Tuhan yang diberi nama bermacam-macam, asalkan dalam beribadah dilandasi dengan ikhlas yang sebenar-benarnya ikhlas dan berserah diri hanya kepada Tuhan yang diyakininya, sebenarnya yang disembah itu tidak lain hanyalah Aku, walaupun cara ibadahnya itu tidak mengikuti aturan Agama pada umumnya.

21. Terhadap semua makhluk, AKu ini tidak pilih kasih, tidak ada yang Ku istimewakan, tidak ada yang Ku benci, Aku tidak membeda-bedakan. Siapa saja yang memuji hanya kepadaKu, itulah yang mendekat kepadaKu, dan Aku juga akan mendekatinya.

22. Walaupun mereka itu, sebelumnya adalah durjana penjahat besar, asalkan mereka itu dengan ketulusan lebih memberikan Aku dibandingkan dengan apa saja, mereka itu bisa disebut sebagai orang suci, karena yang mereka pilih itu sudah benar.

23. Tidak akan lama maka wataknya akan menjadi halus, dan mereka itu akan bisa masuk kedalam ketenteraman yang kekal. Ketahuilah Wahai Kunthisiwi (Nama lain dari Arjuna sebagai anak dari Dewi Kunthi), Manusia yang berbakti keadaKu, tidak akan mengalami rusak atau hancur.

24. Siapa saja yang berlindung kepadaKu, walaupun mereka itu manusia yang tidak karuan, yang menurunkan wanita Waisya atau Sudra sekalipun, pastilah mereka akan masuk kedalam Surga yang paling luhur.

25. Apalagi jika yang berlindung kepadaKu itu, para Brahmana yang ssuci atau para Raja dan satria yang sangat berbakti dan patuh. Maka dari itu, wahai Arjuna, berlindunglah kepadaKu, selama dirimu hidup di dunia ini, dunia yang penuh dengan kesengsaraan ini dan dikuasai oleh berganti-gantinya keadaan.

26. Dengan Hati Nurani yang selalu mengingatKu dan berbakti kepadaKu, serahkanlah segala sesuatu kepadaKu! Pastilah dirimu akan sampai kedalam ayunanKu, jika saja dirimu itu, selalu dalam pencarian dan cipta serta pikiranmu itu hanya mengingatKu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...