1. Brahmana yang ahli budi dan sopan santun, sapi, gajah, bahkan anjing dan orang yang makan anjing sekalipun, itu semua sama saja nilainya dimata sang Pandhita.
2. Sesiapa yang hasrat dan pikirannya selalu dalam ketenangan (seimbang) maka akan bisa menguasai bumi ini. Suci bagaikan Hyang Brahma itu sendiri, orang seperti itu pastilah akan menyatu dengan Hyang Brahma.
3. Tidak merasa bahagia dan pamer ketika mendapatkan keberuntungan, dan tidak takut ketika menghadapi bahaya, yang sudah kuat budinya, teguh tanpa ada rasa kuatir, itulah yang bisa masuk kepada Hyang Brahma.
4. Yang Atmana (Daya hidup yang tidak pernah mati), sudah tidak terpengaruh oleh gerak indranya, sudah merasa senang dan puas karena sudah bisa bertutur kata denganKu, yang pribadinya sudah menyatu denganKu, melalui Karma Yoga, akan mendapatkan kemuliaan yang tidak ada batas akhirnya.
5. Kesenangan dan kenikmatan yang disebabkan karena bersentuhannya dunia nyata dan dunia batin, dunia besar dan dunia kaecil, itu sebenarnya penyebab timbulnya segala kesusahan. Kenikmatan yang seperti itu, baru sebentar saja bisa dinikmati tiba-tiba musnah. Manusia Suci itu tidak butuh bergaul dengan kenikmatan yang seperti itu.
6. Manusia yang masih hidup didalam raga ini, dan tanpa keluhan serta bisa menanggulangi gerak hawa nafsunya dan kemurkaannya, itulah manusia yang benar-benar mulia.
7. Yang sudah bisa merasakan bahwa kebahagian itu berada didalam dirinya sendiri dan juga yang bernama kesenangan. Sesiapa yang bergaul dengan Dia, itu bagaikan mandi cahaya, karena hanya karena DIA, pasti akan masuk kedalam Nirwana Hyang Brahma, karena sudah menyatu dengan Hyang Brahma.
8. Semua orang suci yang sudah bersih dari segala dosa, dan yang sudah tidak bisa dipengaruhi oleh gerak perubahan keduniaan, selalu bisa mengendalikan dirinya, dan bisa memberikan manfaat kepada siapa saja, pastilah akan masuk kedalam Nirwananya Hyang Brahma.
9. Sudah tidak terpengaruh atas segala keinginan diri, tidak pernah marah, tidak pernah memarahai orang lain, tenang pikirannya, yang sudah bisa mengenal dirinya sendiri, itulah yang sudah dekat dengan Nirwananya Hyang Brahma.
10. Setelah menutup lobang sembilan yang ada di raga, dan mata hatinya terpusat memandang diantara kedua alisnya, setelah menenangkan pernafasannya, yang keluar masuk melalui kedua lobang hidungnya.
11. Dan menenangkan pancindaranya, pikirannya dan budinya, dan hasratnya, pengharapan sudah hilang harapan-harapannya. Dan juga rasa takutnya dan sifat murkanya sudah hilang semua. Manusia suci yang seperti itulah yang mencapai kesempurnaan dan merdeka. Manusia suci, agar bisa moksa dengan jalan berlatih menyelaraskan budinya, nalarnya, ciptanya dan indranya, yang sudah tidak mempunyai pamrih, rasa kuatir dan murka. Itulah yang pasti bisa moksa.
12. Yang sudah bisa memahami bahwa Aku yang merasakan kenikmatan kurban berupa tapa dalam melakukan Karma Yoga, sudah paham bahwa Aku adalah Tuhan diseluruh Alam, yang bersifat memberikan kasih sayang kepada semua makhluk, dan yang karena sudah memahami tentang Aku, itulah manusia akan mendapatkan ketenteraman dan kemuliaan yang tinggi.
13. Demikian yang tidak pernah terputus dalam melakukan penyatuan dengan diriKu, dengan cara selalu mengendalikan dan menguasai kesadarannya, Sang yogi kemudian akan masuk ke alam ketenteraman Nirwana yang luhur, dan menyatu denganKu.
14. Melakukan Yoga itu, bukan hanya orang yang selalu puasa, bukan hanya untuk orang yang senang tidur, dan bukan juga untuk orang yang selalu terjaga.
15. Dengan cara penuh perhitungan tentang makan dan kesenangan, ajeg dan rutin dalam berlatih mengolah rasa, tidur, jika waktunya tidur, dan bangun ketika waktunya bangun, yoga dengan cara demikian itu, tentulah akan bisa menghapus segala kesusahan.
16. Jika gerak cipta hati dan gerak pikiran selalu dikendalikan dan dikuasai, dan jiwa manusianya selalu tertanam didalam Atmanya, serta dia itu sudah tidak menginginkan apa yang mendorong kepada kesenangan diri, manusia yang sudah bisa mencapai yang seperti itu, itu sudah bisa disebut menyatu denganKu.
17. Lampu dari nyala api, ketika berada ditempat yang sepi tidak ada angin, akan tenang nyala apinya. Itu yang sejak dahulu dijadikan ibarat seorang Yogi, yang dengan melalui olah yoga untuk bisa menyatu dengan Hyang Atma, itu sudah berada didalam kekuasaanKu.
18. Dan ketika berlatih yoga, cipta dan ripta pikirannya sudah tenang, maka dia akan bisa melihat wujud dari Hyang Atma, dan oleh karena itu, maka akan menemukan kemuliaan dan kepuasan.
19. Yang bisa menumbuhkan rasa kebahagiaan luhur, yang tidak bisa terbayangkan oleh indra, dan hanya bisa dirasakan saja oleh budi, kebahagiaan itulah ketika telah masuk dalam Alam Yang Nyata yang sebenarnya.
20. Tidak ada cita-cita dan anugerah yang lebih luhur, karena di tempat yang demikian itu sudah tidak ada rasa kuatir lagi, rasa susah sedih yang bisa mempengaruhinya lagi.
21. Yang disebut menyatu yang sebenarnya, yaitu terlepasnya ikatan permainan rasa kuatir, sedih dan susah, Suasana yag seperti itu, yang seharusnya diusahakan dengan kebeningan jiwa.
22. Meninggalkan semua cetusan batin yang akan bisa menumbuhkan keinginan diri, dan semua indranya sudah terikat oleh kesadaran pikiran.
23. Manusia bisa berusaha untuk mencapai ketenangan dan keheningan, tenang tenteram, itu jika indra dan ciptanya sudah dikalahkan oleh kekuatan budinya, dan pikirannya sudah diam dan tenang, karena pikirannya telah masuk ke dalam Atma.
24. Setiap pikirannya memberontak keluar dan liar, kemudian ditarik dengan paksa untuk kembali lagi agar bisa dikuasai kembali oleh Sang Atma.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yoga-Kundalini Upanishad Bab III
1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...
-
Burung Derkuku diam sejenak, kemudian bertanya lagi seperti ini: Perkutut, masih ada satu masalah yang belum begitu paham dalam pikiranku, y...
-
Inti ajaran saya yang esensial adalah: tanpa kepercayaan, tanpa dogma, tanpa iman, tanpa agama, tidak ada yang dipinjam (diambil dari ajara...
-
Sutra 1.1 Penjelasan Yoga. Sutra 1.2 Yoga adalah pengendalian aktifitas mental. Sutra 1.3 Kemudian kesadaran berdiam dalam bentuknya yang es...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar