Jumat, 26 Juli 2019

ISI IBARAT DARI TIGA KUDA PENARIK KERETA

1. Sudah tidak memiliki kewawjian terhadap keluarga dan rumah tangganya, istri/suami dan anak-anaknya, merdeka mengikuti hasrat pribadinya yang suci, hatinya selalu tenang, walaupun dalam kesenangan atau dalam kesusahan.

2. Ketika menjalankan Yoga, hanya Aku yang dipuja-pujanya dan tidak ada yang lainnya yang menjadi tujuan hidupnya, sudah tidak tertarik kepada apa saja yang indah dan berharga, juga tidak merasa senang bergaul dengan orang lain.

3. Sedangkan Rajas, ketahuilah bahwa itu yang menumbuhkan semua keinginan diri. Karena dari Rajas tersebut, manusia selalu berhasrat untuk bisa merasakan kesenangan gerak kehidupan. Rajas itu mengikut manusia kepada urusan keduniaan, karena Rajas itu tidak bisa diam, dan selalu harus bergerak.

4. Sedangkan Tamas, itulah yang memunculkan kebodohan, ketololan, kepengungan dan yang membuat pikiran menjadi bingung yang berada didalam raga ini. Tamas mengikat jiwa manusia dengan rasa sungkan, malas, tidak ada gairah, wahai Parta.

5. Satwam itu berhubungan dengan derajat mulia, Rajas itu berhubungan dengan perbuatan, Wahai Arjuna! Namun, Tamas itu yang menutup kebijaksaan, keilmuan, selalu bersahabat dengan kebodohan, rasa sungkan, malas, sifat buruk dan lain sebagainya.

6. Jika Rajas dan Tamas sedang diam, Satwa lah yang menjadi penggerak hidup manusia. Namun ketika Rajas bergerak paling kuat, maka Rajaslah yang menggerakan hidup manusia. Ada kalanya Tamas yang menjadi penguasa atas hidup manusia.

7. Siapa yang melakukan perbuatan menuruti perintah dari kewajiban yang harus dilakukannya sesuai darmanya, dan tidak berharap atas hasil buah karyanya, manusia yang melakukan tindakan seperti itu, itu berdasar Satwa.

8. Akan tetapi yang melakukan perbuatan berasal dari ajakan yang muncul dari keinginan diri, yang dalam melakukan perbuatannya terdorong oleh angkaranya dan terus-menerus melakukannya, hingga melewati perbuatan pada umumnya, ketahuilah, kelakuan manusia yang seperti itu, didasari Rajas.

9. Yang tidak memperdulikan akibat perbuatannya, yang hasilnya membuat kerugian atau menyakiti orang lain, dan dalam berbuat hanya semaunya sendiri, ketahuilah bahwa kelakuan orang tersebut berdasar Tamas.

10. Yang tidak mengumbar hawa nafsu angkaranya, telah kosong dari rasa kesenangan diri dan kepuasan diri, selalu kuat dan berada di perlindungan ketebalan iman, tidak terpengaruh oleh kemalangan ataupun keberuntungan, orang yang seperti itu disebut pelaku Sarwaka.

11. Selalu berharap, yang menjadi tujuannya hanya mendapatkan keuntungan, serakah, suka menyia-nyiakan budi, selalu menjadi permainan rasa senang dan susah, orang yang seperti itu dikatakan sebagai pelaku Rajas.

12. Orang yang berbuat semaunya sendiri, tidak bisa diharapkan hasil perbuatannya, kasar, bodoh, pandai berbohong untuk menipu, suka mengingkari, malas, sungkan, lambat, orang itu disebut sebagai pelaku Tamasah.

13. Nalar dan kehendak diri itu juga ada tiga macamnya, wahai Barata (nama lain Arjuna)!, ada baiknya Kujelaskan kepada dirimu, wahai Dananjaya (nama lain Arjuna)!.

14. Nalar yang sudah bisa memilah-milah hasrat yang muncul dari dalam diri, yang kemudian keluar kedalam keramaian dunia, dan hasrat yang muncul kemudian masuk kedalam dunia kesunyian, dan oleh karena hal itu, kemudian paham hasrat yang mana yang akan dilakukan dan yang akan dihindari, bisa membedakan mana yang bisa mendatangkan ketenteraman, mana yang bisa menjadikan masalah, dan mana yang bisa menyebabkan pertengkaran, ketahuilah bahwa penalaran seperti itu didasari oleh Satwa.

15. Nalar yang tidak bsia membedakan baik dan buruk, dan apa yang harus dilakukannya dan apa yang harus dihindarinya, ketahuilah wahai Parta (nama lain Arjuna), bahwa nalar yang seperti itu berdasar Tamas.

16. Yang mata hatinya tertutup kegelapan, hingga bagi dirinya baik dan buruk, semua itu menjadi terbalik-balik, nalar dari orang tersebut itu berdasar Tamas.

17. Hasrat yang kuat, bisa untuk mengawasi gerak pikirannya, masuk dan keluarnya nafas, dan gerak dari pancaindranya, dalam melakukan penyatuan, yang sudah tidak bisa digoda, ketahuilah bahwa hasrat itu berasal dari Rajas.

18. Sedangkan bagi orang yang ketika di dunia hanya menuruti hasrat nafsunya, yang selalu mengejar harta, pangkat ddan ketenaran karena sangat cintanya atau karena mengira bahwa hal itu akan mendatangkan manfaat, ketahuilah bahwa orang yang seperti itu, hasratnya adalah berdasar Rajas.

19. Sedangkan bagi orang yang kesenangannya hanya tidur untuk menghindari rasa kuatir dan pikiran-pikiran yang membaut gelapnya hati, tidak mempunyai pengharapan apapun, kesukaannya minum, menghisap ganja, judi dan sebagainya, ketahuilah wahai Arjuna, bahwa orang tersebut hasrat dirinya di dasari Tamas.

20. Sekarang wahai Keturunan Barata yang terpilih, tentang adanya tiga bentuk kenikmatan, yang menjadi kesenangan manusia, karena mereka mempunyai anggapan, bahwa semua kenikmatan-kenikmatan itu akan bisa menyelesaikan segala masalah yang dialaminya.

21. Apa yang pada awalnya terasa pahit, tidak enak bagaikan racun, namun pada akhirrya rasanya bagaikan air kehidupan, ketahuilah bahwa kenikmatan yang seperti itu, adalah berdasar Satwa, yang tumbuh atas pengaruh Budi dan Atma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...