Minggu, 03 Maret 2019

BHISMA PEMIMPIN PASUKAN MELAWAN KHRISNA

Putra Gangga, Bhisma yang agung, demikian dia diberi gelar. Dia juga biasa disebut Dewabrata yang
bermakna keturunan Bharata yang agung. Demi kebahagiaan ayahnya dia telah bersumpah tiga hal. Pertama, tidak akan menjadi Raja Hastina. Kedua, tidak akan menikah. Ketiga, akan selalu menjaga Kerajaan Hastina hingga akhir hayatnya. Karena pengorbanannya ini, Bhisma mendapatkan anugerah untuk menentukan kematiannya.

Dari sisi kesaktian, Arjuna yang memiliki banyak senjata sacral dan dipandu Khrisna sebagai kusirnya tidak mampu mengalahkannya, bahkan gurunya sendiri, Parasurama tidak mampu
mengalahkannya. Dari sisi pemahaman agama, Yudistira yang dikenal sebagai Raja Dharma
yang memiliki ilmu pengetahuan tentang kebenaran yang menguraikan kewajiban-kewajiban pemerintah atau pemimpin, sering mengajukan pertanyaan kepada Bhisma.

Demi menepati sumpahnya, dia bahkan harus melakukan kesalahan-kesalahan yang fatal. Dia membiarkan saat Drupadi mendapatkan penghinaan di arena judi Pandawa dan Kurawa. Dia melawan
Dharma karena membela Kerajaan Hastina melawan pasukan yang didalamnya ada Khrisna.

Kebesarannya adalah dia bersedia meminta maaf kepada Drupadi karena mendiamkan penghinaannya. Seorang pejuang besar, Putra Gangga, keturunan Bharata yang agung, meminta maaf kepada cucunya. Bhisma sangat mencintai Pandawa hingga setengah hati bertarung, namun juga tidak membiarkan Pandawa menang.

Selama dia memegang senjata di tangannya, dia tidak terkalahkan, sehingga Khrisna membuatnya menurunkan busurnya dengan Srikandi. Ide untuk menampilkan Srikandi banyak membuat Pandawa
kecewa, mereka lupa bahwa mereka sendiri menyembah Durga, dewi perang dan kemenangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...