Minggu, 19 Maret 2017

MATI SEBELUM MATI

Kau sudah banyak menderita

Tetapi kau masih terbalut tirai’

Karena kematian adalah pokok segala

Dan kau belum memenuhinya

Deritamu takkan habis sebelum kau ‘Mati’


Kau tak kan meraih atap tanpa menyelesaikan anak tangga

Ketika dua dari seratus anak tangga hilang

Kau terlarang menginjak atap

Bila tali kehilangan satu elo dari seratus

Kau takkan mampu memasukkan air sumur kedalam timba


Hai Amir, kau takkan dapat menghancurkan perahu

Sebelum kau letakan “tujuan” terakhir..

Perahu yang sudah hancur berpuing-puing

Akan menjadi matahari di Lazuardi

Karena kau belum ‘Mati’,

Maka deritamu berkepanjangan

Hai Lilin dari Tiraz, padamkan dirimu diwaktu fajar

Ketahuilah mentari dunia akan tersembunyi

Sebelum gemintang bersembunyi

Arahkan tombakmu pada dirimu

Lalu ‘Hancurkan’lah dirimu

Karena mata jasadmu seperti kapas ditelingamu..

Wahai mereka yang memiliki ketulusan…

Jika ingin terbuka ‘tirai’

Pilihlah ‘Kematian’ dan sobekkan ‘tirai’

Bukanlah karena ‘Kematian’ itu kau akan masuk ke kuburan

Akan tetapi karena ‘Kematian’ adalah Perubahan

Untuk masuk ke dalam Cahaya…

Ketika manusia menjadi dewasa, matilah masa kecilnya

Ketika menjadi Rumi, lepaslah celupan Habsyi-nya

Ketika tanah menjadi emas, tak tersisa lagi tembikar

Ketika derita menjadi bahagia, tak tersisa lagi duri nestapa…




-Rumi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...