Jumat, 22 Juli 2016

ARAH SEBUAH ARGUMEN

Tak peduli seberapa pandai, diplomatis atau menyenangkannya kita, jika kita memiliki respect diri, kita pasti akan mengalami teribat dalam suatu argument. Hal ini pasti terjadi sebab dengan menjaga kepentingan pribadi, kita berpotensi memaksa orang lain untuk mengorbankan atau setidaknya memodifikasi ambisinya sendiri. Walaupun tidak harus seringkali terjadi, dan konflik yang terjadi tidak harus selalu berdampak besar, kita harus memiliki kesiapan dan tahu bgaaimana berargumen dengan baik.

Berargumen secara efektif adalah seni mendapatkan apa yang kita inginkan, tanpalupa bahwa salah satu hal yang selalu kita inginkan adalah disukai. Begitu kita terlibat dalam suatu argument, cepat atau lambat kita akan harus memutuskan apakah sebaiknya memperyahankan posisi dengan cara apapun atau apakah hubungan kita dengan lawan argument lebih penting. Seorang yang bijak membuat keputusan yang pasti dan tidak mencoba menganggap kedua pilihan sebagai dua kepentingan yang seimbang.

Arah yang akan kita ambil ditentukan oleh :
1. seberapa besar kita merasa prinsip ysng kita pegang akan terlangkahi apabila kita memutuskan untuk tidak melanjutkan argument.
2. seberapa tinggi nilai hubungan kita dengan orang yang berbeda endapat dengan kita.

Jika kita dalam keraguan, kepentingan pribadi yang cerdas menggariskan bahwa akan lebih baik jika kita berkompromi demi cinta kasih sebab halini selalu bersifat timbal balik. Menghukum seseorang karena tidak setuju dengan kita dapat meninggalkan luka yang tidak dapat disembuhkan.
Apabila kita memang berniat untukmempertahankan argument, pastikan bahwa kita menyerang pesan yang disampaikan dan bukan menyerang penyampai atau pemilik pesan. Ini penting sebab bisa jadi kita mengatakan hal yang menyakitkan hati yang tak dapat kita tarik kembali. Orang tak dapat begitu saja percaya kalau kita mengatakan bahwa kita tidak serius dengan kata-kata yang telah kita lontarkan.

Semua konfrontasi adalah perdebatan seputar wilayah, jadi semua argument sesungguhnya adalah perebutan kekuasaan, tapi dengan tingkatan yang berbeda-beda. Karenanya kita perlu mengetahui aturan-aturan tentang mendapatkan kekuasaan.

Keinginan kita akan lebih mudah diterima pihak lain apabila kita tidak berusaha mendapatkannya dengan cara yang mengancam. Jika kita berargumen secara halus, lawan berargumen akan merasa bebas untuk memikirkan opini kita dan tidak terburu-buru berusaha mempertahankan opininya sendiri. Jika kita berkonfrontasi secara berlebihan, kesempatan bagi opini kita untuk didengar jauh berkurang, apalagi disetujui. Jika kita berkonfrontasi secara berlebihan, lawan berargumentasi akan terlalu sibuk melayani serangan kita dan tidak sempat menganalisis apa yang kita katakan.

Selain memperbesar kesempatan ide kita didengar, berargumen dengan cara yang halus juga member lebih banyak ruang untuk melakukan kesalahan. Apabila kita menawarkan pandangan dengan cara yang halus dan ternayat terbukti salah, lawan akan merasa tidak perlu untuk menyindir kita.dengan mempertimbangkan kepercayaan diri lawan berargumen, kita hanya kalah dalam argument itu, bkan termasuk kehilangan kepercayaan diri atau harga diri.
- An Intelligent Life, Julian Short

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...