Kebebasan mempunyai tiga dimensi. Yang pertama adalah dimensi fisik. Engkau dapat diperbudak secara fisik, dan selama ribuan tahun manusia telah dijual di pasar seperti barang dagangan. Perbudakan telah ada di seluruh dunia. Mereka tidak diberi hak asasi manusia; mereka tidak benar-benar diterima sebagai manusia, mereka diperlakukan secara tidak manusiawi. sampai sekarang masih diperlakukan dengan tidak manusiawi.
Dan di seluruh dunia, tubuh wanita dianggap tidak sama dengan tubuh pria. Wanita tidak sebebas pria. Di Tiongkok selama berabad-abad, sang suami berhak membunuh istrinya tanpa dihukum karena istri adalah miliknya. Sama seperti engkau dapat menghancurkan kursimu, membakar rumahmu — karena kursi itu milikmu, rumah milikmu — dia adalah istrimu. Jadi ada perbudakan fisik dan ada kebebasan fisik — bahwa tubuhmu tidak terikat, tidak dikategorikan sebagai tubuh yang lebih rendah dari tubuh siapa pun, bahwa ada persamaan sejauh menyangkut tubuh. Tetapi bahkan sampai hari ini kebebasan ini tidak ada. Memang sudah semakin berkurang tetapi belum hilang sepenuhnya.
Kebebasan fisik berarti tidak ada perbedaan antara hitam dan putih, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, tidak ada perbedaan dalam bentuk apapun sejauh menyangkut tubuh. Tidak ada yang murni, tidak ada yang tidak murni; semua tubuh adalah sama. Inilah dasar kebebasan. Lalu ada dimensi kedua: kebebasan psikologis. Sangat sedikit individu di dunia yang bebas secara psikologi.
Seluruh cara kita membesarkan anak adalah menjadikan mereka budak — budak ideologi politik, ideologi sosial, ideologi agama. Kita tidak memberi mereka kesempatan untuk berpikir sendiri, menelusuri sendiri. Kita memaksa membentuk pikiran mereka. Kita mengisi pikiran mereka dengan hal-hal yang bahkan tidak kita pahami. Orang tua mengajarkan anak-anaknya bahwa Tuhan itu ada — dan para orangtua itu tidak paham apa-apa tentang Tuhan. Mereka memberi tahu anak-anak mereka bahwa surga dan neraka itu ada — dan mereka tidak paham apa-apa tentang surga dan neraka. Engkau mengajari anak-anakmu hal-hal yang tidak engkau pahami sendiri. Engkau hanya mengkondisikan pikiran mereka karena pikiranmu dikondisikan oleh orang tuamu. Dengan cara ini penyakit ini berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kebebasan psikologis akan terjadi jika anak-anak dibiarkan tumbuh, dibantu untuk tumbuh menjadi lebih intelek, lebih cerdas, lebih sadar, lebih waspada. Tidak ada keyakinan yang ditanamkan kepada mereka. Mereka tidak perlu diajari tentang jenis iman apa pun, tetapi mereka diberi kesempatan sebanyak mungkin untuk mencari kebenaran. Dan mereka akan diingatkan sejak awal: “Kebenaranmu sendiri, penemuanmu sendiri, akan membebaskanmu; tidak ada orang lain yang bisa melakukannya untukmu "
Kebenaran tidak bisa dipinjamkan, tidak bisa dipelajari di buku. Tidak ada yang bisa memberitahumu tentang itu. Engkau harus mengasah kecerdasanmu sendiri, sehingga engkau dapat melihat keberadaan dan menemukannya. Jika seorang anak dibiarkan terbuka, reseptif, waspada, dan diberi kebebasan untuk mencari, ia akan memiliki kebebasan psikologis. Dan dengan kebebasan psikologis muncul tanggung jawab yang luar biasa. Engkau tidak perlu mengajari; tanggungjawab datang seperti bayangan dari kebebasan psikologis. Dan dia akan berterima kasih padamu. Jika tidak, setiap anak akan marah kepada orang tuanya karena merasa orangtuanya telah menghancurkan kebebasannya, mengkondisikan pikirannya. Bahkan sebelum dia mengajukan pertanyaan, para orangtua telah memenuhi pikiran anak-anaknya dengan jawaban yang semuanya palsu — karena jawaban itu tidak didasarkan pada pengalamannya sendiri. Seluruh dunia hidup dalam perbudakan psikologis.
Dan dimensi ketiga adalah kebebasan tertinggi — yaitu mengetahui bahwa engkau bukanlah tubuh, engkau bukanlah pikiran, mengetahui bahwa engkau adalah kesadaran murni. Pemahaman ini datang melalui meditasi. Meditasi akan memisahkanmu dari tubuh, memisahkanmu dari pikiran, dan pada akhirnya hanya engkau yang ada di sana sebagai kesadaran murni. Ini adalah kebebasan spiritual. Inilah tiga dimensi dasar kebebasan individu.
Kebebasan dari sesuatu bukanlah kebebasan sejati. Kebebasan untuk melakukan apapun yang engkau inginkan juga bukan kebebasan yang kubicarakan. Visiku tentang kebebasan adalah menjadi diri sendiri. Kebebasan ini bukanlah tentang mendapatkan kebebasan dari sesuatu. Kebebasan seperti itu bukanlah kebebasan, karena masih diberikan kepadamu; ada penyebabnya. Ketergantungan masih ada dalam kebebasanmu. Engkau wajib memahami ini, kalau tidak, engkau tidak akan bebas. Kebebasan untuk melakukan apa pun yang kau inginkan juga bukan kebebasan, karena ada keinginan -keinginan untuk "melakukan" sesuatu itu muncul dari pikiran — dan pikiran adalah belenggumu.
Kebebasan sejati muncul dari kesadaran tanpa pilihan, tetapi ketika ada kesadaran tanpa pilihan, kebebasan tidak bergantung pada sesuatu, juga tidak bergantung pada melakukan sesuatu. Kebebasan yang mengikuti kesadaran tanpa memilih adalah kebebasan untuk menjadi diri sendiri. Dan engkau sudah menjadi dirimu sendiri, engkau dilahirkan sebagai dirimu sendiri; karena itu engkau tidak bergantung pada hal lain. Tidak ada yang bisa memberikannya kepadamu dan tidak ada yang bisa mengambilnya darimu. Pedang dapat memotong kepalamu tetapi tidak dapat memotong kebebasanmu, keberadaanmu. Ini adalah cara lain untuk mengatakan bahwa engkau berpusat, berakar pada diri alamimu, diri sejatimu. Hal ini tidak ada hubungannya dengan apapun di luar dirimu. Kebebasan dari sesuatu adalah ketergantungan pada hal-hal yang ada di luar. Kebebasan melakukan sesuatu juga ketergantungan pada hal-hal yang ada di luar diri. Kebebasan itu murni, tidak harus bergantung pada apa pun di luar dirimu.
Engkau terlahir bebas. Hanya saja engkau telah dikondisikan untuk melupakannya. Lapisan demi lapisan pengondisian membuatmu menjadi boneka. Kendali ada di tangan orang lain.
Engkau terlahir murni, kesadaran murni. Untuk kembali dalam kemurnian itu, dalam kepolosan itu, dalam kesadaran itu, itulah yang kumaksud dengan kebebasan. Kebebasan adalah pengalaman hidup yang paling utama. Tidak ada yang lebih tinggi dari itu. Dan dari kebebasan, akan ada banyak bunga mekar di dalam dirimu. Cinta adalah mekarnya bunga kebebasanmu. Welas asih, bunga kebebasanmu yang lain. Semua yang berharga dalam hidup berkembang dalam keadaan alami keberadaanmu yang murni.
-OSHO
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yoga-Kundalini Upanishad Bab III
1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...
-
Burung Derkuku diam sejenak, kemudian bertanya lagi seperti ini: Perkutut, masih ada satu masalah yang belum begitu paham dalam pikiranku, y...
-
Inti ajaran saya yang esensial adalah: tanpa kepercayaan, tanpa dogma, tanpa iman, tanpa agama, tidak ada yang dipinjam (diambil dari ajara...
-
Sutra 1.1 Penjelasan Yoga. Sutra 1.2 Yoga adalah pengendalian aktifitas mental. Sutra 1.3 Kemudian kesadaran berdiam dalam bentuknya yang es...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar