Selasa, 23 Juni 2020

BERTEMUNYA GURU DAN MURID

Ada sebuah cerita yang indah.

Buddha Gautama datang ke sebuah kota. Seluruh kota telah berkumpul untuk mendengarkan ceramahnya, tapi dia terus menunggu, melihat ke jalan di belakangnya - karena sebelumnya seorang gadis kecil, yang berusia tidak lebih dari tiga belas tahun, telah bertemu dengannya di jalan dan berkata kepadanya, "Tunggu aku. Aku akan pergi memberikan makanan ini untuk ayahku di peternakan, tapi aku akan kembali tepat waktu. Tapi jangan lupa, tunggu aku."

Akhirnya, para tetua kota mengatakan kepada Buddha Gautama, "Siapa yang engkau tunggu? Semua orang penting telah hadir; engkau dapat memulai ceramahmu."

Buddha mengatakan, "Tapi seseorang untuk siapa aku datang sejauh ini belum hadir dan aku harus menunggunya."

Akhirnya gadis itu tiba dan dia berkata, “Aku sedikit terlambat, tapi engkau memenuhi janjimu. Aku tahu engkau akan menepati janjimu, engkau harus menepati janjimu karena aku telah menunggumu sejak aku telah menyadarinya... mungkin aku berusia empat tahun ketika aku pertama kali mendengar namamu. Hanya nama, dan sesuatu mulai membunyikan lonceng di dalam hatiku. Dan sejak saat itu telah begitu lama - sepuluh tahun mungkin - aku telah menunggu."

Dan Buddha mengatakan, "Engkau tidak menunggu dengan sia-sia. Engkau adalah orang yang telah menarikku ke desa ini."

Dia pun berbicara, dan gadis itu adalah satu-satunya yang datang kepadanya: “Inisiasi diriku. Aku telah cukup menunggu, dan sekarang aku ingin bersama denganmu."

Buddha mengatakan, "Engkau harus bersama denganku karena kotamu begitu jauh sehingga aku tidak dapat selalu kembali datang. Perjalanan yang harus ditempuh panjang, dan aku semakin tua."

Dari seluruh kota itu tidak ada satu orang pun yang datang untuk di inisiasi kedalam meditasi - hanya gadis kecil itu.

Pada malam hari ketika mereka akan tidur, Ananda salah satu murid sekaligus pelayan Buddha bertanya, "Sebelum engkau pergi tidur aku ingin mengajukan satu pertanyaan: apakah engkau merasakan adanya tarikan tertentu terhadap tempat tertentu - seperti daya tarik magnet."

Dan Buddha berkata, "Engkau benar. Begitulah caraku memutuskan perjalananku. Ketika aku merasa bahwa seseorang begitu haus - begitu haus sehingga tanpa diriku, tidak ada jalan baginya- aku harus bergerak ke arah itu."

Guru bergerak ke arah murid.

Murid bergerak ke arah Guru.

Cepat atau lambat mereka akan bertemu.

Pertemuan ini bukan pada tubuh, pertemuan ini bukan pada pikiran. Pertemuan ini adalah pada jiwa - seperti jika tiba-tiba engkau membawa dua lampu mendekat satu sama lain; lampu tetap terpisah namun nyala api mereka menjadi satu. Di antara dua badan ketika jiwa adalah satu, sangat sulit untuk mengatakan bahwa itu adalah hubungan. Hal ini tidak demikian, tapi tidak ada kata lain; bahasa kata-kata memiliki banyak kekurangan sehingga tidak mampu untuk mengungkapkannya.

Ini adalah Kesatuan…


-Osho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...