Selasa, 09 Juni 2020

BAHASA YANG TERLUPAKAN

Rasa adalah bahasa, bahasa yang terlupakan. Jika engkau memahami rasa, engkau memahami semesta.

Dikatakan bahwa Lukman, salah satu manusia paling bijaksana yang pernah dilahirkan - dia adalah pendiri pengobatan Yunani - dia akan pergi ke tetumbuhan, ke semak-semak dan pohon, duduk di sana, merasakannya, dan bertanya kepada mereka,“ Apa manfaatmu? Penyakit apa yang bisa engkau sembuhkan? " Dikatakan bahwa dia menemukan jutaan herbal, hanya dengan merasakannya. Tumbuhan itu akan berkata, “Akan lebih baik jika engkau menggunakanku dalam tuberkulosis; Aku dapat membantu."

“Ini terlihat seperti mitos, fiksi. Tetapi para ilmuwan bingung: jika ini adalah fiksi, lalu bagaimana Lukman bisa tahu? ... karena apa pun yang dia tahu telah dibuktikan oleh semua eksperimen ilmiah sebagai hal yang benar. Dan tidak ada laboratorium seperti yang ada saat ini ada saat itu; bukan instrumen halus seperti itu, tidak sama sekali! Jika ini adalah fiksi, maka muncul masalah yang lebih besar: Bagaimana dia bisa tahu? Dan bukan satu atau dua atau seratus ramuan ... jutaan! Jika dia telah bereksperimen dengan alat-alat kasar maka perlu setidaknya sepuluh hingga dua puluh ribu tahun baginya untuk menemukan semua itu. Itu tampaknya lebih fiktif. Fiksi pertama tampaknya menjadi kenyataan yang lebih dekat ... ia bertanya.

Ada cerita yang sama di India juga. Ayurveda, obat India, didasarkan pada rahasia yang sama. Rahasia-rahasia itu diungkapkan oleh tumbuhan itu sendiri. (di Bali juga dikatakan demikian, tercatat pada lontar Taru Pramana, dimana pohon dan aneka tetumbuhan berbicara pada pertapa di masa lalu menyampaikan manfaat dan kegunaanya untuk kesembuhan). Tapi untuk mengetahuinya diperlukan bahasa, bahasa yang universal yang tidak lokal hanya untuk umat manusia.

Rasa adalah bahasa itu. Bahasa Yunani atau Arab atau Sanskerta tidak dapat melakukannya. Tidak ada bahasa yang berasal dari pikiran adalah bahasa ilahi. Tidak, bahasa ilahi berasal dari hati. Rasa adalah bahasanya.

Jika engkau mulai benar-benar merasakan, dan jantungnya mulai berdetak dengan rasa, engkau dapat meminta sebatang pohon, dan sebatang pohon selalu siap untuk mengungkapkan rahasianya. Engkau dapat meminta seekor burung, dan burung itu siap untuk mengungkapkan rahasianya. Engkau dapat meminta keberadaan, dan keberadaan siap untuk mengungkapkan hatinya. "

- Osho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...