Senin, 18 November 2019

MEMBANDINGKAN YESUS DENGAN BUDDHA

Dalam membandingkan Yesus dengan Buddha, Yesus tampak sangat aktif dan revolusioner. Mengapa ini terjadi?

JAWABAN OSHO:
Ada alasannya. Tetapi pertama-tama, beberapa penjelasan diperlukan. Yoga membagi manusia menjadi dua bagian: bagian matahari dan bagian bulan. Matahari adalah simbol dari kepositifan batin dan bulan adalah simbol dari kenegatifan batin. Matahari tidak berarti matahari yang ada di luar dan bulan juga bukan berarti bulan yang ada di luar. Kata-kata ini digunakan untuk alam semesta batin.

Bahkan ada satu nafas yang dikenal sebagai nafas matahari dan nafas lain yang dikenal sebagai nafas bulan. Setiap empat puluh hingga enam puluh menit, napasmu berubah dari satu lubang hidung ke lubang hidung lainnya. Jika engkau membutuhkan lebih banyak panas dalam tubuh, atau jika engkau tiba-tiba menjadi marah, napas mataharimu mulai berfungsi. Yoga mengatakan bahwa jika engkau menggunakan napas bulan saat engkau marah, maka engkau tidak bisa marah sama sekali, karena napas bulan menciptakan kesejukan yang dalam di dalam dirimu.

Yang negatif begitu dingin, hening, diam. Yang positif adalah panas, bersemangat dengan energi, aktif. Matahari adalah bagian aktif dalam dirimu dan bulan adalah bagian tidak aktif dalam dirimu. Ketika seseorang pertama kali bersentuhan dengan matahari, cahayanya menyala panas, seperti nyala api.

Jika engkau menganalisis kehidupan batin Buddha atau Yesus dengan perbedaan dalam pikiran, banyak hal yang biasanya tersembunyi akan menjadi jelas. Misalnya, setiap kali seseorang yang tercerahkan seperti Buddha dilahirkan, kehidupan awalnya akan sangat revolusioner. Saat seseorang memasuki dimensi batin, pengalaman pertama adalah nyala api. Tetapi Buddha yang lebih tua bertumbuh, semakin banyak kesejukan batin dirasakan. Semakin sempurna tingkat bulannya, semakin semangat revolusioner itu menghilang. Itulah sebabnya kata-kata Buddha tidak revolusioner.

Yesus tidak memiliki kesempatan ini. Dia disalibkan ketika dia masih seorang revolusioner dan dia meninggal, dari sudut pandang Kekristenan, pada usia tiga puluh tiga. Jika engkau membandingkan perkataan Buddha dengan perkataan Yesus, ada perbedaan yang jelas. Perkataan Yesus terlihat seperti perkataan seorang pria muda, panas. Perkataan awal Buddha juga seperti ini, tetapi ia tidak disalibkan untuk mereka, dia hidup sampai delapan puluh.

Alasan Buddha tidak disalibkan adalah karena India selalu tahu bahwa ini terjadi. Setiap kali seseorang bergerak didalam, setiap kali seorang buddha masuk ke dalam dirinya, ekspresi pertamanya adalah berapi-api, revolusioner, memberontak. Dia meletus dan meledak menjadi api. Tapi kemudian fase itu menghilang dan akhirnya hanya ada bulan: hening, tanpa api, dengan hanya cahaya. Itulah sebabnya India tidak pernah membunuh siapa pun, itulah sebabnya India tidak pernah berperilaku seperti orang Yunani berperilaku dengan Socrates atau orang Yahudi dengan Yesus.

Yesus disalibkan lebih awal. Kekristenan masih belum lengkap karena kekristenan didasarkan pada Yesus mula-mula, pada Yesus ketika ia hanya sebuah nyala api. Agama Buddha lengkap. Ia telah mengenal Buddha dalam semua tahapannya. Ia telah mengetahui bulan Buddha di semua tahapan bulan, dari hari pertama hingga cahaya bulan penuh.

Ini adalah sebuah kemalangan bagi Kaum Barat, mereka telah membuktikan dirinya sebagai salah satu kemalangan terbesar dalam sejarah, bahwa Yesus disalibkan ketika ia hanya sebuah nyala api, ketika ia baru berusia tiga puluh tiga. Nyala api akan berubah menjadi cahaya bulan, tetapi kesempatan itu tidak diberikan. Alasannya adalah bahwa orang-orang Yahudi tidak menyadari fenomena batin.

India telah mengenal banyak buddha, dan mereka selalu benar bahwa setiap kali seseorang memasuki dimensi batin, dia merasakan api yang revolusioner muncul. Jika orang terus masuk ke dalam, api itu larut, dan kemudian hanya ada keheningan, keheningan yang diterangi cahaya bulan. Untuk mengubah panas menjadi cahaya adalah ilmu rahasia alkimia batin. Untuk mengubah batu bara menjadi berlian, mengubah logam dasar menjadi emas, ini semua hanyalah simbol.

Para Alkemis tidak pernah benar-benar peduli dengan mengubah logam dasar menjadi logam yang lebih tinggi, tetapi mereka harus menyembunyikan apa yang mereka lakukan. Mereka harus membuat simbologi rahasia esoteris, karena pada masa-masa awal sangat sulit untuk berbicara tentang ilmu pengetahuan batin dan tidak dibunuh. Yesus terbunuh: dia adalah seorang alkemis. Dan agama Kristen yang berkembang setelah Yesus melawannya. Gereja Kristen mulai membinasakan dan membunuh mereka yang mempraktikkan alkimia transformasi batin.

Kekristenan tidak bisa benar-benar berkembang menjadi sebuah agama, Kekristenan tetap merupakan sebuah golongan para Imam. Kekristenan tidak bisa membuat sannyasin, kekristenan hanya bisa membuat pengkhotbah, terlatih, mati, terdisiplin.

- Osho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...