Ini adalah pertanyaan semua orang, pencampuran antara berikhlas diri dan bertarung. Tapi berikhlas diri milikmu bukanlah berikhlas diri milikku, berikhlas diri milikmu hanyalah sikap mengalah. Pada dasarnya engkau ingin bertarung, tetapi ada situasi dimana engkau tidak bisa bertarung, atau mungkin engkau telah menghabiskan energimu untuk bertarung. Kemudian, untuk menutupi kekalahanmu, engkau mulai berpikir untuk berikhlas diri. Berikhlas dirimu tidak asli, itu palsu.
Berikhlas diri yang nyata bukan bertentangan dengan pertarungan. Berikhlas diri yang nyata adalah tidak adanya pertarungan. Engkau tidak dapat mencampurkan berikhlas diri yang nyata dengan sikap bertarung, karena alasan sederhana bahwa adanya berikhlas diri berarti tidak adanya sikap bertarung. Bagaimana engkau bisa mencampur sesuatu yang ada dengan sesuatu yang tidak ada? Sama seperti engkau tidak bisa mencampuradukkan cahaya dan kegelapan, betapapun hebatnya dirimu. Engkau tidak bisa mencampur cahaya dan kegelapan karena alasan sederhana bahwa kegelapan hanyalah ketiadaan cahaya. Engkau tidak bisa menyatukan keduanya, hanya satu yang bisa hadir.
Jadi hal pertama yang harus diingat adalah bahwa sikap dasar setiap manusia adalah untuk bertarung. Jadi jangan menganggapnya sebagai masalahmu. Ini akan sangat membantumu untuk memahami bahwa itu adalah masalah manusia. Kemudian engkau bisa berdiri menyendiri dan menontonnya, mengamatinya, memahaminya.
Pertarungan adalah sikap dasar karena ia memberi asupan untuk ego. Semakin banyak engkau bertarung, semakin egomu menjadi lebih kuat. Jika engkau menjadi pemenang, ego memiliki kesenangan besar. Engkau memberi kehidupan pada ego dengan kemenanganmu. Disisi lain, saat ego semakin kuat, keberadaanmu semakin menjauh darimu.
Saat egomu menjadi lebih kuat, engkau kehilangan dirimu sendiri. Engkau mungkin bertarung dan menjadi pemenang, sama sekali tidak tahu bahwa itu bukan keuntungan melainkan kerugian. Setiap anak diajarkan untuk bertarung dengan cara yang berbeda. Persaingan adalah pertarungan, untuk menjadi yang pertama di kelas adalah pertarungan, untuk memenangkan trofi dalam pertandingan adalah pertarungan. Ini adalah persiapan-persiapan untuk hidupmu. Lalu bertarung dalam pemilihan, bertarung demi uang, bertarung demi prestise. Seluruh masyarakat ini didasarkan pada pergumulan, kompetisi, perjuangan, menempatkan setiap individu melawan keseluruhan. Jadi ini situasi hampir semua orang.
Lalu engkau mendengarkan aku tentang berikhlas diri. Berikhlas diri berarti tidak adanya kompetisi, tidak ada pergumulan, tidak ada pertarungan, hanya rileks bersama dengan semesta, kemanapun ia menuntun. Bukan mencoba mengendalikan masa depanmu, bukan mencoba mengendalikan konsekuensi-konsekuensinya, tetapi mengizinkan semua itu terjadi, bahkan tidak memikirkan tentang semuanya itu. Berikhlas diri ada disaat sekarang, konsekuensi-konsekuensi itu adalah masa depan. Dan berikhlas diri adalah pengalaman yang menggembirakan, relaksasi total, sinkronisitas yang mendalam dengan semesta.
- Osho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yoga-Kundalini Upanishad Bab III
1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...
-
Burung Derkuku diam sejenak, kemudian bertanya lagi seperti ini: Perkutut, masih ada satu masalah yang belum begitu paham dalam pikiranku, y...
-
Inti ajaran saya yang esensial adalah: tanpa kepercayaan, tanpa dogma, tanpa iman, tanpa agama, tidak ada yang dipinjam (diambil dari ajara...
-
Sutra 1.1 Penjelasan Yoga. Sutra 1.2 Yoga adalah pengendalian aktifitas mental. Sutra 1.3 Kemudian kesadaran berdiam dalam bentuknya yang es...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar