Minggu, 11 Agustus 2019

MENGULANG JALAN PENCARIAN

Burung Perkutut melanjutkan keterangannya: Saudaraku, mengulang jalan pencarian tentang kehalusan itu yang penting, tekun menganalisa dan membanding-bandingkan rasa, contohnya merasakan perbedaan rahsa dan rasa, perbedaan tonjolan yang tercampur dan tonjolan yang murni (diteliti dengan teliti, dirasakan hingga mendalam), perbedaan pikiran dan ide, perbedaan pikir dan budi dan sebagainya.

Untuk yang harus diperhatikan dan dibanding-bandingkan itu semua, yang terpenting adalah kondisi batinnya sendiri, juga mengambil tauladan batin orang lain, yang terlihat sinar dan warnanya dalam tata kelahiran, itu sebagai contoh. Setelah berhasil memperhatikan yang menjadi penyebab dan yang menyebabkan padam, akhirnya bisa mengendalikan tumbuhnya yang jahat, karena telah rajin memperhatikan kebiasaannya dan telah paham rahasianya, sehingga bisa berhasil menguasai rasa yang mulia semakin tajam, daya pikirnya juga semakin peka. Manusia yang demikian itu, akan bisa merawat hidupnya, karena telah bisa mengendalikan keinginannya, bisa memilih yang baik, tepat dalam mencari yang benar dan menuju pada keselamatan.

Karena sesungguhnya keinginan manusia itu ada yang tumbuh dari kekuatan nafsu yang jahat, ada yang tumbuh dari kekuatan nafsu yang baik, ada yang tumbuh dari rasa. Selain itu ada yang mengikuti petunjuk budi, ada yang mengikuti petunjuk angan-angan yang sedang gelap, terseret daya kekuatan ruh kegelapan (ruh hewani), ada lagi perbuatan yang dikarenakan pengaruh dari kekuatan ruh saja (meninggalkan angan-angan). Itu semua harus dirasakan, serta harus diteliti. Angan-angan itu sebagai raja dari Lima Indra, itu yang bertugas membedakan baik buruk benar salah.

Keinginan yang baik itu ajakan nafsu mutmainah, demikian juga semua nafsu tidak diberi kemampuan memahami kebenaran, sebab, kebenaran itu menjadi tugasnya budi, untuk itu angan-angan harus cerdas atas petunjuk budi, karena budi itu bertugas sebagai penunjuk kebenaran. Keinginan yang baik serta berdasar pada kebenaran itu juga belum tentu baik atau tidak harus dijalankan, maka dari itu harus hati-hati atas sasmita rasa, karena pekerjaan rasa itu menuntun kepada keselamatan dan keberhasilan, selalu merasa yang harus dijalankan. Selalu memberi petunjuk kepada yang wajib dan wilayahnya.

Siapapun yang bisa menemukan nafsu mutmainah, budi dan rasa, yang ada didirinya, apapun yang dilakukan akan banyak baiknya, banyak benarnya, tersedia keselamatannya.

Cara seseorang menelaah dan merasakan tumbuhnya nafsu yang baik, bisikan rasa dan juga petunjuk budi, itu dengan jalan saling menggosok antar sahabat yang satu dalam pencarian, saling menuntun, serta saling bergandengan.

Ketahuilah, manusia untuk bisa membanding-bandingkan dan merasakan, sebagai jalannya adalah dituntun dan saran dari orang lain. Seperti ini aturannya, seumpama ada orang yang duduk bersama di tempat yang sepi dan nyaman, dan hatinya ketika itu sudah bersih semua, kemudian berupaya untuk ketenangan, maka saling tarik menarik dayanya, saling tolong menolong. Jika ada yang mendapatkan tanda dari Yang Gaib (Tumbuh dari Rasa), ditularkan kepada temannya, kemudian bersama-sama dihayati, dikaji menggunakan rasa dikala itu. Perbuatan yang demikian jika rutin dijalankan, tidak sedikit manfaatnya, yang akhirnya lama kelamaan akan mendapatkan Mustika pencerahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...