Semua Mirah merasa kalah, ketika dibandingkan dengan berlian. Terlebih lagi semua kupu-kupu. Akhirnya sepakat, akan mengangkat Raja atas berlian, sebab berlianlah yang paling unggul dalam rupa.
Ketika berlian akan diangkat sebagai raja, kemudian berlian menjelaskan.
Atas kesepakatan kalian semua yang ingin mengangkat raja diriku, karena aku paling unggul cahayanya serta tanpa warna. Keunggulan cahayaku yang menghidupkan rupaku. Warna itu bukan milikku sehingga aku memuat semua warna. Hal itu memang benar, namun diriku ini sebenarnya belum sempurna, masih ada lagi wujud selain diriku yang lebih unggul cahayanya melebihi diriku. Serta mampu memuat segala warna dengan sempurna melebihi diriku. Itulah yang kalian angkat jadi raja, sebab cahayanya berlipat seribu dibanding cahayaku, jika memancar akan menyamai matahari, tetapi aku hanya berkelip saja. Sedangkan dalam memuat warna ternyata seribu kali dibanding aku. Aku hanya mengandung warna, namun yang akan aku katakan kepada kalian adalah mengandung warna dan sekalian rupanya. Maksudnya, bukan hanya bisa berwarna merah, hijau, juga bisa bermacam warna bagaikan kupu, bagaikan mirah, bagaikan berlian, bagaikan batu, bagaikan kuda, bagaikan manusia, bagaikan matahari, singkatnya bisa menyerupai semua wujud yang ada di dunia ini, karena bisa berwujud bagaikan dunia yang tergelar nampak bumi langit beserta segala isinya.
Jika sedang seperti matahari, sama sekali tidak berbeda dengan matahari, hingga tidak ada manusia yang bisa mengungkapkan seperti apa rupa yang sebenarnya. Yang seperti itu dikarenakan dua sebab saja.
Pertama disebabkan sangat tinggi cahayanya.
Kedua karena tidak memiliki warna sama sekali.
Apakah kalian sudah mengetahui wujud yang demikian itu?
Itulah yang disebut Kaca Benggala Besar.
Semua batu mulia dan kupu-kupu keheranan, serta ingin mengetahui seperti apa rupa dari Kaca Benggala.
Ada sebuah batu yang ingin digambarkan seperti apa rupa dari Kaca Benggala, kemudian bertanya kepada berlian, wujud Kaca Benggala itu seperti apa. Apakah memang seperti rupa segala wujud yang ada, apakah berbeda dibanding dengan segala perwujudan. Jika tidak sama dan tidak berbeda seperti segala perwujudan, apakah bisa disebut jernih bagaikan air?
Berlian menjawab, jika dikira seperti rupa segala yang wujud itu juga benar, namun belum tepat. Mengapa bisa dikatakan demikian karena Kaca Benggala itu memang bisa bagaikan batu, bisa bagaikan kupu, bisa bagaikan berlian dan sebagainya. Sedangkan jika dikatakan belum tepat, karena kalimat tersebut, karena berbeda dengan segala yang wujud. Perbedaannya adalah, Batu itu keruh, namun Kaca Benggala tidak keruh. Baju itu menonjol serta jelek, namun Kaca Benggala tidak pernah disebut menonjol dan jelek. Mirah Delima kuning serta kecil, namun Kaca Benggala itu tidak kuning dan tidak kecil. Arang itu hitam, Kaca Benggala itu tidak hitam. Singkatnya jika segala perwujudan dibedakan dengan Kaca Benggala, semuanya akan berbeda jika dibanding dengan Kaca Benggala. Oleh karena itu, bisa disebut berbeda dengan segala perwujudan. Namun tidak boleh diputuskan demikian, sebab didepan telah dijelaskan, bagaikan wujud segala perwujudan. Itu hanya bisa disebut dengan sebutan “bening”, jika disebut demikian barangkali baru benar. Namun demikian juga belum tepat, sebab bening itu lebih tepatnya untuk menyebut air didalam gelas. Air itu memang bening, namun beningnya air itu bening yang kosong, jauh berbeda dengan kebeningan Kaca Benggala. Bening yang mengandung wujud, sebab cahayanya bercampur dengan Rahsa, rasa itulah yang tanpa warna, namun tidak kosong. Sang Cahaya menjadi Cahayanya Rasa, Sang Rasa menjadi tempat bagi Cahaya.
Sehingga disebut tanpa warna tanpa rupa, sebab seandainya dicaripun warna dan wujudnya, tidak akan bisa ditemukan.
Yang demikian kadang disebut sebagai, Kosong namun ada, Kosong tapi isi. Atau, Tidak buruk ataupun baik, namun mengandung kejelekan dan keindahan. Entahlah apa namanya wujud yang seperti itu.
Sebaiknya, marilah kita buktikan.
Semua batu mulia, kupu dan juga batu, semuanya berumpul ditempat tinggal Kaca Benggala Besar.
Yang pertama datang batu. Batu mengatakan kepada Keca Benggala Besar, kedatangan saya ingin mengangkat engkau menjadi raja karena engkau paling unggul dalam warna sedunia, namun ijinkanlah saya untuk melihat wajah dirimu terlebih dahulu.
Keca Benggala Besar menjawab, baiklah, datanglah kesini, wujudku adalah seperti wujud dirimu.
Ketika batu sampai dihadapan Kaca Benggala Besar, sangat terheran-heran, karena wujud Kaca Benggala Besar persis sama dengan dirinya. Tidak ada perbedaannya sedikitpun dengan dirinya, kemudian batu pamit pulang.
Tidak lama kemudian kupu juga memandang wajah Kaca Benggala Besar bergantian. Semua terheran-heran, sebab wajah Kaca Benggala Besar hanya mirip seperti kupu saja, demikian juga batu mulia, melihat wajah Kaca Benggala Besar juga sama seperti batu mulia. Ketika batu dan arang melihatnya juga sama seperti mereka.
Kemudian kesemua kembali ketempat semula.
Kupu saling mengatakan, seperti berikut, menurut berita Kaca Benggala Besar itu sangat indah rupa, ternyata hanya seperti kupu-kupu saja, tidak memiliki cahaya seperti mirah, bahkan lebih indah mirahnya. Apalagi jika dibandingkan dengan berlian, jauh lebih indah berliannya, karena Kaca Benggala Besar tidak memiliki cahaya, sehingga tidak bisa berkedip-kedip.
Batu dan arang berkata seperti berikut, rupa Kaca Benggala Besar keruh dan hitam seperti rupaku, oleh karena wujudku jelek, akan tetapi Kaca Benggala Besar persis seperti aku, menurutku Kaca Benggala Besar itu jelek.
Kemudian berlian memberi nasihat kepada Kupu, Batu, Arang. Ketahuilah oleh kalian semua, bahwa Kaca Benggala Besar walaupun sangat unggul rupa, namun tidak mau memamerkan wajahnya, tidak mau membandingkan dirinya dengan diri yang lain, seperti kupu ketika saling mengunggulkan diri, yang kesemuanya mengunggulkan dirinya sendiri dan membanggakan diri sendiri. Sudah biasa, bagi yang belum sempurna, maka saling membanding diri. Namun bagi sudah sempurna tidak akan melakukan hal demikian.
Kupu putih memamerkan putihnya, yang merah membanggakan merahnya, mirah hijau pamer hijaunya, berlian juga memamerkan kerlip cahayanya, demikian juga batu juga memamerkan, yang pamer kejelekannya. Baik dan buruk jika dipamerkan, itu sama saja disebut pamer, Itu semua dikarenakan belum sempurna dalam hal rupa. Kebanyakan tidak akan mau disebut jelek, meminta disebut baik, namun Kaca Benggala Besar tidak minta disebut baik dan juga tidak meminta disebut jelek seperti batu dan arang. Kaca Benggala Besar bersedia disebut apa saja tergantung yang menyebutnya. Mau disebut jelek seperti batu dan arang, namun disebut berkelip seperti berlian tidak menolak, bahkan jika ada perlunya mau disebut seperti matahari. Namun janganlah salah terima, mengapa mau disebut jelek, bukan dikarenakan permintaannya atau atas harapannya, dan juga bersedia disebut baik itu bukan karena pamer atau menginginkan pujian. Namun kesediannya karena ikhlas mengandung segala rupa. Dan sekarang batu serta arang telah melihat sendiri, nampak hitam wajah Kaca Benggala Besar, itu dikarenakan sangat jernihnya. Terlihat hitam seperti arang bukan karena dia itu hitam, itu disebabkan karena kejernihannya yang tidak terbayangkan, sehingga arang dan batu tidak bisa membayangkan. Silahkan dipikir, seandainya keruh maka akan keruh saja, tidak akan bisa memuat rupa.
Kupu, arang dan batu, setelah mendengar penjelasan berlian maka merasa atas kesalahannya, sehingga percaya bahwa keruh yang terlihat didalam Kaca Benggala Besar itu adalah keruhnya diri sendiri, bukan keruh dari Kaca Benggala Besar, sesungguhnya justru karena atas kejernihan Kaca Benggala Besar, sebab Kaca Benggala Besar bisa juga terlihat berkelip seperti berlian, bisa hijau seperti berlian hijau yang disebut juga Tinjo Maya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yoga-Kundalini Upanishad Bab III
1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...
-
Burung Derkuku diam sejenak, kemudian bertanya lagi seperti ini: Perkutut, masih ada satu masalah yang belum begitu paham dalam pikiranku, y...
-
Inti ajaran saya yang esensial adalah: tanpa kepercayaan, tanpa dogma, tanpa iman, tanpa agama, tidak ada yang dipinjam (diambil dari ajara...
-
Sutra 1.1 Penjelasan Yoga. Sutra 1.2 Yoga adalah pengendalian aktifitas mental. Sutra 1.3 Kemudian kesadaran berdiam dalam bentuknya yang es...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar