Isa al-Masih ditanya, “Wahai Ruh Tuhan, apakah hal yang paling hebat dan yang paling kejam di dunia ini dan dunia yang akan datang?”
“Murka Tuhan,” jawab Isa.
“Apa yang dapat melindungi kami dari Murka Tuhan?” mereka bertanya.
“Kendalikan kemurkaanmu dan cegahlah amarahmu,” dia menjawab.
Cara melakukan ini adalah dengan melawan diri dan, ketika engkau ingin mengeluh tentang sesuatu, lebih baik mengucapkan terima kasih. Besarkanlah dirimu dan tumbuhkan kesadaran bahwa cinta telah ada dan bangkitkan dalam dirimu, karena pemberian rasa syukur yang palsu adalah upaya untuk mencari cinta dari Tuhan. Itulah yang telah dikatakan oleh Guru Agung kami bahwa, mengeluh tentang makhluk berarti mengeluhkan Pencipta. Dia juga mengatakan bahwa permusuhan dan kemarahan yang tersembunyi didalam dirimu, selalu melawan dirimu, seperti api. Ketika engkau melihat percikan meloncat keluar dari api, bawa ia keluar hingga kembali ke non-eksistensi, awal kemunculannya. Apabila engkau menolongnya dengan “korek api” jawaban atau kata-kata tuduhan, ia akan menemukan jalan untuk kembali lagi dari alam non-eksistensi. Dan hanya dengan perjuangan yang berat, engkau mampu mengeluarkannya kembali.
Pukul mundur musuhmu dengan sesuatu yang baik untuk menghancurkannya dengan dua cara. Musuhmu bukanlah daging dan tulangnya, melainkan pikiran jahatnya. Ketika ia dipukul mundur darimu dengan banyaknya terima kasih, ia akan dipukul mundur dari dirinya juga. Hal ini terjadi secara alamiah, sebagai mana perkataan, “Lelaki adalah budak kebajikan”. Cara kedua adalah biarkan dia melihat bahwa apa yang dia katakan atau dia lakukan, tidak berdampak apa-apa bagi dirimu. Ketika anak kecil memanggil anak yang lain dengan sebuah nama dan anak kedua akan memangil anak pertama sebuah nama kembali, anak pertama akan merasa tertarik setelah melihat bahwa apa yang dia lakukan berpengaruh pada anak kedua. Tetapi apabila yang pertama melihat tidak ada perubahan atau dampak, ia menjadi tak tertarik lagi.
Begitulah cara kedua dilakukan. Ketika sifat kesabaran ini terejawantahkan didalam dirimu, fitnah musuhmu menjadi tak berbekas apa-apa dan dia melihat bahwa apa yang dia lakukan, tidak benar. Dia telah melihat dirimu bukan sebagai dirimu. Maka menjadi jelas bukan martabatmu yang direndahkan, melainkan martabat musuhmu. Dan tiada kehinaan bagi seorang musuh selain kebohongannya terungkap. Maka, engkau memberi dia racun dengan memuji dia, dengan mengucapkan terima kasih, karena sementara dia memperhatikan kekurangannya pada dirimu, engkau mengejawantahkan kesempurnaanmu sebagai kekasih Tuhan seperti mereka yang memaafkan aku karena Tuhan mencintai yang bermurah hati (QS. 3 :134). Seseorang yang menjadi kekasih Tuhan tidak akan merasa kekurangan. Pujilah musuhmu sedemikian rupa hingga teman-temannya akan mulai heran pada diri mereka dan berkata, “Dia pasti menghianati kita, karena orang lain itu bersepakat dengannya”.
Cabutlah cambang mereka dengan lembut.
Betapapun mereka kaya dan berkuasa.
Patahkan leher mereka dengan kemantapan.
Betapapun kuatnya mereka.
Semoga Tuhan memberkahi kita dengan keberhasilan didalam hal ini!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yoga-Kundalini Upanishad Bab III
1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...
-
Burung Derkuku diam sejenak, kemudian bertanya lagi seperti ini: Perkutut, masih ada satu masalah yang belum begitu paham dalam pikiranku, y...
-
Inti ajaran saya yang esensial adalah: tanpa kepercayaan, tanpa dogma, tanpa iman, tanpa agama, tidak ada yang dipinjam (diambil dari ajara...
-
Sutra 1.1 Penjelasan Yoga. Sutra 1.2 Yoga adalah pengendalian aktifitas mental. Sutra 1.3 Kemudian kesadaran berdiam dalam bentuknya yang es...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar