Ada permata putih, cahayanya putih bersinar terang, bernama Permata Manik Maya, tergeletak dekat dengan tempat duduk sang Putri, berkata kepada kupu-kupu, katanya, “Wahai kupu, sesungguhnya semua warna kalian itu indah, yang putih, yang merah, yang kuning, yang ungu, yang hijau, yang biru, dan juga yang hitam, tidak ada satupun yang tidak indah, kekurangannya hanyalah tidak mengandung cahaya, seandainya bisa bercahaya, betapa indahnya, sebab, warna itu bisa terlihat karena kekuatan cahaya, walaupun merah, hijau, biru, jika tidak bersinar itu hampa. Walaupun warna putih ataupun merah, jika bersinar maka menjadi indah. Coba perhatikan wujud diriku ini, tidak lain hanyalah putih, warna putih itu tidak berbinar dan tidak mencolok, namun karena mengandung cahaya, sehingga putihku indah bercahaya, itulah diriku yang disebut Permata Manik Maya. Tidak hanya permata saja, walaupun manusia yang tampan rupawan, dihias busana, jika tidak ada cahayanya, tidak ada daya tariknya, dan tidak ada pancaran wibawanya, akhirnyapun tidak menjadi perhatian dan tidak dipercaya, sehingga tidak dipilih dan suatu jabatan, karena hanya mengandalkan ketampanan rupa dan kebaikan hati, serta kebahagiaan hidupnya. Karena tidak berusaha mencari keluhuran Pramana. Walaupun manusia yang buruk rupa serta kurus badannya, jika luhur budi-nya, juru hati, akan menjadi pusat perhatian dan dihormati, sehingga banyak yang hormat dan mencintainya, karena terlihat dari pancaran wibawanya yang tinggi, mengagumkan, itu disebabkan cahaya budi dari dirinya yang bening.
Ditempat itu ada batu mulia merah, di dekat tempat duduk, disebut juga batu mulia Geni Maya, mempertontonkan cahayanya yang merah menyala bagaikan bara api.
Ada lagi batu mulia kuning, memperlihatkan keindahannya, yaitu cahaya kuning bersinar, yang bernama berlian Mirah Delima.
Ada lagi batu mulia ungu, memperlihatkan cahaya ungu yang antik Puspa Raga
Adalagi batu mulia hijau, memperlihatkan cahayanya yang hijau berpendar, yang disebut berlian Tinjo Maya.
Adalagi batu mulia biru, memperlihatkan cahayanya yang biru, disebut berlian Manik Nila Pakaja.
Adalagi batu mulia hitam, memperlihatkan cahaya hitam pekat, disebut Mustikaning Bumi.
Kesemuanya indah cahayanya, dan tidak ada yang mengecewakan, sehingga menyebabkan semua kupu-kupu menjadi malu, yang disebabkan karena lebih indah berlian daripada kupu, sebab kupu hanya memiliki warna saja, tidak memiliki cahaya, sedangkan berlian memiliki warna dan mengandung cahaya.
Wahai saudara, cerita tersebut mengandung makna sebagai berikut :
Mengecewakan sekali jika manusia hanya mengejar kesenangan, hak milik, hobby, kenikmatan, kebahagiaan hidup, kewibawaan, keluhuran derajat dan lain sebagainya. Tidak mencari atas terang dan ketenangan jiwa, yaitu Menghidupkan Budi.
Warna putih, merah, kuning, ungu, hijau dan sejenisnya itu semua sebagai ibarat. Rahsa, artinya menjadi ibarat perwatakan manusia, sedangkan cahaya sebagai ibarat terangnya budi manusia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yoga-Kundalini Upanishad Bab III
1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...
-
KATA PENGANTAR Ini adalah buku kedua dari seri buku “Kundalini” yang saya tulis. Buku ini dimaksudkan sebagai buku petunjuk bagi orang-orang...
-
KATA PENGANTAR Petunjuk latihan ini dibuat dengan tujuan memberikan kesempatan pada orang-orang yang berminat untuk menguasai bioenergi (qi/...
-
Penghuni neraka lebih berbahagia di neraka daripada mereka di dunia ini kerena didalam neraka mereka sadar pada Tuhan. Sedangkan di dunia in...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar