Aku dulu adalah seorang mahasiswa disebuah universitas. Aku tidak pernah menghadiri kuliah-kuliah profesorku. Tentu saja, mereka tersinggung.
Dan suatu hari dekan memanggilku dan dia berkata, "Mengapa engkau masuk universitas? Kami tidak pernah melihatmu, engkau tidak pernah menghadiri kuliah apapun. Dan ingat, ketika waktu ujian tiba, jangan meminta catatan absen/kehadiran karena tujuh puluh lima persen kehadiran adalah keharusan untuk ikut ujian".
Aku memegang tangan orang tua itu dan aku berkata, "Engkau ikutlah denganku, aku akan menunjukkan dimana aku berada dan mengapa aku masuk universitas".
Dia sedikit takut kemana aku sedang membawanya dan mengapa. Dan itu fakta yang sudah dikenal bahwa aku sedikit nyentrik! Dia berkata, "Tapi ke mana engkau membawaku?"
Aku berkata, "Aku akan menunjukkan kepadamu sehingga engkau harus memberiku kehadiran seratus persen. Engkau ikutlah denganku".
Aku membawanya ke perpustakaan dan aku mengatakan kepada pustakawan, "Beritahukanlah orang tua ini, apakah pernah ada satu haripun ketika aku tidak berada di perpustakaan?"
Pustakawan itu berkata, "Bahkan pada hari libur dia sudah ada disini. Jika perpustakaan tidak buka maka mahasiswa ini terus duduk di taman perpustakaan, tetapi dia datang. Dan setiap hari kita harus memberitahunya, 'Sekarang tolonglah, pulanglah, karena ini adalah waktu tutup".
Aku memberi tahu profesor itu, "Aku mendapati buku-buku itu jauh lebih jelas daripada yang engkau sebut sebagai profesor. Dan, lebih dari itu, para profesor hanya mengulangi apa yang sudah ditulis dalam buku-buku itu, jadi apa gunanya mendengarkan mereka sebagai tangan kedua? Aku bisa membacanya langsung di buku!"
Aku mengatakan kepadanya, "Jika engkau bisa membuktikan bahwa para pengajarmu mengajarkan sesuatu yang tidak ada dalam buku, maka aku siap untuk datang ke kuliah. Jika engkau tidak bisa membuktikannya maka ingatlah bahwa engkau harus memberiku kehadiran seratus persen, jika tidak, aku akan membuat masalah!"
Dan aku tidak pernah pergi untuk meminta kepadanya, dia memberiku kehadiran seratus persen. Dia mengerti intinya, hal itu begitu sederhana.
Dia berkata, "Engkau benar. Mengapa mendengarkan pengetahuan dari tangan kedua? Engkau bisa langsung ke buku-buku itu. Aku kenal para profesor itu, aku sendiri hanya rekaman piringan hitam. Sesungguhnya, "katanya kepadaku,"selama tiga puluh tahun aku belum membaca apapun. Aku hanya terus menggunakan catatan lamaku".
Selama tiga puluh tahun dia telah mengajarkan hal yang sama berulang kali dan dalam waktu tiga puluh tahun, jutaan buku telah diterbitkan.
-Osho
Jumat, 05 Juli 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yoga-Kundalini Upanishad Bab III
1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...
-
Burung Derkuku diam sejenak, kemudian bertanya lagi seperti ini: Perkutut, masih ada satu masalah yang belum begitu paham dalam pikiranku, y...
-
Inti ajaran saya yang esensial adalah: tanpa kepercayaan, tanpa dogma, tanpa iman, tanpa agama, tidak ada yang dipinjam (diambil dari ajara...
-
Sutra 1.1 Penjelasan Yoga. Sutra 1.2 Yoga adalah pengendalian aktifitas mental. Sutra 1.3 Kemudian kesadaran berdiam dalam bentuknya yang es...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar