Pertanyaan:
Bagaimana cara mengembangkan karakter yang cukup kuat sehingga aku tidak terganggu dengan apapun dan tidak kehilangan ketenanganku?
Lanjutan jawaban OSHO:
Hal pertama, dalam mengendalikan engkau menekan, dalam transformasi engkau mengungkapkan atau mengekspresikannya. Tapi tidak perlu mengungkapkannya pada orang lain karena 'orang lain' itu tidak relevan lagi. Lain kali engkau merasa marah pergilah dan larilah mengelilingi rumah tujuh kali, dan setelah itu duduklah dibawah pohon dan perhatikanlah kemana kemarahannya telah hilang. Engkau belum menekannya, engkau belum mengendalikannya, engkau belum melemparkannya ke orang lain, karena jika engkau melemparkannya pada orang lain, sebuah rantai diciptakan, karena yang lain itu sama bodohnya dengan engkau, sama tidak sadarnya seperti engkau. Jika engkau melemparkannya kepada orang lain, dan jika orang lain itu adalah orang yang tercerahkan, tidak akan ada masalah, dia akan membantumu untuk membuang dan melepaskannya dan pergi melalui satu katarsis atau pencurahan. Tapi yang lainnya sama bodohnya seperti engkau, jika engkau melempar kemarahan pada dirinya, dia akan bereaksi. Dia akan melemparkan lebih banyak kemarahan padamu, dia tertekan sebanyak dirimu. Kemudian datanglah sebuah rantai, engkau melemparkan padanya, dia melemparkan padamu, dan engkau berdua menjadi musuh.
Jangan melemparkannya kepada siapapun. Itu sama seperti ketika engkau merasa ingin muntah, engkau tidak pergi dan muntah pada seseorang. Kemarahan membutuhkan satu muntahan. Engkau pergi ke kamar mandi dan muntahlah! Ini membersihkan seluruh tubuh, jika engkau menekan muntahnya itu akan berbahaya, dan ketika engkau sudah muntah, engkau akan merasa segar, engkau akan merasa tidak terbebani, terbebas, baik, sehat. Ada sesuatu yang salah dalam makanan yang engkau ambil dan tubuh menolaknya. Jangan terus memaksanya didalam.
Kemarahan itu hanyalah muntahan mental. Ada sesuatu yang salah yang telah engkau ambil dan seluruh psikismu ingin membuangnya, tapi tidak perlu membuangnya pada seseorang. Karena orang membuangnya kepada orang lain, masyarakat menyuruh mereka mengendalikannya.
Tidak perlu membuang kemarahan pada siapapun. Engkau bisa pergi ke kamar mandimu, engkau bisa berjalan kaki yang jauh, itu berarti bahwa ada sesuatu didalam yang membutuhkan aktivitas cepat sehingga itu dilepaskan. Lakukanlah saja sedikit joging dan engkau akan merasa itu dilepaskan, atau ambillah bantal dan pukullah bantalnya, berkelahilah dengan bantalnya, dan gigitlah bantal itu sampai tangan dan gigimu rileks. Dalam katarsis atau pencurahan selama lima menit engkau akan merasa tidak terbebani, dan begitu engkau tahu ini, engkau tidak akan pernah melemparkannya pada siapapun, karena itu benar-benar bodoh.
Hal pertama dalam transformasi, kemudian, adalah untuk mengekspresikan kemarahan, tapi tidak kepada siapapun, karena jika engkau mengungkapkannya pada seseorang, engkau tidak dapat mengungkapkannya secara total. Engkau mungkin ingin membunuh, tapi itu tidak mungkin, engkau mungkin ingin menggigit, tapi itu tidak mungkin. Tapi itu bisa dilakukan kesebuah bantal. Bantal itu berarti 'sudah tercerahkan'. Bantal itu tercerahkan, seorang Buddha. Bantal itu tidak akan bereaksi, dan bantal itu tidak akan maju ke pengadilan manapun, dan bantal itu tidak akan membawa permusuhan terhadapmu, dan bantal itu tidak akan melakukan apapun. Bantal itu akan menjadi senang dan bantal itu akan menertawakanmu!
Hal kedua yang perlu diingat, menjadi waspada atau sadar.
Dalam mengendalikan, tidak dibutuhkan kesadaran, engkau cukup melakukannya secara mekanis, seperti robot. Kemarahan datang dan ada mekanisme, tiba-tiba seluruh keberadaanmu menjadi sempit dan tertutup. Jika engkau waspada, pengendalian itu mungkin tidak akan menjadi begitu mudah.
Masyarakat tidak pernah mengajarkanmu untuk menjadi waspada, karena ketika seseorang waspada, dia terbuka lebar. Itu adalah bagian dari kesadaran. Orang terbuka, dan jika engkau ingin menekan sesuatu dan engkau terbuka, ini bertentangan, itu mungkin akan keluar. Masyarakat mengajarkanmu bagaimana cara menutup dirimu, bagaimana mengurung dirimu, jangan biarkan bahkan satu jendela kecilpun untuk sesuatu agar bisa keluar.
Tapi ingat, ketika tidak ada sesuatupun yang keluar, tidak ada sesuatupun yang masuk juga. Ketika kemarahan tidak bisa keluar, engkau tertutup. Jika engkau menyentuh sebongkah batu yang indah, tidak ada yang masuk, engkau melihat sekuntum bunga, tidak ada yang masuk, matamu mati dan tertutup. Engkau mencium seseorang. Tidak ada yang masuk, karena engkau tertutup. Engkau menjalani kehidupan yang tidak sensitive atau peka.
Sensitivitas atau kepekaan itu tumbuh dengan kesadaran. Melalui pengendalian engkau menjadi kusam dan mati. Itu adalah bagian dari mekanisme pengendalian, jika engkau kusam dan mati maka tidak ada sesuatupun yang akan mempengaruhimu, seolah-olah tubuh telah menjadi satu benteng, satu pertahanan. Tidak ada sesuatupun yang akan mempengaruhimu, baik menghina maupun mencintai.
Tapi pengendalian ini sangat mahal, harga yang tidak perlu, maka itu menjadi keseluruhan usaha dalam hidup, bagaimana untuk mengendalikan diri dan kemudian mati! Seluruh upaya pengendalian mengambil semua energimu, dan kemudian engkau mati begitu saja. Dan hidup menjadi hal yang kusam dan mati, engkau entah bagaimana terus menjalaninya.
Masyarakat mengajarkanmu pengendalian dan penghukuman atau pengutukan, karena seorang anak hanya akan mengendalikan hanya jika dia merasa sesuatu itu dikutuk. Kemarahan itu buruk, seks itu buruk. Segala sesuatu yang harus dikendalikan harus dibuat agar terlihat seperti sebuah dosa untuk anak itu, agar terlihat seperti kejahatan.
Satu penghukuman atau pengutukan yang mendalam memasuki semuanya yang hidup. Dan seks adalah hal yang paling hidup, itu harus seperti itu! Itu adalah sumbernya. Kemarahan juga merupakan hal yang paling hidup, karena itu adalah kekuatan pelindung. Jika seorang anak tidak bisa marah sama sekali, dia tidak akan bisa bertahan hidup. Engkau harus menjadi marah pada saat-saat tertentu. Anak itu harus menunjukkan keberadaannya sendiri, anak itu harus berdiri pada saat-saat tertentu diatas posisinya sendiri atau tidak berkompromi. Jika tidak, dia tidak akan memiliki tulang punggung.
Kemarahan itu indah, seks itu indah Tapi hal indah bisa menjadi jelek. Itu tergantung kepadamu. Jika engkau mengutuk mereka, mereka menjadi jelek. Jika engkau mengubahnya, mereka menjadi Ilahi. Kemarahan berubah menjadi welas asih karena energinya sama. Seorang Buddha itu penyayang, dari mana welas asihnya datang? Ini adalah energi yang sama yang sebelumnya bergerak dalam kemarahan. Sekarang ia tidak bergerak dalam kemarahan, energi yang sama ditransformasikan menjadi welas asih. Dari mana cinta datang? Seorang Buddha mencintai, Yesus adalah kasih. Energi yang sama yang bergerak kedalam seks menjadi cinta.
Jadi ingat, jika engkau mengutuk fenomena alam, itu menjadi beracun, itu menghancurkan engkau, itu menjadi merusak dan bunuh diri. Jika engkau mengubahnya, itu menjadi Ilahi, itu menjadi kekuatan Tuhan, itu menjadi obat mujarab. Engkau mencapai melaluinya sampai ke keabadian, sampai ke keberadaan yang tanpa kematian. Tapi transformasi atau perubahan itu diperlukan.
Dalam transformasi engkau tidak pernah mengendalikan, engkau hanya menjadi lebih sadar. Kemarahan sedang terjadi, engkau harus menjadi sadar bahwa kemarahan sedang terjadi, amatilah! Ini adalah fenomena yang indah, energi bergerak didalam dirimu, menjadi panas!
Sama seperti listrik di awan. Orang selalu takut listrik. Mereka berpikir pada masa lalu, ketika mereka tidak tahu apa-apa, bahwa listrik ini adalah Tuhan yang marah, mengancam, mencoba menghukum, menciptakan ketakutan sehingga orang-orang menjadi penyembah, sehingga orang akan merasa bahwa Tuhan ada disana dan dia akan menghukum mereka.
Tapi sekarang kita sudah menjinakkan Tuhan itu. Sekarang Tuhan itu berjalan melalui kipas anginmu, melalui AC mu, melalui lemari es, apapun yang engkau butuhkan, Tuhan itu melayani. Tuhan itu telah menjadi kekuatan rumah tangga, ia tidak lagi marah dan tidak lagi mengancam. Melalui sains, kekuatan luar telah diubah menjadi seorang teman.
Hal yang sama terjadi melalui agama untuk kekuatan batin.
Kemarahan itu sama seperti listrik didalam tubuhmu, engkau tidak tahu apa yang harus dilakukan dengannya. Entah engkau membunuh orang lain atau engkau bunuh diri. Masyarakat mengatakan jika engkau membunuh diri sendiri itu tidak masalah, itu adalah urusanmu, tapi jangan membunuh orang lain dan selama masyarakat berjalan, itu baik-baik saja. Jadi entah engkau menjadi agresif atau engkau menjadi represif atau menekan.
Agama mengatakan keduanya salah. Hal mendasar yang dibutuhkan adalah untuk menjadi sadar dan mengetahui rahasia dari energi ini, kemarahan, listrik batin ini. Ini adalah listrik karena engkau menjadi panas. Saat engkau marah temperaturmu menjadi panas, dan engkau tidak dapat memahami kesejukan seorang Buddha, karena ketika kemarahan berubah menjadi kasih sayang, segala sesuatunya sejuk. Sebuah kesejukan yang dalam terjadi. Buddha tidak pernah panas. Dia selalu sejuk, terpusat, karena sekarang dia tahu cara menggunakan listrik didalam. Listrik itu panas. Ia menjadi sumber AC. Kemarahan itu panas, itu menjadi sumber kasih sayang.
Kasih sayang adalah AC batin. Tiba-tiba semuanya sejuk dan indah, dan tidak ada sesuatupun yang bisa mengganggumu, dan keseluruhan semesta berubah menjadi teman. Sekarang tidak ada lagi musuh karena ketika engkau melihat melalui mata kemarahan, seseorang menjadi musuh. Saat engkau melihat melalui mata kasih sayang atau welas kasih, semua orang adalah teman, tetangga. Bila engkau mencintai, dimanapun adalah Tuhan. Bila engkau membenci, dimanapun adalah iblis. Ini adalah sudut pandangmu yang diproyeksikan menjadi kenyataan.
Kesadaran dibutuhkan, bukan penghukuman atau pengutukan dan melalui kesadaran transformasi terjadi secara spontan. Jika engkau menjadi sadar akan kemarahanmu, pemahaman akan menembus. Amatilah saja, tanpa penghakiman, tidak mengatakan baik, tidak mengatakan buruk, hanya menonton di langit batinmu. Ada kilat, kemarahan, engkau merasa panas, seluruh sistem sarafmu bergetar dan berguncang, dan engkau merasakan getaran disekujur tubuh, saat yang indah, karena ketika energi berfungsi engkau dapat melihatnya dengan mudah. Bila itu tidak berfungsi engkau tidak bisa mengamatinya.
Tutuplah matamu dan bermeditasilah padanya. Jangan melawan, lihatlah saja apa yang terjadi, seluruh langit dipenuhi dengan listrik, begitu banyak kilat, begitu banyak keindahan, berbaringlah ditanah dan lihatlah ke langit dan amatilah. Lalu lakukan hal yang sama didalam.
Awan-awan ada disana, karena tanpa awan tidak bisa ada kilat, awan-awan gelap ada disana, pikiran-pikiran. Seseorang telah menghina engkau, seseorang telah menertawakan engkau, seseorang telah mengatakan ini atau itu, banyak awan, awan gelap di langit dalam dan banyak kilat. Amatilah! Ini adalah pemandangan yang indah, mengerikan juga, karena engkau tidak mengerti. Ini misterius, dan jika misteri tidak dipahami, itu menjadi mengerikan, engkau takut akan hal itu. Dan setiap kali sebuah misteri dipahami, itu menjadi anugerah, sebuah hadiah, karena sekarang engkau memiliki kuncinya dan dengan kunci engkau adalah masternya.
-Osho
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yoga-Kundalini Upanishad Bab III
1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...
-
Burung Derkuku diam sejenak, kemudian bertanya lagi seperti ini: Perkutut, masih ada satu masalah yang belum begitu paham dalam pikiranku, y...
-
Inti ajaran saya yang esensial adalah: tanpa kepercayaan, tanpa dogma, tanpa iman, tanpa agama, tidak ada yang dipinjam (diambil dari ajara...
-
Sutra 1.1 Penjelasan Yoga. Sutra 1.2 Yoga adalah pengendalian aktifitas mental. Sutra 1.3 Kemudian kesadaran berdiam dalam bentuknya yang es...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar