Seorang wanita peserta meditasi yang jiwanya luka mendalam karena memiliki Ibu tiri bertanya polos seperti ini: “apakah diam seribu bahasa kepada ibu tiri sebuah kesalahan?”. Tergantung pada isi diamnya. Kalau dalam diamnya seseorang terbakar oleh kemarahan dan dendam, tanpa disadari dan tanpa diniatkan sedang mengirim vibrasi-vibrasi buruk.
Dan seperti melempar sampah ke rumah tetangga, tangan yang bersangkutan akan kotor. Dengan tangan yang kotor ini suatu waktu ia akan didatangi lalat yang juga kotor. Seperti itulah kemarahan dan dendam membuat perjalanan jiwa jadi semakin menyedihkan dari hari ke hari.
Mengharapkan mereka agar sopan dan santun, mirip dengan mengharapkan serigala untuk makan rumput. Berhadapan dengan keadaan-keadaan seperti ini, disarankan seorang pencari kembali ke titik netral yang tanpa pujian dan tanpa makian. Dengan cara ini, seseorang tidak mengirim sampah ke tetangga, sekaligus tangan juga tidak kotor.
Yang paling indah adalah diam yang memancarkan cinta. Ini yang dilakukan oleh jiwa-jiwa tercerahkan. Ia mirip dengan apa yang dilakukan pepohonan. Dalam diamnya pepohonan mengolah racun karbon menjadi udara segar yang sangat dibutuhkan.
Konkritnya, kapan saja Anda dilukai jiwanya, lebih-lebih dilukai oleh orang-orang dekat di mana Anda tidak bisa lari, pandang secara mendalam jejaring rumit penderitaan yang ada di balik orang-orang yang melukai. Ia bisa berupa orang tua yang berantakan, masa kecil yang terlukai, keinginan yang tidak pernah tercapai, lingkungan yang berisi terlalu banyak kekerasan.
Begitu jejaring rumit penderitaan terlihat terang transparan, biasanya kemarahan di dalam lenyap, ia digantikan oleh munculnya energi-energi kasih sayang. Dan energi kasih sayang ini mengirim vibrasi indah baik pada orang lain maupun pada yang bersangkutan.
Di jalan kesembuhan jiwa, ini energi kesembuhan yang indah menawan. Sebuah penelitian menunjukkan, anak-anak mahasiswa yang menonton film Bunda Teresa memiliki kekebalan tubuh yang jauh lebih baik dari anak-anak yang menonton film biasa. Penelitian lain menunjukkan, orang-orang yang punya binatang peliharaan di rumah memiliki resiko terkena serangan jantung jauh lebih kecil.
Di jalan pencerahan lebih dalam lagi. Sebelum terlahir jadi manusia sekarang ini, kita pernah lahir dalam jumlah yang tidak berhingga. Ini berarti ada tidak berhingga jumlah mahluk di alam ini yang pernah menjadi ibu kita, lengkap dengan seluruh pengorbanan dan kasih sayangnya.
Itu sebabnya mahluk tercerahkan memandang semua mahluk sebagai ibu. Begitu mereka ditempatkan sebagai ibu, tidak saja mereka tidak tertarik melukai, pada saat yang sama yang bersangkutan memancarkan cahaya belas kasih. Inilah yang disebut dengan keheningan yang menawan.
-Gede Prama, Menemukan Tirtha di Dalam Diri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar