Seorang wanita dengan wajah yang penuh kerutan bertanya secara menyentuh hati seperti ini: “apa yg mesti dilakukan pada sakit hati yang sudah menumpuk-numpuk selama bertahun-tahun?”. Belajar dari banyak sekali sahabat yang sakit disesi meditasi, hati-hati dengan luka jiwa yang menumpuk selama bertahun-tahun.
Sakit hati, marah, dendam yang menumpuk selama bertahun-tahun inilah yang suatu hari berubah wajah menjadi kanker serta penyakit lain yang sangat menakutkan. Sehingga lebih cepat seseorang sembuh dari luka-luka jiwa seperti ini, lebih kecil kemungkinan seseorang menggendong rasa sakit di umur tua.
Itu sebabnya di sesi-sesi meditasi banyak sahabat yang diundang memeditasikan sang aku (meditation on self). Perhatikan tubuh, berdoa tidak berdoa, meditasi tidak meditasi, semua tubuh bertumbuh serta menua. Teknologi kedokteran serta bedah plastik hanya bisa memperpanjang umur dan menunda penuaan. Persoalan waktu, semua tubuh akan mati.
Perasaan juga serupa. Ada orang yang mengira meditasi bisa membuat orang bahagia dan senang selama-lamanya. Jangankan manusia biasa, bahkan mahluk tercerahkan pun mengalami sedih dan bad mood. Bedanya, kalau orang biasa diseret oleh kesedihan, mahluk tercerahkan melihat kesedihan hanya seperti sampah yang mengalir di sungai. Ia datang kemudian lewat.
Pikiran tidak banyak berbeda. Sejumlah remaja mengira kalau meditasi bisa membuat pikiran selalu positif dan bijaksana. Lagi-lagi pandangan ini perlu dikoreksi. Mirip dengan awan di langit, pikiran positif dan negatif datang dan pergi sesuai dengan hukumnya. Tugas meditasi hanya menyaksikan awan-awan ini, sehingga suatu hari bisa menjadi langit biru yang tidak berhingga.
Sebagai bahan kontemplasi pelengkap meditasi, sangat disarankan pada sahabat yang luka jiwa untuk memandang langit tatkala malam hari yang terang. Di sana terlihat kalau alam berisi banyak sekali planet. Jumlahnya bahkan tidak bisa dihitung. Dan planet kita bumi hanya salah satu planet kecil di tengah samudra planet yang tidak berhingga jumlahnya. Diri kita lebih kecil lagi. Diri ini hanya mahluk kecil di planet yang juga kecil.
Lebih indah lagi kalau belajar melayani makhluk-makhluk bawah seperti binatang dan tetumbuhan. Merawat binatang dan tetumbuhan tidak saja membuat harga diri jadi semakin kecil, tapi juga menjadi sarana keterhubungan spiritual.
Sebagaimana kerap dibagikan di sesi meditasi, penyakit serupa daun kering. Ketidakseimbangan emosi dan pikiran adalah batangnya. Dan akar semua kesembuhan jiwa adalah keterhubungan spiritual. Inilah jalan indah kesembuhan jiwa.
-Gede Prama, Menemukan Tirtha di Dalam Diri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar