Minggu, 24 Juli 2016

RASA BERSALAH

Rasa bersalah adalah emosi manusia yang sangat berharga. Rasa bersalah menjaga kita agar tetap beradab sebab perasaan ini sangat buruk sehingga kita selalu berusaha untuk menghidarinya. Sebagian orang akan berkata kalau rasa bersalah hanya membuang-buang waktu. Hal benar untuk rasa takut bersalah, tapi tidak untuk rasa bersalah sejati yang kita alami ketika kita melanggar nilai-nilai moral yang kita yakini.

Rasa bersalah sejati adalah sejenis kegelisahan  moral, pembicaraan yang mengganggu antara kita dan suara moral kita sendiri. Rasa takut bersalah mencengkeram kita disaat kita takut seseorang tidak suka kepada apa yang telah kita lakukan. Perasaan ini timbul dari perasaan bahwa kita semestinya memperlakukan keinginan seseorang seakan keinginan orang itu lebih penting dari hak-hak kita. Kalau kita merasa demikian maka rasa bersalah yang kita rasakan sebetulnya adalah ketakutan akan ketidaksukaan atau penolakan. Kedua perasaan ini tersamar sebagai rasa bersalah sejati. Perasaan takut bersalah hanya menghabiskan banyak emosi dan waktu berpikir.

Apabila kita mengalami rasa takut bersalah, kemungkinan secara diam-diam kita tahu bahwa sebenarnya tidak ada yang salah dengan tindakan kita tapi rasa takut, tersamar sebagai nurani kita, tetap membuat kita merasa buruk. Kibatnya kita merasa perlu meminta maaf berulang kali sebab kalau tidak, berarti kita sama saja mengklaim kalau kita setara, tindakan kita beralasan dan kita akan kehilangan rasa aman yang didapatkan sebagai seorang anak kecil yang kelihatan menyesali perbuatannya.

Kalau self esteem kita cukup kuat, bagi kita yang dinamakan rasa takut bersalah adalah rasa malu. Kalau computer bank melakukan kesalahan dan mendepositkan sejumlah besar uang kedalam rekening kita, kita akan memutuskan untuk tidak mengambil uang itu hanya karena takut akan mengalami hal tidak menyenangkan kalau ketahuan.

Disaat kita merasa bersalah, tanyakan kepada diri sendiri apakah kita sendiri khawatir kalau kita menyakiti orang lain, atau apakah sebagian rasa bersalah itu berhubungan dengan bagaimana kita akan dipandang orang sebagai konsekwensi dari tindakan kita.

Rasa bersalah sejati itu bagus dan penting untuk emosi kita.  Lain halnya dengan mencoba membuat orang lain merasa bersalah. Kalau nurani mereka tidak membuat mereka merasa bersalah sehingga mereka merasa harus berhenti menyakiti kita, misalnya, kita tidak akan membuat mereka merasa bersalah, atau setidaknya membuat mereka merasa cukup bersalah sehingga mereka mau berubah. Kalaupun kita berhasil mendekati mereka, mereka hanya akan memilih untuk marah agar mereka dapat menghindari perasaan bersalah.

- An Intelligent Life,  Julian Short

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...