Suatu hari Atabeg berkata, “Orang kafir Yunani telah menyarankan kami menikahkan putri kami kepada kaum Tartar, sehingga agamanya menjadi satu dan agama Islam akan lenyap.”
“Pernahkah Agama menjadi satu, yang terjadi agama selalu terpecah menjadi dua atau tiga, dan perang selalu berkecamuk di antara sesama pemeluk agama. Bagaimana mungkin engkau menyatukan agama? Pada Hari Kebangkitan, semuanya akan dipersatukan, tetapi di sini, di dunia ini, mustahil agama-agama menjadi satu karena setiap orang memiliki hasrat dan keinginan berbeda. Penyatuan tidak mungkin terjadi di sini. Meski pun demikian, pada Hari Kebangkitan nanti, ketika segalanya menjadi satu, setiap orang akan melihat pada satu hal, mendengar dan membicarakan satu hal”.
Ada berbagai macam hal dalam diri manusia. Dia adalah seekor tikus dan dia juga seekor burung. Kadang-kadang burung mengangkat kurungannya, kemudian tikus menariknya kembali ke bawah. Ada ribuan binatang lain di dalam diri manusia, sampai dia maju pada titik tempat tikus melenyapkan
“ketikusannya” dan burung melenyapkan “keburungannya”. Semua akan disatukan, karena pencarian sasaran tidak ke atas ataupun ke bawah. Ketika sasaran ditemukan, tidak ada “atas” dan “bawah”. Ketika seseorang kehilangan sesuatu, dia mencarinya ke segala arah – kiri dan kanan, atas dan bawah, kesana kemari, ke segala arah. Dan ketika benda yang hilang itu telah ditemukan, dia akan menghentikan pencariannya. Pada hari kebangkitan nanti, setiap orang akan melihat dengan satu mata, berbicara dengan satu lidah, mendengar dengan satu telinga, dan menyerap dengan satu indera.
Hal itu seperti sepuluh orang yang bersama-sama memiliki taman atau toko. Mereka berbicara tentang satu hal, khawatir tentang satu hal, dan disibukkan dengan satu hal. Ketika barang yang dicari telah ditemukan, seluruhnya akan disatukan dengan cara serupa ini.
-Kutipan dari "Fihi Ma Fihi" Jalaludin Rumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar