Minggu, 06 September 2020

TENTANG PENYERAHAN DIRI

Pertanyaan:

Osho, penyerahan diriku berorientasi pada tujuan. Aku menyerahkan diri untuk menemukan kebebasan, jadi itu sama sekali bukan penyerahan diri. Aku menyaksikannya, tetapi masalahnya adalah: selalu ada "Aku" yang menyaksikan. Karena itu setiap realisasi dari menyaksikan itu menjadi penguatan ego. Aku tertipu oleh egoku.

Jawaban Osho:

Engkau belum memahami apa itu penyerahan diri. Hal pertama yang harus diingat tentang penyerahan diri adalah: engkau tidak bisa melakukannya, itu bukan perbuatan. Engkau dapat mencegahnya terjadi, tetapi engkau tidak dapat mengatur agar hal itu terjadi. Kekuasaanmu atas penyerahan diri hanya negatif: Engkau bisa mencegahnya, tetapi engkau tidak bisa melakukannya.

Penyerahan diri bukanlah sesuatu yang bisa engkau lakukan. Jika engkau melakukannya, itu bukan penyerahan diri, karena ada seorang pelaku di sana. Penyerahan diri adalah pemahaman yang luar biasa bahwa, "Aku tidak ada". Penyerahan diri adalah wawasan bahwa ego tidak ada, bahwa, "Aku tidak terpisah". Penyerahan diri bukanlah tindakan tetapi kepahaman.

Sejak pertama engkau salah memahami, keterpisahan itu palsu. Tidak sesaat pun engkau dapat hidup terpisah dari alam semesta. Pohon itu tidak dapat dicabut dari bumi. Pohon itu tidak akan ada jika matahari menghilang besok. Pohon itu tidak akan ada jika tidak ada air yang sampai ke akarnya. Pohon itu tidak bisa ada jika tidak bisa bernapas. Pohon itu berakar pada kelima elemen - apa yang oleh Buddha disebut skandha, lima kelompok yang kita bicarakan kemarin. Avalokita .. Ketika Buddha sampai pada penglihatan transendental, ketika beliau melewati semua anak tangga dan sampai ke tangga ketujuh - dari sana beliau melihat ke bawah, melihat ke belakang. Apa yang beliau lihat? Beliau hanya melihat lima tumpukan dengan ketiadaan substansial di dalamnya, hanya kehampaan, shunyata.

Pohon itu tidak akan ada jika kelima elemen ini tidak terus-menerus menuangkan energi ke dalamnya. Pohon itu hanya kombinasi dari lima elemen ini. Jika pohon itu mulai berpikir, "Aku ada," maka akan ada kesengsaraan bagi pohon itu. Pohon itu akan menciptakan neraka bagi dirinya sendiri. Tapi pohon tidak sebodoh itu, pohon tidak berpikir. Pohon ada di sana, dan jika besok mereka menghilang, mereka menghilang begitu saja. Pohon tidak mempunyai kemelekatan; tidak ada satu pohon pun yang melekat. Pohon itu terus-menerus menyerahkan diri pada keberadaan. Penyerahan diri berarti tidak pernah terpisah, pohon belum sampai pada gagasan ego yang bodoh itu. Demikian juga burung-burung, demikian pula gunung-gunung, demikian pula bintang-bintang. Hanya manusia yang telah mengubah peluang besar dari kesadaran menjadi kesadaran akan adanya diri. Manusia memiliki kesadaran. Jika kesadaran tumbuh, akan dapat membawamu pada kebahagiaan terbesar yang mungkin ada. Tetapi jika itu berjalan ke arah yang salah dan kesadaran berubah suram menjadi kesadaran akan adanya diri, maka hal itu akan menciptakan neraka, menciptakan kesengsaraan. Kedua alternatif selalu terbuka; Itu pilihanmu.

Hal pertama yang harus dipahami tentang ego adalah bahwa ego tidak ada. Tidak ada yang terpisah. Engkau menyatu dengan alam semesta sama seperti aku, sama seperti Buddha, sama seperti Yesus. Aku paham akan hal itu, engkau tidak paham; perbedaannya hanya pada pemahaman. Perbedaannya tidak eksistensial, bahkan tidak ada perbedaan sama sekali! Jadi, engkau harus melihat ke ide pemisahan yang bodoh ini. Jika tidak, engkau akan mulai berusaha untuk menyerahkan diri, engkau masih akan membawa ide keterpisahan. Sekarang engkau berpikir, "Aku akan menyerahkan diri, sekarang aku akan menyerahkan diri" - tetapi itu hanya pikiranmu.

Jika engkau bisa melihat lebih dalam ke gagasan keterpisahan itu, suatu hari engkau menemukan bahwa engkau tidak pernah terpisah, jadi bagaimana engkau bisa menyerahkan diri? Tidak ada yang menyerahkan diri! Tidak pernah ada orang yang menyerahkan diri. Si penyerah tidak ada di sana, tidak ada sama sekali - tidak pernah ditemukan di mana pun. Jika engkau masuk ke dalam dirimu, engkau tidak akan menemukan si penyerah di mana pun. Hadir seutuhnya pada saat ini adalah penyerahan diri. Ketika si penyerah tidak ditemukan, pada saat itu penyerahan diri terjadi. Engkau tidak dapat melakukannya. Jika engkau melakukannya, itu adalah hal yang salah. Karena itu hanya kepalsuan, hanya kepalsuan yang muncul. Engkau salah memahami, jadi apa pun yang kau lakukan juga salah, lebih banyak kesalahan. Dan satu kepalsuan mengarah ke kepalsuan yang lain, dan seterusnya dan seterusnya. Dan kepalsuan mendasar adalah adanya ego dan gagasan bahwa ada "Aku yang terpisah".

-OSHO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...