Senin, 30 September 2019

APAKAH DIRI ITU?

Mengejar kekuasaan, kedudukan, otoritas, ambisi dan sebagainya adalah bentuk-bentuk diri yang berbeda-beda. Tetapi yang penting adalah memahami diri, dan saya rasa Anda dan saya meyakini hal itu.

Jika boleh saya tambahkan, marilah kita bersungguh-sungguh dalam hal ini, oleh karena saya merasa, jika Anda dan saya sebagai individu, bukan sebagai kelompok dari kelas tertentu, masyarakat tertentu, wilayah iklim tertentu, dapat memahami ini dan bertindak terhadapnya, maka saya rasa akan ada revolusi yang sesunguhnya. Pada saat itu menjadi universal dan terorganisasikan dengan lebih baik, maka diri berlindung ke dalamnya, sedangkan, jika Anda dan saya sebagai individu dapat mencinta, dapat menerapkan ini secara aktual dalam kehidupan sehari-hari, maka revolusi yang begitu penting akan terjadi.

Tahukah Anda, apa yang saya maksud dengan diri? Yang saya maksud dengan itu adalah gagasan, ingatan, kesimpulan, pengalaman, berbagai niat yang dapat disebut atau tidak, daya upaya sadar untuk menjadi sesuatu atau tidak menjadi sesuatu, timbunan ingatan di bawah sadar, sifat rasial, kelompok, individu, marga, dan semuanya, entah itu diproyeksikan keluar dalam tindakan, entah diproyeksikan secara spiritual sebagai kebajikan, perjuangan mengejar semua itu adalah diri. Didalamnya termasuk persaingan, keinginan menjadi sesuatu.

Seluruh proses itu adalah diri, dan kita tahu secara actual, ketika kita menghadapinya, bahwa itu jahat.

Saya sengaja menggunakan kata ‘jahat’, oleh karena diri itu memecah-belah, diri itu menutup-diri, kegiatannya, betapapun mulia, terpisah dan terisolasi.

Kita tahu semua itu. Kita juga tahu bahwa adalah luar biasa saat-saat ketika diri itu tidak ada, yang disitu tidak terdapat rasa berupaya, berjuang, dan yang terjadi apabila ada cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...