Minggu, 10 Maret 2019

BOKUJU DIPUKULI

Seorang biksu Zen, Bokuju, sedang melewati sebuah jalan disebuah desa. Seseorang datang dan memukulnya dengan tongkat. Bokuju jatuh, dan bersamanya, tongkat itu juga. Dia bangkit dan memungut tongkatnya. Pria yang memukulnya melarikan diri. Bokuju berlari mengejarnya, memanggil, "Tunggu, bawa tongkatmu bersamamu!" Ia mengikuti pria itu dan mengembalikan tongkatnya. Kerumunan orang berkumpul untuk melihat apa yang terjadi, dan seseorang bertanya kepada Bokuju, "Orang itu memukulmu dengan keras, dan engkau tidak mengatakan apa-apa!"

Bokuju diceritakan telah berkata, "Fakta adalah fakta. Dia telah memukul, itu saja. Kebetulan dia adalah pemukul dan aku yang dipukul. Itu seolah-olah aku lewat dibawah pohon, atau duduk di bawah pohon, dan sebatang ranting jatuh. Apa yang akan aku lakukan? Apa yang bisa aku lakukan?" Tetapi orang banyak itu berkata, "Tetapi ranting adalah ranting, ini adalah manusia. Kita tidak bisa mengatakan apapun kepada ranting itu, kita tidak bisa menghukumnya. Kita tidak bisa mengatakan kepada pohon bahwa itu buruk, karena pohon adalah pohon, ia tidak punya pikiran."
Bokuju berkata, "Orang ini bagiku juga hanya sebatang ranting. Dan jika aku tidak bisa mengatakan apapun kepada pohon itu, mengapa aku harus bersusah payah untuk mengatakan sesuatu kepada orang ini? Itu sudah terjadi. Aku tidak akan menafsirkan apa yang telah terjadi. Dan itu sudah terjadi. Mengapa khawatir tentang hal itu? Itu sudah selesai, berakhir."

Ini adalah pikiran seorang bijak, tidak memilih, tidak bertanya, tidak mengatakan ini seharusnya demikian dan ini seharusnya tidak demikian. Apa pun yang terjadi, ia menerimanya secara total. Penerimaan ini memberinya kebebasan, penerimaan ini memberinya kemampuan untuk melihat. Inilah penyakit-penyakit mata, harus, seharusnya tidak, perpecahan, penilaian, pengutukan, penghargaan.

-Osho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...