Sabtu, 16 Maret 2019

AKU BAGAIKAN TAMAN KESENANGAN, DI SEKITARKU BERDIRI DINDING PENUH DURI

Ada beberapa kepala diberkahi dengan mahkota emas bermutiara. Mahkota yang terbuat dari potongan rambut ikal indah, kepala lain, karena rambut ikal orang cantik adalah penarik cinta, singgasana hati. Mahkota emas adalah benda tidak bernyawa, pemakaianya adalah kekasih hati.

Kita mencari cincin Sulaiman pada segala hal. Kita menemukannya didalam kemiskinan rohani, dan disana pula ditermukan ketenangan. Tidak ada yang sedemikian menyenangkan seperti ini.

Walau bagaimanapun aku adalah seorang pedagang sundal (ruspi bara). Aku telah melakukan ini sejak kecil. Aku tahu ini profesi yang menghilangkan rintangan, dan membakar tirai. Ini adalah asal mula segala bentuk ketaatan. Ketika engkau memotong kerongkongan kambing, telapak atau ekornya menjadi tak berguna? Shaum membawa kita pada kekosongan, karena, walau bagaimanapun, seluruh kesenangan ada disana. Tuhan bersama mereka yang dengan sabar terus bertahan (QS. 2 : 249).

Akar yang melandasi kegiatan berdagang di toko, kedai minum, penjualan, atau perdagangan adalah kebutuhan yang ada di dalam jiwa manusia, sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan menghilang atau menjadi nyata ketika ia tumbuh sebagai “kewajiban”. Demikian halnya, setiap negara, agama, setiap keajaiban orang suci atau rasul, dan setiap pernyataan kenabian memiliki “akar” didalam ruh manusia, namun sampai hal itu menjadi “wajib”, ia tidak akan berpindah tempat atau memperlihatkan dirinya. Segala sesuatu memang Kami rancang didalam daftar yang panjang (QS. 36 : 12).

Apakah baik dan buruk itu satu hal yang sama atau berbeda? Sejauh bertentangan, maka jawabannya, Mereka mesti pasti terdiri dari dua hal, karena tidak ada satupun yang menentangkan dirinya. Meski demikian, dari titik pandang mereka mungkin jadi melepaskan diri, kejahatan mesti muncul dari kebaikan karena kebaikan membebaskan kejahatan, dan akan absurd untuk berpikir menolak kejahatan kecuali kejahatan itu ada. Apabila tidak ada motivasi untuk berbuat kejahatan, maka kebaikan tidak akan pernah hilang. Didalam kejadian itu, tidak akan ada dua hal berbeda disana, yang membuktikan bahwa kebaikan melepaskan diri dari kejahatan.

Orang Mazdean mengatakan bahwa Yazdan adalah pencipta kebaikan dan Ahriman pencipta kejahatan. Atas hal ini kami mengatakan bahwa kebaikan tidak terpisah dari kejahatan, tidak akan ada kebaikan kecuali ada kejahatan, karena menjadi baik berarti mengakhiri kejahatan. Memang mustahil kejahatan berhenti tanpa pernah dimulai dengan menjadi jahat. Kebahagiaan adalah berakhirnya duka cita, dan mustahil dukalara berakhir kecuali kebahagiaan hadir. Maka kedua hal itu adalah satu dan tidak terpisahkan.

Aku mengatakan bahwa manfaat satu hal tidaklah menjadi nyata sampai dia hilang. Itu bagaikan pidato, sampai huruf terpisah menghilang didalam ucapan, manfaat tidak akan diperoleh pendengar.

Apabila siapapun berkata buruk tentang mistik, pada hakikatnya dia berbicara baik tentang dirinya karena para mistik menghindari penyifatan untuk hal yang dapat menyalahkan dirinya. Dia tidak menyukai sifat seperti itu. Maka, ketika seseorang berkata buruk tentang sifat buruk, dia sesungguhnya sedang berbicara buruk atas musuh para mistik dan dari sana memuji mistik, yang menghindari segala hal yang layak diantara orang yang menghindari kesalahan, dia layak dipuji. “Oleh lawannya, segala hal tampak nyata.” Didalam kenyataan mistik mengetahui bahwa kritik bukanlah musuh atau pengecam.

Aku bagaikan tanah kesenangan, dan disekitarku berdiri dinding tertutup najis serta duri. Para pelintas yang hanya melihat dan najisnya akan berkata buruk tentang taman. Kenapa mesti aku memarahi taman? Berbicara buruk tentang taman tidak membahayakan apapun selain pelintas itu sendiri. Orang mesti menerima dinding agar dia bisa mendapatkan jalan masuk ke taman, tetapi ketika seseorang mengkritik dinding, orang tetap berada diluar taman dan “menghancurkan” diri seseorang. Lantas Nabi Muhammad bersabda, “Aku adalah pembunuh yang tertawa”. Yakni aku tidak memiliki musuh yang dengannya aku dapat dikutuk. Nabi membunuh orang kafir dengan satu cara, sedangkan orang kafir membunuh dirinya sendiri dengan banyak cara yang berbeda. Tentu saja dia tertawa begitu membunuhnya.

Rumi, Yang Mengenal Dirinya Yang Mengenal Tuhannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...