Jumat, 14 Desember 2018

MENYEMBUHKAN KEMARAHAN

Energi di dalam diri yang paling menakutkan di zaman ini adalah kemarahan. Nyaris semua malapetaka kemanusiaan dari peperangan, terorisme hingga bunuh diri memiliki akar kuat pada kemarahan. Tanpa upaya sengaja untuk menyembuhkan kemarahan, masa depan akan penuh dengan awan penghalang.

Subyek kemarahan sudah pernah didekati oleh banyak sekali penulis dengan berbagai pendekatan yang berbeda. Dan sulit mengingkari, akar terdalam kemarahan adalah perasaan yang selalu kurang didalam. Perasaan yg selalu kurang ini yang membuat remaja mencari pacar, orang dewasa mencari harta dan tahta. Bahkan di dunia spiritual pun orang lapar sekali mencari pencerahan.

Suatu hari ada seorang Ibu di Vietnam yang khusyuk sekali melafalkan nama Buddha Amitaba. Di tengah khusyuknya doa, tiba-tiba tetangganya memanggil nama Ibu ini. Marah karena doanya terganggu, Ibu ini kemudian membentak. Kontan saja tetangganya tertawa sambil bergumam: “astaga, saya memanggil nama Ibu hanya tiga kali, Ibu sudah marah. Tidak kebayang, betapa marahnya Buddha Amitaba karena namanya Ibu panggil ribuan kali”.

Pesan cerita ini sederhana, bahkan di dunia spiritual pun manusia penuh kemarahan. Dan kembali ke akar terdalam kemarahan, sejauh ada rasa yang kurang didalam, sejauh itu juga kemarahan akan tetap menggoda. Dan rasa yang kurang di dalam ini membuat seseorang memiliki banyak musuh di dalam diri.

Besarnya nilai industri kosmetik, cepatnya pertumbuhan bisnis bedah plastik adalah sebagian tanda kalau manusia di zaman ini memiliki banyak musuh di dalam dirinya. Yang kulitnya hitam mau lebih putih, yang rambutnya lurus mau keriting, yang hidungnya mancung ke dalam mau mancung ke luar.

Sedihnya, musuh-musuh di dalam ini mengundang datangnya musuh-musuh di luar. Ia mirip dengan sampah yang mengundang datangnya lalat. Interaksi antara musuh di dalam dengan musuh di luar, itulah yang membuat banyak manusia sangat terbakar oleh kemarahan.

Sehingga agar sembuh sepenuhnya dari kemarahan, tidak ada cara lain selain belajar menyembuhkan rasa yang serba kurang di dalam. Di jalan meditasi, ia disembuhkan dengan cara menyentuh kekinian secara mendalam. Makanya salah satu pengertian meditasi adalah bersentuhan dengan saat ini secara mendalam.

Maksud bersentuhan dengan kekinian secara mendalam sederhana, seseorang disarankan hadir utuh dan penuh di saat ini. Bebas dari kemelekatan pada hal-hal positif, bebas dari kebencian akan hal-hal negatif. Apa pun berkah kekiniannya, belajar mendekap kekinian dengan kualitas senyuman yang sama.

Di kelas meditasi sering terdengar pesan seperti ini: “masa lalu sudah berlalu, masa depan belum datang, satu-satunya hadiah yang diberikan kehidupan adalah saat ini”. Keadaan bersentuhan dengan saat ini akan lebih mudah dicapai kalau seseorang meyakini kalau semua adalah senyuman kesempurnaan yang sama. Semuanya hadir membawa bimbingan-bimbingan.

Fokus pada bimbingan-bimbingan, bukan pada hukuman-hukuman, itulah salah satu cara menyentuh saat ini secara mendalam. Lebih dalam lagi kalau seseorang bisa mendekap setiap rasa sakit seperti seorang ibu yang mendekap putra tunggalnya yang sedang menangis. Dengan cara ini, pelan perlahan seseorang sedang menyembuhkan akar terdalam dari kemarahan.

-Gede Prama, Menemukan Tirtha di Dalam Diri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...