Suatu hari ada orang kaya dengan empat istri yang siap-siap meninggal karena umur tua. Tentu saja yang pertama kali dipanggil adalah istri ke empat. Belum sempat mengungkapkan keinginan agar istrinya mau menemani di jalan kematian, istri ke empat sudah pergi sambil membanting pintu.
Dengan sedih orang kaya ini memanggil istri ketiga. Begitu selesai bertanya apakah istrinya mau ikut mati, wanita ini langsung berucap: “maaf, saya hanya bisa menemani kanda sampai di sini saja”. Kendati hatinya tambah pedih, orang kaya ini memanggil istri kedua. Istri ini jawabannya lebih sopan: “saya bisa menemani, cuman hanya sampai di kuburan”. Sehingga tidak ada pilihan lain terkecuali memanggil istri pertama yang tua, renta, berambut putih, serta tidak pernahmendapat perhatian. Anehnya, saat ditanya kesediaannya menemani ke alam kematian, wanita keriput ini berbisik lembut di telinga suaminya: “saya akan menemani kanda ke manapun dan sampai kapan pun”.
Tentu timbul pertanyaan, siapa istri pertama yang demikian setia menemani setelah waktu kematian, kendati ia telah lama tidak diperhatikan. Dia tidak lain adalah praktik spiritual mendalam. Itulah satu-satunya yang dibawa jiwa setelah kematian. Sedihnya, terlalu banyak manusia di zaman ini meninggal tanpa bekal praktik spiritual mendalam. Sebagai hasilnya, perjalanan jiwa menjadi sangat menyedihkan.
Di dunia spiritual mendalam dikenal luas pendapat, kualitas spiritual seseorang terlihat terang saat kematian. Dalam pengalaman sejumlah Guru tingkat tinggi, alam bahkan melakukan penghormatan. Langit menghormat dengan pelangi, bumi menghormat dengan gempa kecil.
Ramakrisna adalah seorang Guru yang meninggalnya indah. Saat beliau meninggal diumur muda, istrinya Sharadadevi tidak menangis, bahkan tidak ikut pergi ke tempat kremasi. Tatkala ditanya kenapa, wanita lembut ini menjawab: “tubuh fisik Ramakrisna memang wafat, tapi cinta Ramakrisna akan tetap hidup di hati saya”. Sejak saat itu Sharadadevi tidak pernah berhenti menyiapkan sarapan, makan siang, handuk serta persiapan sehari-hari pada suaminya yang sudah dikremasi. Bahkan tempat tidur suaminya yang sudah kosong pun, tetap ditutup kain kelambu agar tidak dimasuki nyamuk. Anehnya, tatkala Sharadadevi mau meninggal karena usia tua , ia malah menangis: “nanti siapa yang menyiapkan makanannya Ramakrisna?”.
Inilah praktik spiritual mendalam. Di depan kematian seseorang hanya melihat cahaya cinta yang menawan. Sebagai akibatnya, perjalanan jiwa kemudian akan penuh dengan kedamaian.
-Gede Prama, Menemukan Tirtha di Dalam Diri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar