Satu hal yang tidak bisa kita lewatkan adalah kisah Bambang Ekalaya yang begitu bersemangat untuk belajar seni memanah. Ia berasal dari kasta rendah sehingga Guru Dorna menolak untuk menjadikannya murid. Penolakan Guru Dorna tidak menyurutkan tekadnya untuk belajar memanah dan menjadi pemanah nomor wahid. Dia membuat patung Guru Dorna dan dengan sembunyi-sembunyi dari balik pohon dia memperhatikan Guru Dorna yang mengajari Pandawa dan Kurawa. Dia mempraktekkan teknik memanah dan dengan tekun berlatih sendiri hingga memiliki kemampuan yang setara atau bahkan mungkin lebih tinggi dari Arjuna.
Suatu ketika pada saat sedang berlatih, Ekalaya mendengar anjing mengggonggong, tanpa melihat Ekalaya melepaskan anak panah dan tepat mengenai mulut anjing tersebut. Saat Pandawa menemukan anjing tersebut mereka bertanya-tanya siapa gerangan yang mampu melakukannya selain Arjuna.
Hal penting bagi kita adalah untuk hidup dengan semangat dan menaruh hati dan jiwa kita untuk apa yang kita inginkan. Jika kita melakukan itu, apa pun yang kita inginkan akan datang kepada kita.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yoga-Kundalini Upanishad Bab III
1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...
-
KATA PENGANTAR Ini adalah buku kedua dari seri buku “Kundalini” yang saya tulis. Buku ini dimaksudkan sebagai buku petunjuk bagi orang-orang...
-
KATA PENGANTAR Petunjuk latihan ini dibuat dengan tujuan memberikan kesempatan pada orang-orang yang berminat untuk menguasai bioenergi (qi/...
-
Penghuni neraka lebih berbahagia di neraka daripada mereka di dunia ini kerena didalam neraka mereka sadar pada Tuhan. Sedangkan di dunia in...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar