Kamis, 15 Desember 2016

PERASAAN

Kita semua ingin merasa nyaman. Kita ingin merasa rileks, aman, kuat dan berharga. Kita ingin merasa kreatif dan memiliki control, menarik dan dicintai. Apabila kita dapat menjamin bahwa kita bisa merasakan hal-hal diatas, kita hamper dipastikan merasa bahagia.

Ini adalah perasaan yang kita inginkan, tapi kita sadar bahwa apa yang ingin kita rasakan dan apa yang kita rasakan tidak selalu sama.

Perasaan adalah hal yang aneh. Tiap orang memiliki perasaan dan kita hidup denagn perasaan sepanjang hari, setiap hari. Akan tetapi, perasaan bisa memiliki keinginan sendri yang tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Kita semua pernah merasakan gelisah walaupun kita tahu kita tidak perlu merasa demikian. Kita semua juga pernah terlibat dalam perdebatan sengit dengan diri kita sendiri, larut dalam konfrontasi yang sesungguhnya tidak pernah terjadi. Dan, kita semua juga pernah merasa terbakar oleh rasa malu walaupun tidak ada orang lain yang tahu.

Kita hanya memiliki sedikit control atas perasaan kita, tapi seringkali perasaan kita yang memegang kendali. Sayangnya, pengaruh terbesar kita atas perasaan-perasaan kita seringkali membuat perasaan-perasaan itu menjadi lebih buruk. Lebih mudah untuk menggali kenangan buruk atau membuat fantasi tentang kemarahan. Kita akan berkutat dalam perasaan ini dan merasa sangat menderita karenanya. Dilain pihak, kalau kita memutuskan untuk merasa bahagia kita dapat menghitung keberuntungan yang telah didapatkan, memikirkan masa-masa kita mendapatkan kebahagiaan dan membuat daftar hal-hal yang telah dicapai. Tetapi kadangkala hal ini dirasakan bagaikan membohongi diri sendiri. Merasa positif adalah cara yang bagus untuk menjalani hari-hari kita dan tentu saja lebih baik dibandingkan tenggelam dalam kesedihan,tapi kemampuan kita untuk membuat diri sendiri merasa lebih baik tidak lebih baik disbanding kemampuan untuk membuat diri kita merasa lebih buruk.

‘Don’t worry be happy’ adalah nasehat yang paling sering diberikan, paling jarang diikuti dan mungkin paling tidak berguna di dunia. Mencoba untuk mengatur perasaan kita bisa membuat kita merasa merasa sangat frustasi. Adakalanya kita mengetahui suatu fakta dan memiliki perasaan yang berbeda tentang fakta tersebut.. ini terjadi karena emosi kita berbenturan dengan logika kita. Semakin rendah self esteem, yaitu rasa bahagia mengenai diri sendiri dan semakin rendah rasa percaya diri, semakin mudah perasaan-perasaan negative menenggelamkan akalsehat kita. Hidup akan menjadi semakin mudah apabila perasaan positif dapat mengemuka semudah perasaan negative.

Untuk hidup dengan cerdas kita perlu memikirkan diri sendiri dengan cara yang sedikit berbeda. Kita perlu menengok diri sendiri sebagai individual, tapi dengan keberadaan yang sesuai dengan konteks orang-orang disekeliling kita.
Kita tidak dan tak akan pernah bisa sepenuhnya independen dari orang lain.
Kita akan selalu peduli terhadap anggapan orang lain tentang diri kita.
Kita hanya dapat mengetahui diri sendiri melalui hubungan kita dengan sesame.
Pengaturan hubungan kita dengan orang lain adalah satu-satunya cara yag dapat diandalkan untuk memperbaiki perasaan kita.

-- An Intelligent Life, Julian Short





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...