Senin, 05 Desember 2016

KARNA, BUAH MANIS YANG MENJADI BUSUK

Karna adalah seorang pahlawan hitam. Dia adalah buah manis yang menjadi busuk. Dia adalah seorang manusia yang begitu indah tetapi diinvestasikan dalam keburukan. Kepahitan membawanya ke dalam kisah hidup bencana. Dia adalah seorang pria fenomenal yang memiliki integritas dan kemurahan hati tapi semunya sirna. Dia meninggal dalam pertempuran dengan cara yang buruk.

Dia marah karena dia tidak tahu asal usulnya, dia tidak tahu orang tua yang sesungguhnya. Tetapi orang-orang yang merawatnya, begitu mencintainya, memperlakukannya dengan kasih sayang. Orang tua angkatnya menyayanginya seperti anak sendiri.

Kompetisi hidup dan kehendak nasib membawanya menjadi seorang raja. Faktanya, “anak” seorang kusir ini menjadi raja, dia seharusnya benar-benar bahagia. Seorang anak yang ditemukan hanyut di air tumbuh menjadi seorang raja. Apakah bukan hal yang indah? Tapi tidak, dia tidak pernah menghilangkan kebenciannya. Dia selalu sengsara karena dia tidak bisa berdamai dengan cap nya sebagai putra kusir. Sepanjang hidupnya ia mengeluh tentang hal ini. Sepanjang waktu, ia pelihara kepahitan dalam dirinya hanya karena dianggap memiliki kasta rendah.

Kepahitan ini membuat manusia yang indah menjadi karakter jahat dan jelek dalam Mahabharata. Dia adalah seorang manusia yang besar dan menunjukkan kebesarannya dalam situasi yang berbeda, tetapi karena kepahitan ini, dalam banyak hal melakukan kesalahan.

Karena rasa terimakasihnya kepada Duryodhana, ia harus membenci Pandawa meskipun tidak ada kebencian di dalam hatinya. Dengan kebencian, ia berusaha membuktikan kesetiaannya dan bersyukur atas apa yang telah dilakukan Duryodana baginya.

Karna menemui ajalnya dengan panah Arjuna. Keberadaannya tidak membuat penilaian tentang yang baik atau buruk. Hanya situasi sosial yang mencoba untuk menilai orang baik dan buruk. Hanya manusia individu yang mencoba untuk menilai kita dengan baik dan buruk. Keberadaan tidak pernah menghakimi karena tidak ditulis bahwa satu hal baik dan beberapa hal lain yang buruk. Hanya saja jika kita melakukan hal yang benar, hasil yang tepat terjadi pada kita. Jika kita tidak melakukan hal yang benar, hal yang benar tidak terjadi pada kita. Ini sangat adil…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...