Berikut ini adalah daftar Penjahat Perang dari Mahabharata :
1. Aswathama. Hukuman terbesar baginya adalah berkeliaran di bumi sampai akhir dengan penyakit dan tidak ada yang membantu. Kejahatannya adalah membunuh orang dalam tidur dan mencoba untuk membunuh bayi yang masih di kandungan ibunya.
2. Raja Drestarastra dan Ratu Gandhari. Keduanya sangat bijaksana, cerdas dan dalam posisi terbaik untuk menghentikan perang. Tapi kecintaan mereka terhadap anak menjadikannya gagal menjalankan peran sebagai raja dan ratu. Mereka gagal untuk mengambil langkah-langkah korektif untuk memastikan keadilan. Mereka gagal menghentikan Sangkuni yang terus mencuci otak anak-anak mereka. Sebagai hukuman mereka mendengarkan peristiwa menyakitkan dan tak berdaya berbuat sesuatu. Anak-anak mereka, kerabat dan lainnya yang dicintai satu persatu sekarat di medan pertempuran setiap hari.
3. Bhisma. Banyak orang yang merasa takkjub atas kepribadiannya, ia memiliki karakter luar biasa dalam Mahabharata. Tapi dia adalah orang kedua yang seharusnya bisa melakukan keadilan. Bahkan tidak ada orang yang bisa benar-benar menantang otoritasnya. Tapi dia menempatkan sumpahnya sebagai prioritas lebih tinggi dibanding keadilan. Sebagai hukuman dia beberapa hari terakhir di kurushetra tidur di tempat tidur anak panah menyakitkan dan mendengar kehancuran keluarga sendiri, orang yang dicintai meninggal satu persatu.
4. Duryodhana. Dialah yang paling terkenal sebagai penjahat. Dia tidak seburuk sebagaimana digambarkan. Ia percaya jalan spiritual. Dia prajurit yang berani. Dia orang paling baik untuk mereka yang menurutnya sebagai teman yang murni (seperti Karna, Sangkuni, saudara-saudaranya dll). Dia hanya mendengarkan mereka. Kejahatannya adalah dia tidak bisa mentolerir setiap hal yang baik tentang saudara mereka (Pandawa) bahkan ketika mereka tinggal jauh. Kebencian ini membawanya ke konspirasi rumah lak yang mudah terbakar dan rekayasa permainan dadu. Dia dihukum menyaksikan kehancuran anak-anak, saudara dan teman tercinta. Pada hari ke-18 dia ditinggalkan dengan kedua paha patah sendirian di malam hari di medan kurushetra tanpa ada yang membantu.
5. Sangkuni. Kasih sayangnya terhadap adiknya (Gandhari) sampai melegenda. Dia meninggalkan segalanya dan pergi ke Hastinapura untuk memastikan Gandhari tetap berkuasa dan anaknya mewarisi kekuasaan. Tujuan yang mulai namun dengan cara yang salah. Dia tidak hanya meracuni pemikiran Kurawa tetapi juga memandunya untuk melaksanakan segala kelicikan.
6. Karna. Putra tertua Pandawa yang sesungguhnya. Dia dikatakan paling baik atau orang yang paling mulia dan dipuji bahkan oleh Krishna sendiri. Tapi dia tetap setia kepada temannya dan meninggal dalam medan pertempuran. Nasib sangat kejam padanya dan ia dieksploitasi sepanjang hidupnya. Kesalahannya adalah dia lupa apa yang benar atau salah ketika itu berhubungan dengan temannya (Duryodhana). Dia bahkan gagal untuk menilai apa yang baik atau tepat untuk kebaikan temannya. Dalam persahabatan sejati tidak boleh ada rasa utang. Di depan Krishna ia pernah menyatakan bahwa Korawa tidak akan bertahan hidup, mereka akan mati dan Pandawa akan menjadi pemenang karena Krishna melindunginya. Tetapi saat kembali ke Duryodhana, dia memberikan harapan kepadanya bahwa ia dapat menjadi pemenang untuk melindungi citranya di depan teman tercinta. Dengan harapan dari Karna, maka Duryodana benar-benar mengabaikan nasihat dari Bhisma, Drona, Widura dan juga orang tuanya.
7. Dursashana. Hidupnya didedikasikan untuk untuk saudaranya (Duryudana). Dia tidak akan melihat apa yang benar dan apa yang salah. Dia hanya mematuhi perintah saudaranya tidak peduli apapun.
8. Dorna. Seorang guru yang seharusnya membimbing tetapi dia bersikap layaknya seorang budak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar