Sabtu, 16 Maret 2019

YANG AKAN MEMBUNUHKU ADALAH RAHMAT YANG TAK TERBANDINGKAN

Gagasan begitu mengesankan dan sangat aneh, bagaimana orang-orang yang telah menghafal Al-Qur’an tidak sanggup memasuki wilayah mistik. Sebagaimana dikatakan Al-Qur’an, Janganlah menaati para pembuat janji biasa (QS. 68 : 10). Pemfitnah adalah orang yang dengan tepat mengatakan, “Jangan mendengarkan apapun yang dikatakan si Anu dan si Anu,” karena bagimu, dia adalah sahabat yang patut dibenci, pemfitnah, bergabung dengan pemfitnah yang melarang hal-hal baik (QS. 68 : 11 – 12).

Al Qur’an sungguh memiliki bagian yang sangat mengagumkan. Dai berusaha mengatakan terus terang pada telinga musuh apa-apa yang dia mengerti tetapi tidak dipahami atau tidak memperoleh kesenangan darinya. Apabila dilakukan sebaliknya, justru akan merenggut dia keluar, karena Tuhan telah menutup rapat (hati dan pendengaran mereka) (QS. 2 : 7 ). Betapa mengagumkan rahmat yang telah Dia tetapkan, menutup mereka yang mendengar tanpa memahami dan yang mempertimbangkan tanpa memahami Tuhan Maha Mulia, kutukan-Nya Maha Mulia, dan “penguncian-Nya” juga Maha Mulia. Penguncian-Nya bukan merupakan “keterbukaan-Nya”, Ke-Maha-Muliaan yang melampaui batas penjelasan.

Apabila aku terpecah ke alam dua bagian, maka itu berhubungan dengan rahmat yang tidak terbatas dan kehendak atas pembukaan-Nya serta ketidaksanggupan untuk memenuhi syarat pembukaan-Nya. Jangan menuduhku sakit atau sekarat! Penyifatan seperti itu memang buta. Yang akan membunuhku adalah rahmat yang tidak terbandingkan. Mata pisau yang mendekatiku adalah untuk mengelakkan mata dari “yang lain” hingga mata yang asing, bertanda buruk, dan tidak murni, tak akan mampu memahami sang pembunuh.

Rumi, Yang Mengenal Dirinya Yang Mengenal Tuhannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...