Jumat, 12 Oktober 2018

SETENGAH KEBENARAN

Semuanya Berubah.
Pernyataan Heraclitus benar bahwa “Engkau tidak bisa melangkah di sungai yang sama dua kali. Sungai itu berubah, airnya mengalir, begitu juga kau juga berubah. Semua mengalami perubahan terus menerus. Tidak ada yang kekal, semuanya hanya sementara. Hanya beberapa saat dia ada kemudian pergi dan engkau tidak akan menemukannya lagi. Tidak ada jalan untuk menemukannya lagi, sekali dia pergi dia sudah pergi selamanya.

Tidak Ada yang Berubah.
Pernyataan itu juga benar adanya. Tidak ada yang berubah, semuanya selalu sama. Yang dikatakan Parmeneides benar adanya, “Tidak ada yang baru dibawah matahari, bagaimana bisa hal itu terjadi? Matahari itu sejak jaman dulu seperti itu, begitu juga dengan semua yang lainnya. Jika engkau bertanya kepada Parmeneides, dia akan berkata bahwa kau bisa melangkah di sungai apapun yang kau mau, namun kau akan selalu melangkah pada sungai yang sama. Apakah itu sungai Gangga ataupun sungai Thames tidak akan berbeda. Airnya tetap sama. Semuanya air H2O, dan apakah kau melangkah di sungai itu hari ini ataupun besok ataupun jutaan tahun lagi, tetaplah itu adalah sungai yang sama.

Bagaimana bisa kau berbeda, ketika kau masih anak-anak, kau mengingatnya. Ketika kau tumbuh menjadi muda kau juga mengingatnya. Ketika kau menjadi tua kau juga mengingatnya. Siapakah dia yang selalu mengingat? Pastilah ada elemen yang tidak pernah berubah pada dirimu, permanen, mutlak kekal. Masa anak-anak datang dan pergi, begitu juga masa muda datang dan pergi, begitu juga dengan masa tua, namun sesuatu yang abadi tetap sama.

Sekarang, biarkan kukatakan kepadamu : Heraclitus dan Parmeneides, keduanya adalah benar, faktanya, mereka berdua memang sama-sama benar. Jika Heraclitus benar, itu hanyalah setengah dari kebenaran, jika Parmeneides benar, itu juga hanyalah setengah dari kebenaran. Setengah kebenaran bukanlah kebenaran sejati. Mereka menyatakan setengah kebenaran. Roda itu berputar dan pusatnya tidak bergerak. Parmeneides berbicara tentang pusat, Heraclitus berbicara tentang rodanya, tetapi roda tidak bisa ada tanpa pusat. Apakah gunanya pusat tanpa roda? Jadi kedua hal yang kelihatan berlawanan itu hanya setengah kebenaran, mereka bukanlah berlawanaan tetapi saling melengkapi. Heraclitus dan Parmeneides bukanlah musuh melainkan adalah teman. Salah satu bisa ada ketika jika kebenaran yang lain yang melengkapi juga ada disana dan tidak sebaliknya.

-Osho, The Tantra Vision

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...