Minggu, 07 Agustus 2016

PENUNTUN

Seorang penuntun telah memasuki hidup ini diam-diam.
Pesannya terdengar hanya dalam sunyi.

Hiruplah anggurnya dan luluhkan dirimu, Jangan kau hinakan
kebesaran cintanya,

Sebab ia meringankan mereka yang menderita dalam sunyi sepi
suara.

Beningkan permukaan cermin dengan tiupan nafasmu, Pergilah
bersamanya, tanpa kata-kata.


Ia mengetahui seluruh amalanmu, Dia adalah seseorang yang
memperjalankan roda suara
dengan diam sunyi kata.

Setiap pikiran yang terkubur di hatimu, akan diperlihatkannya
padamu satu demi satu dengan diam.

Ubahlah setiap bentuk pikiranmu menjadi seekor burung,
Biarkan mereka terbang ke bagian bumi yang lain.

Yang satu burung hantu, satunya burung elang, satunya lagi
burung gagak.

Masing-masing berbeda satu sama lain. Namun dalam sunyi
mereka hakikatnya sama.

Agar bisa memandang Bulan yang tak terlihat mata telanjang.
Arahkan pandanganmu ke dalam batinmu, Lihatlah dirimu dalam diam.

Di dunia ini dan dunia berikutnya, jangan kau perbincangkan
ini dan itu.

Biarkan ia yang akan menunjukkan semuanya kepadamu gemerlap
satu dalam diam.

~Rumi~
























Kamis, 04 Agustus 2016

JANGAN BERPUTUS ASA DARI SANG KEKASIH

Jangan berputus asa jika Kekasih mengusirmu, sebab bila Ia mengusirmu hari ini berarti Ia akan menghampiri dan merangkulmu lagi esok hari

Jika Ia membanting pintu saat kau permisi di ambangnya, jangan pergi dulu, tunggulah sebentar,
engkau akan segera dapat berdiri disisi-Nya

Jika Ia memasang sekat pada lorong-lorong rumah, jangan kehilangan harapan, sebab Ia ingin menunjukkan padamu sebuah jalan rahasia yang tak seorang pun tahu

Tukang jagal memotong kepala seekor domba, untuk disembelih dan disantap dagingnya
Bukan untuk dibuang!

Ketika domba itu telah kehilangan semua nafas hidupnya, si tukang jagal meniupkan nafas hidupnya untuk si domba

Wahai, Hidup sebagai apakah yang dibawa oleh nafas Tuhan kepada-mu!

Namun keserupaan harus berhenti di sini, sebab kedermawanan Tuhan jauh lebih dari kedermawanan tukang jagal itu

Tiupan nafas Tuhan tidak pernah membawa pada kematian

Ia anugerahkan kekayaannya kepada Sulaiman, untuk disampaikan kepada seekor semut kecil

Ia berikan semua harta yang tersimpan di dua dunia kepada siapa pun yang meminta dari-Nya

Ia memberi dan akan selalu memberi, namun kemurahanNya tak menyentuh sebuah hati

Aku telah memperjalankan langkah ke semua tepian bumi, namun tak kutemukan seorang pun yang serupa dengannya

Siapa yang akan sesuai menjadi pasangan-Nya? Siapa yang akan mampu memegangi lilin kemuliaan-Nya?

Kesunyian! Ia telah memberi kita anggur untuk kita cicipi, tidak untuk kita perbincangkan bagaimana rasanya

Ia memberi untuk kita hirup
Ia memberi untuk kita cicipi
Ia memberi untuk kita nikmati

Saat kita terikat begini, Ia tambahkan belenggu lagi

Saat kita menderita, Ia tambahkan keluhan

Saat kita tersesat di dalam rumah kaca
Ia putarkan kita melingkar dan melingkar tak putus-putus.

Lalu ditambahkannya sebuah cermin lagi

Wajahku memucat karena marah – jangan tanya mengapa!

Airmataku mengalir seperti biji delima – jangan kau tanya mengapa!

Siapa yang mempedulikan apa yang terjadi dalam rumahku? Ada tetesan darah di ambang pintunya – jangan tanya kenapa!

~Rumi~

Yoga-Kundalini Upanishad Bab III

1. Melana-Mantra: Hrim, Bham, Sam, Pam, Pham, Sam, Ksham. Kelahiran teratai (Brahma) berkata: “O Shankara, (di antara) bulan baru (hari pert...